Chapter 8

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

Menangis ribuan kali tidak akan mengubah kenyataan, malam ini ia kembali berkali-kali disetubuhi oleh lelaki hidung belang. Kemalangan telah berpihak padanya, tidak memberikan kelonggaran. Entah sudah berapa kali tubuhnya menjadi pemuas napsu oleh mereka. Bahkan ia mengenali seseorang yang begitu sangat tidak diduga, yang mana membuat hatinya terluka.

Lelaki itu baru saja keluar dari kamar mandi sehabis membersihkan diri. Wanita itu menatap penuh kebancian. Ia sempat mengira bahwa lelaki itu akan menyelamatkannya, tidak tahunya malah ikut berpesta ria.

“Jangan menatapku seperti itu?” kata lelaki bertubuh atltetis, ia masih mengenakan handuk kimono dan mengelap rambut dengan handuk kecil.

“Kenapa melakukan ini padaku?”

“Aku tidak tahu jika ternyata tubuhmu begitu sempurna, andai aku tahu mungkin sudah lama aku melakukannya.” Lelaki itu mendekat lantas mengecup pipi sang wanita dengan mesra yang merasa risih lebih tepatnya jijik.

“Biadab!” Hanya itu yang dikatakan sang wanita yang lantas dibalas dengan seringai.

“Kau istirahatlah, karena ada hari esok yang akan menanti.”

~~~~

Sama sekali tidak ada perkembangan, Juno sudah memutar otak, tetapi tidak kunjung menemukan titik temu. Ia sudah akan menyerah, meski Taegyu berulang kali mengatakan agar bersabar. Seharusnya malam ini mereka bertemu, kini tidak lagi di rumah Youngeun. Memang ada keanehan, rumah itu berantakan di saat sang pemilik tidak ada. Jadi, Taegyu mengubah tempat untuk melanjutkan penyelidikan.

Saat hendak keluar mobil, Juno melihat dashcam. Ia iseng mengambil memori di dalamnya, lalu mulai memasuki apartemen yang rencana akan ditempati setelah menikah.

Tak lama setelah dirinya masuk, ada yang memencet bell apartemen. Taegyu berdiri di depan pintu sembari menunggu dibukakan.

“Aku ingin mengatakan hal yang sangat rahasia.” Taegyu tampak serius, ini bisa saja membahayakan mereka berdua jika sampai bocor keluar.

Taegyu sudah akan menyinggung awal mula ia menyelediki kasus yang saling berkesinambungan ini. Di mana ia mendapati kasus pembunuhan, tetapi korban sama sekali tidak memiliki identitas.

“Apa ada yang seperti itu?” tanya Juno.

“Itulah, aku semakin terobsesi menyelidikinya, mereka semua berhubungan dengan penjara.”

“Taegyu, aku benar-benar pusing,” Membingungkan sekali, sejak awal mereka dipermainkan oleh teka-teki sialan. Sudah sekian lama, tetapi dalang belum juga ditemukan. Taegyu belum bisa menyelesaikan kasus yang ada, dan sekarang malah menambah kasus lain lagi. Ini semacam mereka berada di labirin tanpa ujung yang terus berputar-putar. Ibarat benang, kasus ini layak dikatakan benang kusut, mustahil menyelesaikannya.

“Kau tahu aku hanya ingin mencari Youngeun, tetapi aku tidak tahu di mana. Aku pikir, kau bisa membantuku, hanya sepertinya kau malah menambah bebanku. Mari, kita sudahi segalanya!”

“Kau akan menyerah begitu saja, Juno?”

“Aku sudah mencari ke mana pun, tempat mana yang tidak aku kunjungi? Selama setengah tahun ini, aku sudah mengunjungi tempat-tempat prostitusi, tetapi Youngeun tidak ada.” Juno memberikan ponsel milik Youngeun dan juga memori dalam dashcamnya, ia tidak yakin apakah akan membantu Taegyu dalam pencarian lelaki itu.

Taegyu mengangguk, ia tidak bisa memaksa Juno lagi untuk melanjutkan hal yang tidak menemukan ujung. Mungkin ia juga harus menyerah, dan melanjutkan pekerjaannya tanpa perlu lagi bertanya siapa dalang atau siapa orang dibalik badan intelijen negara.

“Juno, kau tahu kode folder aman di ponsel kekasihmu ini?” tanya Taegyu yang dijawab dengan gelengan.

Taegyu memiliki perangkat yang bisa meretas pola ponsel, itu adalah hal mudah dan benar saja tidak butuh waktu lama, ia sudah bisa membukanya. “Apa ini?” tanya Taegyu tidak percaya yang seketika membuat Juno berlari menghampirinya.

Youngeun berfoto dengan sangat mesra bersama seorang pria yang sama sekali tidak dikenal oleh Juno. Gambar itu memang diambil sebelum mereka saling kenal, tetapi kenapa Youngeun masih menyimpannya? Hati Juno sudah mulai tidak tenang, seiring melihat gambar demi gambar. Mereka dikejutkan dengan Youngeun sedang memakan hidangan megah, bukan hidangan yang membuat Juno dan Taegyu membelalak, tetapi lantaran pakaian yang dikenakan. Di dalam foto Youngeun memakai baju tahanan, sedang tersenyum puas yang menunjukkan ketidaksabarannya untuk manyantab makanan di depannya.

Taegyu memandang Juno, lelaki ini pasti sangat sedih sekarang. Akhirnya Taegyu hendak mematikan ponsel, tetapi dilarang. Ia masih ingin melihat-lihat gambar lain, dan menemukan sebuah gambar yang berlatarkan panti asuhan. Youngeun datang bersama lelaki itu, lagi-lagi ini diambil sebelum Juno mengenal wanita itu, yang artinya gambar diambil sekitar empat atau lima tahun lalu.

“Siapa sebenarnya Youngeun?” tanya Juno merasa tidak percaya.

Youngeun tidak memiliki catatan hitam, ia yakin akan hal itu. Namun, kenapa dalam foto, pernah mengenakan baju tahanan? Tolong, ini benar-benar permainan yang sangat gila. Siapa pun, adakah yang bisa jelaskan bagaimana kejadian sebenarnya? Kecurigaan tak mendasar Taegyu, kembali berputar di otak Juno.

Youngeun luar biasa, akting yang diperankan oleh wanita itu tanpa cela, semuanya sempurna. Memang di dalam folder aman itu tidak banyak menyimpan gambar Youngeun, paling banyak adalah sudut-sudut dan jeruji-jeruji penjara. Bahkan ada beberapa yang sedang melakukan pelayanan turut dipotret. Pertanyaan yang begitu menggangu, bagaimana bisa seorang tahanan memiliki ponsel?

“Kirim aku ke rumah sakit jiwa.” Juno tertawa, lebih tepatnya dibuat frustrasi sekali oleh beberapa kondisi ini.

~~~~

“Dia sudah menghilang?” Saebyeol kembali merasa ditipu. “Jadi, kali ini benar dia? Temukan dia secepatnya, aku sudah tidak sabar menggorok kepalanya di hadapan Jinhee.”

“Baik, Tuan!” Lelaki itu membungkuk sebelum keluar, ia lantas mencari tahu keberadaan orang yang bertahun-tahun ini dicarinya. Ia memerintahkan, untuk tidak lagi membobol sistem negara, melainkan pemilik salah satu rumah yang tidak begitu megah.

“Apa kali ini akan benar, Tuan?” tanya lelaki di depan computer yang sedang menampilkan data orang yang sama.

Lelaki yang memiliki nama Kang Jung Seok itu mendengkus kesal, ia menjambak rambutnya sendiri. Sudah banyak yang mati terbunuh karena ternyata mereka hanyalah menjadi tameng dari orang yang dicari. Hebat sekali, identitas banyak orang yang telah tewas ini hanya memiliki satu identias. Namun, kematian mereka tidak pernah dapat dilaporkan karena sidik jari berbeda dengan pemilik asli.

“Seharusnya sekarang ada pada Yakuza,” kata sang hacker.

Jungseok memegang kepala, sungguh rasanya akan meledak sekarang juga. Ia akan dibunuh oleh atasannya jika kali ini salah lagi.

~~~~

Juno mengemudikan mobilnya menuju panti asuhan, ia akan memaksa pada ibu panti untuk menceritakan siapa Youngeun. Sesampai di sana, Soyoung langsung gugup melihat Juno yang baru saja keluar mobil.

Cepat sekali langkah itu, seolah menunjukkan ketidaksabaran. “Tuan Juno!” sapa Soyoung.”

“Ibu Jang, aku harap Anda akan jujur pada saya.” Soyoung menelan ludah dengan susah payah. “Siapa lelaki ini? Dan apa hubungannya dengan Youngeun?”

Wanita itu terkejut yang juga membelalakkan mata, tubuhnya bergetar lantaran gugup. “Dia … dia, kekasih Nona Youngeun.”

“Apa?” Juno memejamkan mata dan menggenggam erat tangannya.

“Nona Youngeun akan menceritakannya sendiri, untuk saat ini Anda hanya harus berdiam diri.”

“Di mana Youngeun sekarang?” tuntut Juno.

“Saya tidak tahu.”

Entah seperti apa hati Juno, yang jelas sekarang sedang tidak berbentuk. Ponselnya berdering, ia mendapat panggilan dari nomor yang tidak dikenal. Sempat menelengkan kepala sebelum akhirnya mengangkat panggilan tersebut.

“Juno! Cepatlah datang!” kata lelaki di seberang telepon.

“Taegyu! Apa yang terjadi? Nomor siapa yang kau gunakan ini?”

“Itu tidak penting, sekarang juga cepatlah datang ke tempat biasa, aku akan memberitahu sesuatu mengenai calon istrimu.”

Bergegas Juno pergi, ia mengemudikan mobil dengan kecepatan di atas rata-rata. Sesekali ia akan keluar masuk jalur untuk mendahului pengemudi lain.

~Tbc~

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro

#htmlyrae