32* There is a Spy in The Academy

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

A/N: Sorry for late update. Akhirnya aku dpt ilham melanjutkannya :v

"Natural Converse? Kekuatan apa itu?"

"Itu adalah kemampuan yang membuat kita bisa berbicara dengan alam sekitar bahkan mampu membuat alam berpihak pada kita."

Tuan Alkaran menatap Amaras. Tidak pernah ada peri FA yang punya kekuatan itu sebelumnya. Bahkan saat Fairyda masih di atas, belum pindah ke dunia duplikat, pengguna kekuatan itu belum ditemukan. Blessing Statue tidak bisa memberikan kekuatan yang mereka butuhkan. Cara kerjanya tidak seperti mesin minuman di Bumi, tinggal masukkan koin dan pilih.

"Mau apa mereka dengan kekuatan itu?"

Promy menggeleng. Saat dia ingin mendengar lebih jauh, waktunya sempit. Araganal berkeliaran membuatnya tak punya pilihan selain mundur dan sembunyi.

Alasan mereka menyerang peri-peri berkekuatan pasif karena Natural Converse merupakan kekuatan tidak berwujud. Dia hanya mendengar sampai sana.

"Jangan menyalahkan dirimu, Promy. Kau membawa informasi yang berharga." Tuan Alkaran tersenyum hangat, peka terhadap perusahaan gestur wajah gadis itu.

Hayno mengusap bahu Promy, ikut menyemangati. "Kau sudah melakukan yang terbaik. Aku kagum dengan nyalimu. Sekaranggimana kalau kau temui Holy? Dia amat mencemaskanmu. Akan kuantar."

Promy mengangguk pelan. Mereka berdua meninggalkan ruangan Tuan Alkaran.

Amaras mengusap wajah. "Paling tidak kabar baiknya skor kita 1:1. Pengguna kekuatan itu masih belum ad. Sepertinya Araganal sangat membutuhkan Natural Converse supaya tujuannya terpenuhi. Sama seperti aku yang sangat memerlukan kekuatan Verdandi dulu."

Mereka menatapku yang banjir keringat.

"Omong-omong Dandi, kenapa dari tadi kau tampak gelisah dan terus berkeringat?" Parnox memicing curiga. "Kau jadi agak pendiam padahal biasanya kayak beo."

"MANA ADA! PERASAANMU SAJA KALI!"

Mereka tersentak mendengarku menjawab Parnox dengan super semangat. Mereka juga bingung melihatku tertawa garing. "O-oh iya, aku ingat aku mau mengecek keadaan Rissa. Semuanya, aku pergi dulu!"

Ya ampun, cobaan apalagi lagi?

Lututku gemetaran begitu keluar dari sana. Aku mengacak-acak rambut. Sial, sial, sial! Kenapa harus aku lagi yang diincar di musim kedua ini? Apakah tidak cukup di musim satu? Ada banyak peri, tambahan para newbie. Bukan hanya aku. Tapi kenapa menargetkanku? Aku datang ke sini bukan untuk diburon kembali. Hanya untuk bersekolah di FA bersama teman-temanku.

Seharusnya aku tidak pernah mendapatkan dua kekuatan yang penting. Itu hanya bisa berkomunikasi dengan alam dan hutan, untuk apa mereka menginginkannya? Tidak keren sama sekali. Bukankah lebih bagus kemampuan Sebille karena bisa mencoba segala jenis kekuatan peri di FA.

Aku menampar bibirku sendiri. Hus! Bicara apa aku ini? Sebille itu temanku. Aku tidak boleh sampai membahayakannya.

[Ada apa, Dandi? Jantungmu berdegup di luar batas normal. Kau ditembak cowok?]

"KUNI! Kebetulan sekali! Ayo kita pulang ke Bumi! Ke dunia kita! Aku tidak mau di sini."

Ini tidak lagi menyenangkan. Menyebalkan malah. Aku tidak mau dikejar-kejar lagi seperti dulu. Dipikir seru apa jadi incaran. Jika para heroine manhwa berpikir diincar itu seru karena ada banyak haremnya yang akan melindunginya, maka itu salah.

Apa yang lebih menyedihkan daripada ditargetkan? Yaitu menjadi beban orang lain. Apalagi orang yang kita sayangi.

[Tidak bisa, Dandi. Masih ada lima hari lagi sebelum waktu efek Buku Judrah. habis. Memangnya kenapa sih? Bukannya kau sangat ingin kembali ke Asfalis? Kenapa sekarang ingin cepat-cepat pulang? Lagipula penelitianku belum selesai di sini!]

"Situasinya berubah! Araganal sialan itu ternyata menginginkan kekuatan keduaku."

[Lantas kenapa? Aku sudah melatihmu menjadi petarung yang kuat. Aku tidak yakin kau ketakutan sampai ingin pulang hanya karena musuhmu mengincarmu.]

Aku menghela napas panjang. Nyala Angel Ring di atas kepalaku meredup. Aku tidak ingin membuat teman-temanku dalam bahaya lagi demi melindungiku. Bahkan mereka sudah menyerang FA secara sporadis hanya untuk menemukanku. Mereka akan berhenti ketika tahu pemilik Natural Converse tidak pernah ada.

[Baiklah! Sepertinya kau terlibat masalah pelik dan membutuhkan temanmu yang genius ini. Aku akan menyelesaikan misiku.]

"Apa maksudmu?"

[Aku akan menyusulmu secepatnya.]

☁☁☁

Saat aku ingin menyaksikan kegagahan perisai raksasa yang menutupi akademi seperti kubah, aku melihat Houri duduk murung di bangku taman. Asyik menatap bintang-bintang palsu di langit malam.

Aku mengusap tengkuk. Dia pasti sangat mengkhawatirkan Rissa. Tapi mau seberusaha apa Magara, Kala, Kahina, dan Rinvi menyembuhkan mereka, hanya Mista yang bisa membangunkan mereka. Jiwanya terperangkap entah di mana.

Itu membuatku bertanya-tanya. Kekuatan Mista hanya membuat kabut halusinasi. Kenapa bisa merenggut kesadaran? Mana jumlah korbannya banyak lagi. Apa dia tidak paham definisi batas dan capek?

Atau jangan-jangan dia melakukan kolaborasi kekuatan sama seperti yang dilakukan Kahina dan Vidi dulu? Bisa saja kan ada pengguna kekuatan mimpi.

"Haruskah kucek buku LOAP?"

Gerakanku berbarengan dengan Houri yang juga berdiri. Kami bersitatap. Dia tersenyum tipis, terbang ke dekatku. "Sejak kapan kau di sini, Verdandi?"

"Sedikit lama. Aku nggak mau ganggu."

Alisku bertemu. Houri menatap kanan, kiri, dan belakang seperti memeriksa tidak ada orang di sekitar sini kecuali kami. "Aku hanya mengatakan ini padamu karena kau Verdandi, teman baiknya Rissa."

"Ada apa, Ri? Kau membuatku takut."

"Aku curiga ada mata-mata di FA."

Mataku membulat. Ikut memperhatikan sekeliling. Sepi, tidak ada siapa-siapa. Aku menyeretnya ke sebuah pohon rindang. "Bisa jelaskan maksudnya?"

"Begini. Aku telah memikirkannya saat Liev diserang. Bagaimana mungkin Araganal tahu persis daftar peri berkekuatan pasif tanpa kesalahan sama sekali? Seolah ada yang memberitahu mereka siapa saja para pemilik kekuatan pasif. Jika tidak, mereka pasti akan membuat kesalahan dengan menangkap peri berkemampuan aktif."

Aku mengelus dagu. Itu dugaan yang masuk akal. Murid-murid FA hanya mengetahui kekuatan masing-masing karena mereka berteman, tahu lewat buku LOAP, atau punya kekuatan yang sejenis dengan kemampuan Liev: membaca pikiran.

"Jadi aku ingin memastikannya."

"Memastikan apanya?"

"Kudengar dari Sina buku LOAP tiba-tiba bisa berkomunikasi. Mungkin kita bisa dapat informasi jika benda itu tahu siapa sosok mencurigakan yang membawanya."

Mampus! Beritanya sudah tersebar!

Aku menggeleng cepat. "Itu ide buruk. Jika buku LOAP tahu ada mata-mata di sini, seharusnya dia memberitahu kita dari awal. Lagian ada banyak peri dan malaikat yang meminjamnya. Dia tidak mungkin bisa mengingat ratusan murid di FA!"

Mantap. Aku memang ahlinya mengarang jawaban yang masuk akal. Kalau akhirnya aku ketahuan penggunaan Natural Converse, peperangan akan pecah.

"Kau benar. Tapi aku akan tetap pergi ke perpustakaan untuk membacanya. Kau tahu, aku belum pernah menyentuh buku itu. Aku sedang mencari sebuah kekuatan yang bisa menyembuhkan Rissa dan peri lainnya yang tertidur oleh Mista."

"Oh? Kekuatan macam apa?" Sudah kuduga. Houri tidak tinggal diam melihat Rissa tidur tanpa prospek akan bangun.

"Kau tahu tentang kolaborasi kekuatan?"

Aku menelan ludah. Itu yang tengah kupikirkan sebelum Houri menyapaku.

"Nah, kukira Araganal juga bisa melakukannya. Mista melakukan kombinasi kekuatan dengan seseorang berkemampuan Dream Bringer. Kekuatan mimpi."

Sialan kau, Houri. Bagaimana bisa kita memikirkan hal sama? Aku menyeringai.

"Oke. Aku akan ikut denganmu."


Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro