Bab 6: Keluh

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

Itu seperti dia sehari-hari.

Mengambil tongkat panjang lantas bergegas memukul orang-orang yang tidak dia sukai, di depan mata banyak orang Agatha berdiri garang menghabisi preman yang tersisa. Membuat orang-orang memandang takjub, dia tidak butuh di kasihani, dia bisa menginjak-injak orang tanpa status tuan putri.

"Siapa kamu berani berfikir buruk tentangku?"

Adrian terkekeh, dia pergi mengabaikan tepuk tangan dari orang-orang yang takjub akan perlakuan Agatha. Di samping itu Noah menghampiri, laki-laki itu tersenyum cukup manis di mata Agatha. "Kerja bagus, tuan putri."

Di sampingnya, Zee memberikan senyum manis saat menariknya ke salah satu kursi. Edward dan Anthony membantu pemilik bar mengeluarkan gerombolan preman yang babak belur, sementara Noah menghampiri kedua gadis yang sedikit terluka. Laki-laki itu menyesap minuman tanpa rasa bersalah, lalu melemparkan senyum sedikit memuakkan di depan mata Agatha yang sedang naik pitam.

"Sinting, siapa sih yang mengajak pria tua itu ikut."

Kepalanya diisi oleh banyak sumpah serapah.

Dia tidak suka dihina dan diremehkan oleh orang yang tidak mengenalnya sama sekali, dia benci, teramat benci dan tersinggung luar biasa. Laki-laki tua itu mengingatkan dia kepada ibu tiri yang sering memerintah dan memandang dia sebelah mata.

Posisi yang tak pantas untuknya. Eh?

"Bajingan seperti itu seharusnya tidak ada di kapal, dia cuma akan membuat perundingan semakin keruh dan pas seenaknya sendiri. Kau kan kaptennya, kenapa tidak keluarkan saja dia dari anggota?" tuduh Agatha ke Noah, matanya memincing.

Laki-laki pirang di depannya mungkin akan koorperatif mengingat bibirnya yang manis, walau terlihat seperti penjilat.

"Adrian memang seperti itu," balasnya tenang, hampir seperti 'kau harus menerima nasib' tercetus dari bibirnya. "Lagipula dia pemilik kapal, dan tidak cukup kejam. Well, dia lebih manusiawi daripada pertemuanku dan dia pertama kali," katanya tenang. Dia memainkan jari-jari Zee yang sudah mulai menguap setelah mengobati luka Agatha.

"Aku akan memberikan akomodasi lain," kata Agatha. "Hanya dia perlu mengembalikan tampilan ku seperti semula, akomodasi dan makanan tidak perlu kalian pikirkan lagi selama ada aku." Dia menantang.

Noah terkekeh, "Dia pernah mengatakan hal yang sama sepertimu. Kalian mirip."

Sebagai seseorang yang saling membenci, itu seperti melempar jarum menjijikkan yang akan dengan senang hati dia hindari. Masalahnya, mata biru memukau Noah seperti mengatakan kebenarannya. Seperti benar-benar nyata dan bukan hanya opini.

Dia tidak tahu hal apa yang sama tentang dia dan bajingan itu. Tidak ada! Bahkan gender mereka berbeda dan jelas tidak ada kesamaan!

"Sejujurnya, aku rasa aku jauh lebih baik daripada dia."

"ya!"

Pemuda itu tertawa keras hingga nyaris akan terbatuk. "Dia pemimpin yang sangat buruk. Oleh karena itu dia mencoba menjadi semakin baik setelah menyadari kekurangannya, sementara kamu Agatha, kamu tidak tahu kesalahanmu dan berfikir kamu adalah orang yang paling benar di tempat ini. Kamu bahkan membenci orang yang berbeda pandangan, sebagai rakyatmu, aku merasa sangat malu memiliki calon pemimpin yang buta sepertimu."

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro