Kejutan

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

Rere turun dari mobil dengan lesu. Hasil lab yang baru saja dia terima ternyata ada bagian kurang begitu bagus. Setelah masuk ke dalam rumah, Rere kemudian bercerita pada suaminya bahwa tekanan darahnya sedikit lebih tinggi dari batas normal.

"Sayang, sudahlah jangan terlalu dipikirkan. Tekanan darahmu kan hanya tinggi sedikit saja. Setelah istirahat, nanti akan normal lagi." Bora mengacak rambut Rere dengan lembut.

"Aahh...tapi aku berasa kayak udah tua banget." Bibir Rere mengerucut.

"Re, emang hanya orang tua saja yang boleh punya tekanan darah tinggi." Tawa Bora membahana ke seantero rumah.

"Eh, aku ada ide. Aku akan buatkan kamu mie ongklok kesukaanmu ya. Pakai daun kucai biar tekanan darahnya turun. Mau?" Mata Rere bersinar mendengar tawaran Bora.

Rere tersenyum menatap Bora yang sibuk meng-ongklok mie, meracik kuah dan bumbu serta menyiapkan tempe kemul. Harum semerbak menyeruak.

"Ya ampun, sayang. Ini enak banget. Aku jadi kangen Wonosobo deh." Celoteh riang Rere terdengar. Rere menatap wajah suaminya yang keringatan setelah bekerja di dapur. Diraihnya tangan Bora lalu dia meletakkan tangan besar itu di perutnya.

"Bilang terima kasih pada Papa, Nak. Papa sudah susah payah memasakkan kita makanan lezat." Mata Bora terbelalak mendengar ucapan Rere.

"Sebenarnya pemeriksaan tadi bagus kecuali bagian tekanan darah tinggi. Aku positif hamil 8 minggu." Rere tersenyum manis sementara Bora sudah berteriak-teriak kegirangan sambil memutar badan Rere.

***

Kisah ini akan masuk ke dalam antologi food flash fiction Kamaksara.

Terima kasih atas dukungan teman-teman semua 😘😘😘

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro