Modus

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

"Wen, makan siang yuk." Aku menoleh dan menatap Mela.

"Aku titip makanan aja ya. Kerjaan ditunggu si Bos nih," jawabku dengan merana. Mela tertawa melihatku, kemudian dia pergi.

"Wen, sudah selesai laporannya?" Tiba-tiba muka si Bos muncul di atas kubikelku. Saking kagetnya nyaris saja mouse yang kupegang melayang.

"Em...ini Pak, saya baru mau kirim," sahutku sambil berharap si Bos cepat masuk ke ruangannya. Grogi banget kerja ditungguin dan diliatin gini.

"Sudah saya kirim ya, Pak. Silakan dicek," kataku sambil tersenyum.

"Hm, oke. Terima kasih ya." Si Bos balik kanan ke arah ruangannya.

"Eh Wen, kamu udah makan?" Nyaris copot jantungku. Ini si Bos kenapa malah nongol lagi? Kan nggak baik untuk kesehatan jantung wanita normal.

"Belum, Pak. Tapi saya sudah titip Mela. Bapak silakan kalau mau makan," jawabku sambil mengontrol jantung yang kerja rodi.

"Ya sudah. Ini, buat cemilan sambil nunggu makanan aja kalau gitu." Aku terpana menatap bungkusan yang diberikan si Bos.

"Cieee, yang dapat cemilan dari si Bos. Ow, choco croissant toh. Bos kamu enak ya Wen, ganteng dan baik." Nah ini, si Mala udah balik. Gosip deh dia.

"Kalau dia baik, nggak bakal dong kasih aku kerjaan dekat makan siang."

"Loh, itu kan modus. Biar bisa ngasih roti ini ke kamu. Uhuy yang muka merah dikasih croissant sama Bos ganteng." Mala terus ketawa sambil ngoceh.

"Apa yang ganteng?" Tiba-tiba si Bos nongol lagi. Apesnya, pas aku lagi minum air. Karena kaget tersemburlah itu air ke muka si Bos. Mati aku, batinku merana.

***

Kisah ini akan masuk ke dalam antologi food flash fiction Kamaksara.

Terima kasih atas dukungan teman-teman semua 😘😘😘

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro