Laki-laki Itu

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

Dila menatap laki-laki di hadapannya penuh kekaguman. Senyum pun tidak lepas dari bibirnya. Kelakuan itu tentu tidak luput dari perhatian Sandra, sahabat baiknya.

"Dil, biasa aja dong. Itu muka nyebelin banget," kata Sandra pelan sambil menyikut Dila. Yang disikut malah tambah cengar-cengir.

"Woi, sadar. Kenapa jadi tambah gila? Lo naksir laki-laki itu ya?" Pertanyaan Sandra sempat membuat Dila gelagapan.

"Meh, mana mungkin? Lo gila apa?" Sahut Dila sambil mengernyitkan dahi. Tapi tak urung tatapannya jatuh kembali ke arah laki-laki itu.

Dila tiba-tiba menjadi kaku, yang membuat Sandra kembali heran sama  kelakuan temannya ini. Apa si Dila kena sawan? Atau penyakit gila yang tidak disadari?

Laki-laki yang menjadi pusat perhatian Dila, perlahan mendekat. Sandra bisa merasakan tubuh Dila menjadi kaku.

"San, dia kesini. Haduh aku deg-degan, San. Ambilin tisu dong," pinta Dila dengan suara grogi.

"Lo aneh banget, Dil. Sumpah deh. Biasanya ngeliat cowok nggak pernah kaya gini." Sandra menatap Dila yang mengelap keringat dingin di dahinya. Yang diajak ngomong sekarang hanya meremas-remas tisu.

"Di...dia makin dekat, San. Kaki gue lemes San. Gue harus duduk."

"Lah, lo kan udah duduk."

"Oh iya, gue udah duduk. Aduuuhh dia makin deket. Gue harus ngomong apa?" Langkah laki-laki itu sudah dekat dengan mereka.

"Neng, ini pesanannya. Nasi goreng dua pedas pakai banget, nggak usah pakai karet karena makan di tempat," kata laki-laki itu sambil terus mengulum senyum.

"Dih, dia grogi karena laper. Dasar gila," celoteh Sandra sambil menggelengkan kepalanya.

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro