13 : Rasa Khawatir Yang Dikekang Gengsi

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

SELAMAT MEMBACA
FORTIDEN
13 : Rasa Khawatir Yang Dikekang Gengsi

Jika memang khawatir, kata. Jangan biarkan gengsi menghalang semuanya.
—:—:—:—

FOLLOW :
@kdk_pingetania
@aboutpinge
@arizona.vernanda
@aileen.adhitama

—:—:—:—

AKHIRNYA motor putih milik Arizona itu berhenti di depan kafe tempat Aileen bekerja dalam waktu yang sangat singkat. Tentunya setelah mengebut di jalanan.

Bukannya turun, Aileen masih memeluk pinggang Arizona kencang. Gadis itu tampaknya masih syok dengan kelajuan motor yang sangat kencang itu.

Arizona mendengus ketika Aileen masih memeluknya kencang. "Dasar modus," tuduh lelaki itu.

Mendengar hal itu membuat Aileen tersadar. Buru-buru gadis itu melepas pelukannya. "Eh, bukan gitu," kata Aileen.

"Apaan, dasar cewek, kerjaannya modus mulu," kata Arizona.

Aileen mendengus, "gue nggak modus ya! Lo sih ngebut banget naik motornya," ujar Aileen. "Nggak naik motor, nggak ngomong, ngegas mulu. Kebanyakan gas hati-hati meledak lo," ejek Aileen.

"Bacot!" umpat Arizona. "Udah turun cepetan," kata Arizona.

Buru-buru Aileen turun dari motor Arizona. Gadis itu meringis pelan karena sakit kakinya kembali muncul. "Aww."

Arizona menaikkan kaca helmnya dan menatap kaki Aileen. "Udah tau keseleo, malah mau nongkrong dimari," ujar Arizona.

"Ih, gue mau kerja tau!"

"Mau keliatan rajin?" tuduh Arizona.

Aileen mendengus, "nuduh terus daritadi! Gue butuh uang, makanya kerja. Udah ah gue mau masuk dulu," kata Aileen.

Gadis itu hendak masuk ke dalam, akan tetapi tangannya ditahan oleh Arizona. Aileen menatap Arizona bingung.

"Yakin lo mau masuk ke dalem?" tanya Arizona.

"Emang masuk ke dalem kafe harus pake keyakinan dulu ya?" tanya Aileen.

Arizona mendengus, "goblok," umpat Arizona.

"Ih, gue pinter ya! Makanya dapet beasiswa, lo tuh yang goblok, bisanya minta uang orangtua terus," ujar Aileen.

"Gue mah biasa hidup sederhana, nggak kayak lo kerjaannya nggak lebih dari hura-hura," balas Arizona.

Aileen mendengus, "terserah lo," kata Aileen malas. "Udah lepasin gue, gue mau kerja!" Gadis itu berusaha menarik tangannya dari cekalan Arizona.

Arizona mendengus, "kaki kayak gitu bisa ngapain? Pake otak dikit dong!"

"Lah lo ngapain ngegas? Orang gue juga yang mau kerja," ujar Aileen kesal.

Lelaki itu mendengus, "ya udah sana." Ia melepas cekalannya.

Aileen pun mendengus dan buru-buru masuk ke dalam. Baru saja gadis itu hendak mendorong pintu kafe, ada seseorang yang lebih dulu mendorongnya dan masuk ke dalam.

"Ih, lo ngapain ke sini?" tanya Aileen kesal saat melihat punggung Arizona masuk ke dalam kafe.

Arizona tak menjawab. Lelaki itu masuk dengan santai ke kafe tersebut dan duduk di atas meja di sana. Aileen pun buru-buru masuk dan menatap Arizona kesal.

"Ih, turun! Jangan duduk di meja," ujar Aileen.

"Terserah gue," kata Arizona tak peduli.

"Lo mending keluar, gue mau kerja!" kata Aileen.

"Ya gue mau minum, lo kerja-kerja aja," kata Arizona.

Aileen mendengus, "pergi sana!" Gadis itu berusaha mendorong tubuh Arizona, tetapi tidak bisa. "Arizona, lo ngeselin!"

"Bacot," umpat Arizona.

"Ih, dibilangin per—"

Tiba-tiba seorang barista datang dan menghampiri Aileen. "Eh, kamu kenapa lama sekali? Cepet sekarang waktu kamu buat bekerja," kata barista bernama Fay itu.

Aileen pun mengangguk, "maaf Kak," kata Aileen. Gadis itu buru-buru ke meja barista dengan terpincang-pincang. Aileen memakai apronnya dan segera melayani pembeli.

"Mbak! Ada tisu lagi? Di sini abis!" teriak salah satu pelanggan.

Dengan cepat Aileen berjalan ke meja tersebut dan memberikan pelanggan itu tisu. Gadis itu memutar-mutar pergelangan kakinya yang sakit karena dipaksa berjalan. Melihat hal itu membuat Arizona kesal. Lelaki itu berjalan mendekati Aileen. Ia menarik tangan gadis itu.

"Eh, lo mau bawa gue kemana?" tanya Aileen kesal.

"Dia izin hari ini! Nanti potong aja gaji nya!" teriak Arizona pada Fay.

"Eh, enak aja." Aileen tidak terima tapi tangannya ditarik dan dibawa keluar. Sampai di depan, gadis itu menghempaskan tangannya yang dicekal Arizona. "Lo apaan sih seenaknya kayak gini!"

"Lo liat kaki lo, lo mau nggak bisa jalan lagi?" tanya Arizona kesal.

"Ini bukan urusan lo! Gue bukan orang yang dengan gampangnya ninggalin pekerjaan. Lo enak apa-apa tinggal minta," ujar Aileen kesal.

"Nggak ke balik?" tanya Arizona.

"Terserah lo! Gue mau masuk, gue nggak mau gaji gue dipotong gara-gara lo." Gadis itu hendak masuk ke dalam akan tetapi Arizona menahan tangan gadis itu.

"Lo lebih cinta uang ya daripada kesehatan sendiri," ujar Arizona.

"Iya! Gue emang gila uang, puas lo?!" teriak Aileen.

"Terserah," kata Arizona. Lelaki itu naik ke atas motornya dan pergi dari sana.

Melihat motor Arizona menjauh dari pandangannya lalu menghilang membuat Aileen merasa sedikit bersalah karena telah meneriaki lelaki itu. Padahal Arizona berniat baik padanya. Aileen menggelengkan kepalanya berusaha tidak memikirkan hal itu. Gadis itu pun kembali masuk ke dalam kafe. Tapi tetap saja pikirannya masih terbayang-bayang oleh kejadian tadi.

TERIMA KASIH TELAH MEMBACA

—:—:—:—

Iya, tau ini pendek. Ntar aku usahain update lagi deh. Makasi ya udah setia baca sampai part ini!

Jangan lupa vomment!

#GrasindoStoryInc
03-01-2019

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro