41 : Kesel

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

SELAMAT MEMBACA
FORTIDEN
41 : Kesel

Apakah minta maaf sesusah itu? Bukannya hanya tinggal menyebutkan kata maaf dengan tulus ikhlas. Lalu selesai.
—:—:—:—

FOLLOW INSTAGRAM :
@kdk_pingetania
@aboutpinge
@arizona.vernanda
@aileen.adhitama

—:—:—:—

"LO mau sampai kapan nginep di rumah gue?" tanya Reghan sambil mengambil kotak obat yang ada di laci-laci nakasnya. Lelaki itu lalu duduk di ranjang, sebelah Arizona.

"Belum sempat nyari rumah," ujar Arizona santai.

Reghan membuka kotak obat, "apartemen kan ada bego, jangan kampungan," ujar Reghan.

"Mahal," ujar Arizona.

"Gue yang bayarin dah," ujar Reghan.

Arizona mendengus, "nggak butuh uang nyokap bokap lu," ujar Arizona.

"Risih gue tidur bareng lu mulu. Awas aja sampai nyokap bokap gue ngira gue homoan sama lu," kata Reghan sambil menuangkan alkohol ke kapas. "Siniin tangan lo bego," ujar Reghan.

"Gue bisa sendiri," ujar Arizona hendak menarik kapas yang Reghan pegang.

Dengan cepat Reghan menepis tangan Arizona, "gue aja sayang, biar romantis," ujar Reghan.

Arizona mendengus, "najis."

"Bayangin aja gue itu Aileen," ujar Reghan.

"Geli gue," ujar Arizona.

"Udah diem, mumpung temen lo lagi baik," ujar Reghan sambil membersihkan luka Arizona yang ada di tangan lelaki itu. "Penyakitan lo sumpah," ledek Reghan saat melihat banyak sekali luka di tubuh temannya. "Gimana sama Aileen?" tanya Reghan.

"Ya gitu," jawab Arizona.

"Lagian lo ngapain nyamar jadi kembaran lo? Bego bat elah. Nggak ngerti cara deketin cewek lu?" tanya Reghan yang sudah mendengar cerita temannya kemarin.

"Gue cuma pengen tau cewek yang disukain Tean aja," ujar Arizona.

"Alah, lu paling pengen bales dendam kan. Udah lah Ar, lo nggak usah bohong. Gue kenal elo, lo nggak kepoan orangnya," ujar Reghan. "Ngapain coba bales dendamnya ke si Aileen. Kenapa kagak ke Tean langsung?" tanya Reghan.

"Dia udah mati bego," ujar Arizona.

"Ya lu juga ikutan mati, nanti ketemu di neraka," ujar Reghan santai.

Arizona mendengus.

"Lagian lo nggak pernah cerita ke gue punya kembaran."

"Penting?"

Reghan mengusap kasar luka Arizona sehingga membuat lelaki itu meringis.

"Sakit bangsat!"

"Sori tangan gue keseleo," ujar Reghan sambil cengengesan. "Lo benci banget sama kembaran lo?" tanya Reghan.

Arizona terdiam.

"Ok, nggak usah bahas yang itu. Mending bahas Aileen, gimana?" tanya Reghan.

"Apanya?"

"Lo udah ketemu sama Aileen abis kejadian keciduk itu?" tanya Reghan.

"Kemarin, di sekolah," jawab Arizona.

"Terus gimana?" tanya Reghan.

"Gimana apanya?" tanya Arizona.

"Ya dia ngomong apa aja?" tanya Reghan.

"Dia nanya gue, gue punya sesuatu yang mau dimongin apa nggak," jawab Arizona.

"Dan elo?"

"Gue kenapa?" tanya Arizona.

"Arzon bolot," ujar Reghan kesal. "Lo ngomong apa ke dia?"

"Nggak ada."

"Lo nggak minta maaf?" tanya Reghan heboh.

"Nggak usah lebay."

"Lo bego bat sih. Itu Aileen udah baik nanyain lo, masa lo nggak ada inisiatif buat minta maaf ke dia? Astaga otak lo ditaruh dimana sih. Kesel gue liat lo lama-lama," ujar Reghan.

Arizona mendengus, "mana gue tau."

"Itu hal simple, masa lo nggak tau? Disaat lo salah ya minta maaf, apalagi ke cewek. Cewek itu butuh pembuktian kalau lo merasa bersalah, salah satunya ya dengan minta maaf," jelas Reghan.

"Ribet."

"Bukan ribet, lu nya aja ngeselin. Coba aja lo nggak pinter bela diri, udah gue gebukin dah lo sekarang," ujar Reghan.

"Yodah gebukin," ujar Arizona santai.

"Yang ada gue yang bonyok," kata lelaki itu. "Intinya lo harus secepatnya ketemu sama Aileen, minta maaf terus tembak dia," kata Reghan.

"Kata siapa gue mau nembak dia?" tanya Arizona.

"Terus lo mau biarin Aileen jadi milik orang lain?" Reghan balik bertanya.

"Nggak ada yang mau sama dia."

"Gue mau," kata Reghan.

Arizona mendengus, "sialan."

—:—:—:—

AILEEN menghempaskan badannya di kasur. Seharian ini ia sangat lelah dikarenakan gadis itu membantu penjaga perpustakaan untuk membersihkan perpustakaan. Hal ini gadis itu lakukan untuk menaikkan nilai sikapnya agar nilai raportnya tidak turun.

Tangan gadis itu meraba-raba sisi kasur sebelahnya untuk menemukan ponselnya yang bergetar. Aileen membuka pesan yang masuk ke ponselnya. Itu dari King.

King : gimana? Udah ngapain aja buat naikin nilai di raport?

Queen : udah bantuin bersih-bersih perpustakaan

Queen : capek banget

King : wkwk

King : abisan bolos sekolah

King : gimana sama si A?

Queen : saran kamu nggak ngebantu

Queen : dia nggak ngerasa bersalah

Queen : bahkan udah aku samperin tapi dia nggak minta maaf

King : mungkin dia belum siap

Queen : emangnya minta maaf perlu persiapan?

Queen : tinggal bilang maaf aja -_

King : wkwk, udah jangan marah-marah terus

King : mending kamu istirahat

Queen : kamu sih ngebahas A, kan aku jadi kesel

King : iya iya maaf

King : udah sana mandi dulu, abis itu tidur

Queen : kamu juga

Setelah itu Aileen menaruh ponselnya sembarangan dan menutup matanya. Memikirkan Arizona membuatnya kesal setengah mati. Bahkan tadi lelaki itu tidak masuk sekolah. Memang sih, ulangan akhir semester sudah selesai. Dan mana mungkin seorang Arizona sekolah, saat ada pemberitahuan masuk bebas.

Akan tetapi bukannya lelaki itu masih ada kepentingan dengan Aileen? Apakah Arizona sama sekali tidak memikirkan masalah beberapa hari lalu? Apakah lelaki itu benar-benar tidak bersalah?

Dan yang paling penting, apakah Aileen sudah terjatuh ke dalam permainan Arizona?

Jika iya, maka Aileen harus menyiapkan hatinya untuk terluka.

TERIMA KASIH TELAH MEMBACA

—:—:—:—

500 komen buat next!

#GrasindoStoryInc
16-03-2019

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro