40 : Ancaman Beasiswa

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

SELAMAT MEMBACA
FORTIDEN
40 : Ancaman Beasiswa

Apa yang harus diperbuat disaat kita merasa bersalah?
—:—:—:—

FOLLOW INSTAGRAM :
@kdk_pingetania
@aboutpinge
@arizona.vernanda
@aileen.adhitama

—:—:—:—

AKIBAT kemarin Aileen tidak masuk sekolah tanpa keterangan, hari ini, setelah gadis itu mengikuti ulangan akhir semester, gadis itu langsung dipanggil oleh guru BK.

"Permisi Bu," ujar Aileen sambil membuka sedikit pintu ruangan tersebut.

Salah seorang guru yang duduk di sebelah kanan mengangkan kepalanya dan membenarkan kacamatanya. Wanita itu sepertinya memastikan penglihatannya. "Aileen? Silahkan masuk," kata guru itu setelahnya.

Aileen menghembuskan napas berusaha menguatkan diri dengan sesuatu yang sebentar lagi akan dia dengar. Sungguh ia menyesali perbuatannya yang sangat teledor kemarin. Ia seharusnya masuk sekolah di hari yang penting, bukannya malah tidak hadirtanpa keterangan seperti itu, apalagi statusnya adalah seorang siswa beasiswa.

Untung, kemain teman chat online nya menyengamati gadis itu. Sehingga Aileen sadar bahwa hal yang sudah terjadi tidak seharusnya ia sesali. Seharusnya ia berusaha lebih baik untuk menata hidupnya di masa yang akan datang.

Kejadian di masa lalunya dengan Tean memang sangat salah. Akan tetapi bukan berarti Aileen harus menjadikan itu alasan untuk menjadi terpuruk. Sudah cukup Aileen menangisi kepergian Tean dalam satu malam. Dan kini Aileen harus kembali ke kehidupannya yang keras.

"Ada apa Bu?" tanya Aileen setelah duduk di hadapan Bu Kaina.

"Saya memanggil kamu ke sini mau menanyakan tentang ketidak hadiran kamu kemarin Aileen," ujar guru tersebut.

"Maaf Bu karena kemarin saya tidak ada kabar. Kemarin saya tidak enak badan sehingga tidak bisa mengikuti ulangan," jelas Aileen.

"Kamu sudah tahu kan kalau peraturan sekolah ini sangat ketat. Kami tidak akan memberikan ulangan susulan untuk siswa-siswi yang tanpa keterangan saat hari ulangan berlangsung," jelas Bu Kaina.

Aileen mengetahui ketentuan sekolah tersebut. Dan kini ia menjadi takut akan hal tersebut. "Tapi Bu, bisa beri saya kesempatan? Saya janji tidak akan mengulanginya lagi," ujar Aileen.

Bu Kaina menghembuskan napas pelan. "Bukannya saya tidak mau membantu, akan tetapi kamu sudah tahu kan kalau ini peraturan sekolah, jadi saya harus mengikutinya."

"Tapi Bu, Ibu tahu kan saya anak beasiswa." Aileen masih belum menyerah.

"Iya, tapi semua siswa-siswi memang harus menaati peraturan ini," jelas Bu Kaina. "Seharusnya kamu harus sadar betul akan posisi kamu sebagai murid beasiswa. Bukankah saya sudah katakan bahwa beasiswa bisa dicabut jika muridnya membuat ulah?"

Aileen menunduk. "Ya sudah Bu, saya permisi," ujar Aileen menyerah.

Sebenarnya ulangan akhir semester tidak mempengaruhi begitu banyak di raport siswa. Apalagi ini masih di semester satu. Karena di sekolah tersebut, nilai raport sudah direkap dari nilai keseharian, nilai tugas, nilai sikap dan lain-lain. Sehingga, jika seseorang tidak mengikuti dua atau tiga ulangan akhir semester, itu tidak akan terlalu berdampak buruk bagi nilai raport.

Akan tetapi beda halnya dengan Aileen, gadis itu adalah murid beasiswa, dimana murid beasiswa harus memastikan nilainya tidak turun dalam pelajaran apapun. Dan dengan fakta bahwa Aileen tidak mengikuti ulangan akhir semester, itu sudah pasti membuat nilai raport gadis itu turun. Sehingga kemungkinan beasiswanya akan dicabut sangatlah tinggi.

Aileen menyusuri koridor dengan pikiran yang melayang kemana-mana. Gadis itu menunduk dan menatap lantai yang ia langkahi. Tanpa sadar matanya melirik ke arah depan. Di sana ada sepasang kaki dengan langkah yang pelan. Aileen pun mendongak dan mendapati punggung laki-laki mengenakan hoodie yang sudah sangat tidak asing bagi Aileen.

Kaki milik Arizona itu terlihat sedikit pincang. Aileen bisa pastikan itu karena perkelahian lelaki itu dengan seseorang.

Setelah mencurhatkan semuanya dengan King kemarin, Aileen jadi sadar kalau dia harus mengetahui apa yang sebenarnya terjadi sampai-sampai Arizona sebenci itu dengan Tean. Ia seharusnya tidak langsung menghakimi Arizona. Seharusnya ia bertanya apa hal yang membuat Arizona seperti itu.

Aileen sadar bahwa membenci keluarga sendiri adalah hal yang sangat menyakitkan. Sekeras apapun Aileen mencoba, gadis itu tidak bisa membenci ibunya yang dengan tega menikah dengan orang lain di Bali saat ayahnya tertangkap. Atau membenci ayahnya yang menggunakan jalan pintas untuk menuju kekayaan.

"Ari," panggil Aileen sambil mempercepat langkahnya menuju Arizona.

Arizona terdiam dan membiarkan gadis itu menyusulnya.

"Lo dipanggil Bu Kina juga?" tanya Aileen berbasa-basi.

Arizona hanya menatap Aileen.

"Gue nanya," ujar Aileen.

"Udah nggak marah?" tanya Arizona. Lelaki itu tidak tahu harus mengatakan apa lagi selain itu.

Aileen terdiam. Sebenarnya ia masih marah dengan Arizona yang memainkan perasaannya seperti itu. Tapi Aileen juga tidak ingin membuat Arizona menjauh darinya. Ia takut kembali kehilangan lagi. Karena kini perasannya sudah bertergantungan dengan Arizona.

"Masih," jawab Aileen ragu.

Arizona mengangguk, "ya udah marah aja, gue juga nggak tahu harus ngelakuin apa," ujar Arizona.

Gue udah ngomong sama lo Ari, itu artinya gue udah nggak semarah kemarin. Jadi lo tinggal minta maaf dan jelasin semuanya, batin Aileen.

"Lo nggak pengen minta maaf sama gue?" tanya Aileen.

"Untuk?"

"Ya lo nggak ngerasa bersalah?"

Arizona terdiam. Ia merasa bersalah saat beberapa hari lalu meninggalkan Aileen yang sedang menangis di kamarnya. Dan hal itu baru pertama kali lelaki itu rasakan. Jadi dia tidak tahu harus melakukan apa ketika ia merasa bersalah. Apakah orang yang merasa bersalah harus meminta maaf?

"Nggak tau," jawab Arizona singkat.

Aileen mendengus kesal. Awalnya dia ingin memberikan Arizona kesempatan, tapi sepertinya mendengarkan saran dari King adalah suatu hal yang salah. Arizona memang sejak awal tidak merasakan perasaan apapun kepadanya, dia hanya penasaraan dengan Aileen yang merupakan gadis yang ada di buku milik Tean, tidak lebih.

"Terserah lo," ujar Aileen kemudian pergi begitu saja meninggalkan Arizona yang nampak bingung.

Apa yang harus ia lakukan?

TERIMA KASIH TELAH MEMBACA

—:—:—:—

Akhirnya bisa next cerita ini lagi. Kuy spam komen lagi, biar perlu komenin setiap paragraf, biar hari ini aku spam update lagi, wkwk.

Jangan lupa vomment!

#GrasindoStoryInc
14-03-2019

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro