Finale yang baru dimulai

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

"Ayo, ulangi lagi!" Suara seorang gadis menggema di dalam ruangan.

"Ayolah, Chita. Kami sudah capek, mari istirahat sebentar," ujar Hanaru yang sudah saja berbaring diatas lantai.

Rim melemparkan handuk bersih ke Hanaru untuk mengelap keringatnya yang membanjiri lantai.

"Chita mah alweys maso," ujar Laays juga ikut duduk, berhenti latihan. "Aku suka kok gayamu, tapi aku uda capek."

"Eh, oke deh. Maaf ya, aku lupa terus gara-gara semangat latihan," ucap Chita sambil tertawa, ia juga ikut mengelap keringatnya dan duduk santai.

"Ratu maso mah beda, tiap latihan kamu yang paling maso tau!" seru Mez dengan suara lantang, sepertinya perempuan satu ini juga masih mempunyai tenaga untuk berteriak.

"Kamu juga tahu, Mez." Chita menatap Mez.

"Eh ngga, ya ngga." Bantah Mez sesegera mungkin, "saya tuh dah capek," tambahnya dengan nada yang dibuat-buat.

"Leader mah gitu, setiap hari kita jadi ikut ngemaso," ujar Rim sambil terkekeh.

"Duh, Rim, jangan panggil aku dengan sebutan leader, sengaja banget." Chita menggembungkan pipinya tak senang.

Chita adalah leader dari grup CHRLM, mereka adalah idol baru yang sedang naik daun akhir-akhir ini. Banyak yang menyukai nyanyian dan tarian mereka di ATube-situs upload video yang terkenal-dan akhirnya mereka dilamar masuk ke agensi FLC. Agensi FLC adalah sebuah agensi yang paling top, semua idol

berlomba-lomba agar bisa masuk ke dalamnya.

"Tapi, aku masih tidak percaya bisa masuk ke agensi ini," ujar Hanaru sambil menatap langit-langit atap.

"Sama aku juga," balas Laays mengiyakan. Semuanya ikut mengangguk menyetujui.


"Itu berkat kerja keras ketua tersayang kita," ujar Mez sambil memeluk Chita.

"Ayolah, ini berkat kerja keras kita semua, aku hanya meng-upload video kita di ATube.

"Tapi, kamu juga yang menulis lagu, mengatur aransemen, ritme, dan koreografi," balas Laays datar.

"Tapi Mez juga membantuku membuat lagunya, dan Laays, kamu membantuku membuat koreografi, Hanaru dan Rim membantuku membuat aransemen dan

pengaturan ritme nya," balas Chita panjang lebar membantah argumen Laays, yang membuat keempat gadis itu memutar bola matanya malas.

"Eh, Chita, katanya ada pengumuman dari Kak Fuyu, ga mau disampain?" ujar Rim mengingatkan.

"Oh iya, bener, makasih ya, Rim. Aku hampir lupa," ujar Chita menepuk dahinya,

berlatih terus membuat otaknya konslet. "Kak Fuyu meminta kita untuk datang ke kantornya besok."

"Kira-kira kenapa ya?" Mezu mulai memperlihatkan wajah berpikirnya. Namun lebih terlihat seperti wajah teori konspirasi.

"Kita tunggu saja besok," ujar Laays sambil menabok Mezu yang membuatnya berteriak histeris.

"Oke," balas Mezu setelah puas berteriak.

°•○●♢■♢●○•°

"Ayo dong latihan...."Andrew lagi-lagi menghela nafas melihat teman-teman segrupnya itu rebahan dengan damainya. Leader grup Danger Boys sekali lagi harus sakit kepala.

Bintang, member termuda di antara mereka, asyik bermain game dengan santainya. "Tunggu, biarkan aku menyelesaikan game beta tester ini dulu."

Yuma masih berdiri di depan kaca, termenung.


"Yum, kamu kenapa?" tanya Andrew melihat kelakuan aneh yang dilakukan Yuma. "T...ternyata...."

"Yum, ada apa?" tanya Andrew mengulangi pertanyaannya lagi. "Aku memang imut ya," ujarnya sambil tersenyum.

Andrew menepuk jidatnya, "apa dayaku yang kalem sendiri disini...." Bintang yang sedang bermain game merasa terhina, "ha? Kalem katamu?" "Kenapa? Salah?" Andrew kembali mempertanyakan pertanyaan Bintang. "Jelas salah itu," balas Bintang acuh tak acuh.

"Aku yang paling tamvan," ujar seorang buaya darat dari kasur paling atas.

"Kak, tolong ya kak, tolong." Andrew tambah pusing dengan situasi. Apa susahnya mengakui bahwa dirinya ini memang sudah kalem sejak lahir? Ditambah dengan Ananda, si buaya darat, menambah kekesalannya saja. Apakah sudah tidak ada yang waras disini?

"Sudah, sudah, kasihan Kak An, ayo kita mulai latihannya sekarang," ujar Rizal, lelaki bersuara dua. Kalau kalian mendengar suara perempuannya kalian akan menangis dan merenung kenapa bisa kalah dengan suara laki-laki.

Andrew menganggukkan kepala, akhirnya ada yang setuju dengannya. "Cih. Iya deh." Bintang akhirnya menutup hp nya itu dan bangkit berdiri. "Oh iya, aku lupa menyampaikan ini." Andrew tiba-tiba berbicara.

"Hm? Ada apa?" tanya Rizal penasaran.

"Kak Fuyu menyuruh kita untuk datang ke kantornya besok," ujar Andrew sambil menatap masing-masing dari mereka.


"Pemimpin dari agensi?" tanya Bintang, ia memang malas sekali menghafal nama-nama dari orang yang berada di dalam agensi mereka.

"Hooh." Yuma menjawab menggantikan Andrew.

"Jangan-jangan, karena aku terlalu tamvan avv," ujar Ananda dengan penuh percaya diri. "Sepertinya Kak Fuyu juga sudah mulai terpesona denganku."

"Kak, terkadang pede dan narsis itu hanya beda tipis," ujar Andrew membalas deduksi Ananda.

"Siapa tau kan? Eris kan memang tamvan," ujar Ananda memanggil nama julukannya sendiri. Ananda, tingkat kenarsisan: 1.000.000,00%

"Sudahlah, biarkan saja. Nanti kalau berdebat dengannya, kita bisa stress," ujar Rizal sambil menggeleng ringan kepalanya.

"Pokoknya besok ingat datang ke kantor Kak Fuyu," ujar Andrew mengingatkan kembali.

"Oke," balas semua orang hampir secara bersamaan.

"Sekarang ayo kita mulai lagi latihannya, kita punya live besok pagi," ucap Andrew, jadwal mereka memang sangat padat, dikarenakan mereka memang idol yang top sekali dan memiliki banyak penggemar. Tentu tak sedikit orang yang menyukai mereka, bahkan banyak yang membuat klub penggemar mereka masing-masing, salah satu contohnya, Yuma. Nama klub pecinta Yuma adalah Yumalicious.

Bahkan, buaya darat itu punya, mungkin beribu-ribu fans di luar sana. Dan tentu Bintang juga, banyak sekali fansnya--meski ia termasuk member termuda--semua orang akan meneriaki namanya dengan histeris ketika ia muncul. Tak lupa dengan

leader mereka, yang selalu menjaga image didepan kameramen, menjadikan sosoknya

cool di depan penggemarnya. "Baik!"

°•○●♢■♢●○•°


"Ayok, istirahat," ujar Nana--selaku leader, ia menghentikan tepukan tangannya

yang biasanya membantu mereka menyelaraskan tempo dan menyuruh mereka untuk istirahat.

"Baik."

Heny, gadis bar-bar itulah yang pertama tumbang setelah latihan yang panjang tanpa nonstop itu, "banjir kamu, na. Kejam amat."

"Emang aku kejam. Kenapa? Baru tahu?" Nana membalas perkataan Heny sambil tersenyum penuh kemenangan.

"Tak ada akhlak!" seru Heny sambil menepuk jidatnya. "Idiw ada haters," balas Nana dengan nada bercanda.

"Minum dulu, nih." Pika, member paling berpengalaman itu melempar sebotol air mineral pada Heny dan yang lainnya.

"Makasih kak." Heny berterima kasih lalu segera meneguk air itu.

Mila, sebagai member termuda juga ikut memberi handuk bersih pada senior nya. Grup The Fortress dengan leader nya, Nana. Sebelumnya leader grup ini adalah

Pika, namun ia menyerahkannya pada Nana karena dapat bertindak lebih tegas dan gesit, mungkin kata yang tepat adalah bar-bar. Tidak perlu diragukan lagi Nana, Heny, dan Mila merupakan rakyat bar-bar, terkecuali Pika yang lebih santai. Tentu saja, The Fortress juga adalah kebanggaan agensi FLC karena memenangkan banyak sekali award dan kesuksesan mereka yang gemilang.

The Fortress adalah grup yang lebih terfokus pada nyanyian rap, seperti nama grup tersebut, benteng, kuat dan tidak dapat ditembus. Nyanyian mereka sangat tersusun rapi, cepat dan tanpa celah.

Berbeda dengan Danger Boys yang terkesan lebih memanfaatkan suara kalem mereka dengan lagu-lagu yang terkesan lebih simple untuk dinyanyikan dan dapat menyanyikannya dengan menyesuaikan tipe suara mereka.


"Oh ya, besok Fuyu meminta kita untuk datang ke kantornya." Nana memberitahu ketika selesai meneguk sebotol air.

"Hm," balas Heny singkat, ia terlalu lelah bahkan untuk menjawab dengan benar. "Oke, bubar," ujar Nana pada mereka semua.

°•○●♢■♢●○•°

"Jadi, ada apa kak?" tanya Chita yang pertama kali memulai pembicaraan saat mereka berada di kantor Fuyu.

Chita menatap orang-orang disekitarnya dengan gugup, begitu pula dengan Rim, Hanaru, Laays, dan Mez.

Bukan hanya karena banyak orang berada disekitar mereka, namun juga karena mereka adalah idol top yang sangat terkenal. Danger Boys dan The Fortress, tentu saja hal ini membuat mereka gugup sekaligus ciut.

'Mengapa mereka dipanggil kesini?'

Mungkin itulah yang sedang masing-masing dari mereka pikirkan.

"Ada yang mengerti kenapa aku memanggil kalian semua kesini?" tanya Fuyu mengabaikan pertanyaan Chita. Suasana di ruangan mendadak hening karena pertanyaan yang diajukan Fuyu.

Fuyu merenggangkan tangannya, "ayo, siapa yang bisa menebaknya? Jangan tegang begitu, aku tidak akan memakan kalian kok."

"Baiklah, aku akan menebaknya." Tak disangka-sangka ternyata Bintang tiba-tiba buka suara sambil mengacungkan tangannya.

"Baik, Bintang, silahkan." Fuyu tersenyum kecil sambil mempersilahkan.

"Menurutku, anda ingin membentuk unit baru," jawab Bintang dengan tenangnya, tentu saja mereka semua tersentak karena jawabannya. Mereka semua tau Bintang itu anak yang sangat cerdas.


"Ayolah, bin. Candaanmu tidak lucu," ujar Rizal sambil tertawa kaku. Membuat unit baru artinya bersama orang-orang yang tidak ia kenal.

"Tapi yang dikatakan Bintang, tidak salah kok," balas Fuyu yang lagi-lagi mereka semua terkejut lalu saling menatap satu sama lain.

"Bisa tolong dijelaskan?" Pika bertanya dengan sopan.

"Tentu, tentu, betapa tidak sopannya aku," ujar Fuyu dengan senyum khasnya.

"Jadi selain grup Danger Boys, The Fortress dan CHRLM." Fuyu menatap mereka satu persatu bergantian. "Aku ingin membentuk sebuah grup kolaborasi antara kalian, dan tentu saja aku sendiri yang akan memilih membernya."

Suasana makin tegang, beberapa di antara mereka terlihat panik akan hal ini. Namun beberapa mencoba tetap profesional, mereka tau hal seperti ini bisa datang kapan saja.

Namun disisi lain pembentukan unit yang berhasil juga akan membuat rating yang menonton mereka akan menjulang tinggi, tentu saja hal ini akan membawa keuntungan bagi idol dan agensinya.

"Baiklah, silahkan dilanjutkan," ujar Nana dengan profesional.

"Sebuah unit akan dibentuk dan keputusanku sudah bulat. Unit ini akan terbagi menjadi 3 tim. Dan tim ini akan teracak, kemudian masing-masing tim akan mendapat manajer mereka masing-masing, dan tentu saja aku yang memilihnya," lanjut Fuyu

panjang lebar.

Saat Fuyu mengatakan memilih manajer mereka masing-masing, seketika mereka semua merinding, seakan takut sesuatu terjadi. Manajer memang biasa dipilih dan mereka tentu saja profesional.

Tunggu, profesional?

Jangan-jangan....

Semuanya bungkam, mereka memilih mengangguk mengerti sebagai jawaban.


"Baiklah, aku senang kalian semua sudah mengerti." Fuyu mengangguk senang. "Kalau begitu besok aku akan kirim jadwal unit beserta anggota-anggota nya ke

masing-masing leader." "Kalian boleh pergi sekarang."

Satu persatu dari mereka keluar ruangan secara bergantian. CHRLM, Danger Boys, dan The Fortress kembali ke asrama mereka masing-masing.

"Kalian dengar itu?" tanya Mez saat semua anggota CHRLM telah berada di dalam kamar.

"Sebuah unit!"

"Bahkan sekarang bulu kudukku masih berdiri," ujar Chita memperlihatkan tangannya.

"Tadi itu Danger Boys!" seru Rim, antusias.

"Ya! Dan juga The Fortress juga berada disana! Aku tidak percaya hal ini terjadi," ujar Laays dengan mata terbelalak.

"Astaga, kita baru saja bermimpi apa semalam?" Hanaru bertanya-tanya.

"Namun ini adalah pertanda baik!" seru Mez yang memang juga sangat senang. "Kita berada di antara grup top idol!"

"Itu berarti mereka mengakui kita!" seru Rim girang, ia bahkan mulai melakukan lompatan kecil di tempat.

"Aku senang sekali!" Hanaru menambahkan.

"Em, tapi aku punya satu pertanyaan," ujar Chita yang membuat keadaan hening sejenak.

"Ada apa, Chit?" tanya Laays yang juga berarti ia mempersilahkan Chita untuk bertanya.

"Danger Boys dan The Fortress itu apa?" tanya Chita bingung sendiri. Rim, Laays, Mez, dan Hanaru menatapnya tidak percaya.


"Yang benar saja, Chita. Kamu tidak tau?" tanya Laays mengguncang-guncangkan bahu Chita.

"Tidak," balas Chita singkat.

Semuanya menggelengkan kepala mereka, Mez menepuk jidat Laays, yang membuat mereka terlibat insiden baku hantam setempat.

Hanaru mengeluarkan hp nya dan membuka Atube menunjukkan video The Fortress dan Danger Boys pada Chita.

"Wow! Mereka hebat! Lihatlah view nya," ujar Chita pada Rim.

"Semua orang tau itu, Chita. Ya, mungkin kamu pengecualiannya," balas Rim, masih tidak menyangka bahwa ada orang yang tidak mengenali mereka.

"Tim rebahan, no comment," ujarnya sambil tertawa. "Lagipula akhir-akhir ini aku lebih sering menggunakan internet dan ATube hanya untuk meng-upload video kita saja.

"Pokoknya mereka itu sangat pemes meses ceres," ujar Laays yang telah menyelesaikan aksi baku hantamnya.

"Bener, bener," tambah Mez di belakang Laays.

"Padahal aku leader kalian, malah aku yang tertinggal informasi ter-update tentang idol bahkan dari top idol agensi ini." Chita menepuk jidatnya sendiri, "memang terlalu banyak rebahan akunya."

"Tenang saja, soal lacak-melacak bisa diserahkan pada Rim dan aku," ujar Hanaru sambil mengacungkan jempolnya.

"Pokoknya kita tidak boleh kalah dari The Fortress dan Danger Boys. Mumpung sudah dikasih kesempatan sama Kak Fuyu," ujar Rim bersemangat.

"Benar! Meskipun kita ini masih baru, kita juga tidak boleh kalah!" Chita menambahkan.


°•○●♢■♢●○•°

NAMA UNIT: 3S

Unit ini dimulai besok. Dan konser kalian akan dimulai minggu depan.

*GRUP PERTAMA:

'Anggota:

-Andrew (DANGER BOYS)

-Pika (THE FORTRESS)

-Laays (CHRLM)

-Rizal (DANGER BOYS)

-Hanaru (CHRLM)

'Manajer:

-Kripik

*GRUP KEDUA:

'Anggota:

-Yuma (DANGER BOYS)

-Nana (THE FORTRESS)

-Rim (CHRLM)

-Mez (CHRLM)

-Mila (THE FORTRESS)

'Manajer:

-Elin

*GRUP KETIGA:

'Anggota:

-Chita (CHRLM)

-Heny (THE FORTRESS)

-Bintang (DANGER BOYS)

-Ananda (DANGER BOYS)

'Manajer:

-Vara

Note: Tidak boleh ada yang mengeluh ^^

°•○●♢■♢●○•°

Begitulah isi pesan dari Fuyu yang dikirim ke masing-masing leader. Nana, Andrew, Chita langsung mengirimkannya ke masing-masing membernya.

□The Fortress□

"Minggu depan?" Nana mengernyitkan dahi nya, "bukankah itu terlalu cepat?" Nana menatap hp nya tidak percaya.

"Namun kata Fuyu tidak ada yang boleh protes," ujar Heny. "Jalankan saja lah." Nana mengangguk, "bukannya aku khawatir kita tidak bisa, namun grup baru itu." "Mungkin ini juga untuk pengalaman mereka," ucap Pika dengan bijak.

Nana mengangguk mengerti dan lalu meninggalkan masalah itu.

Ia menatap masing-masing membernya, "kalian kenal dengan orang yang menjadi manajernya?"

"Tidak." Semuanya menggeleng sebagai jawaban.

"Setauku dulu ada seseorang yang bernama Kripik di agensi ini..." ujar Heny sambil berpikir, "aku merasa pernah mendengarnya."

Heny terdiam sesaat untuk berpikir, "itu dia! Si tukang sapu!" "Ha?" Nana terkejut mendengarnya, "tukang sapu? Ga salah?" "Seingat aku sih." Heny mengedikkan bahunya.

"Kalo bener, sepertinya Fuyu sudah gila, apa yang dia pikirkan?!"


"Siapa yang tahu apa yang berada di pikiran Kak Fuyu," tambah Mila, "Kak Fuyu itu kan seorang jenius, ia bahkan sukses dalam dunia peridolan pada saat umurnya masih 12 tahun."

"Memang benar perkataanmu, Mila. Di dunia ini semua hal dapat terjadi, mungkin ini juga salah satu rencana Fuyu," ujar Pika setelah lama diam.

"Kak Pika sendirian di grup tiga, ya?" Heny kembali melihat-lihat pesan ponselnya itu.

"Eh, tunggu. Ternyata aku juga sendiri! Banjir!"

"Buaya darat juga berada di tim kakak," tambah Mila pada Heny yang masih panik sendiri.

"Astaga, mati aku," ujar Heny sambil memegang kepalanya.

"Untung dia tidak berada di timku," gumam Mila, diam-diam ia memang tidak terlalu menyukai seorang Ananda.

"Rasanya janggal, semua tim anggotanya lima orang namun tim ketiga hanya empat orang," ujar Nana memperhatikan dengan seksama.

"Benar juga, tapi itu kan karena The Fortress hanya beranggotakan 4 orang sedangkan yang lain memang beranggotakan 5 orang," balas Pika ikut mengamati.

"Lebih sedikit, lebih baik," ujar Heny. "Tapi rasanya aku bisa sakit kepala deh kalo disana, mana ga sekelompok sama Kak Pika."

Sebuah perasaan aneh membuat Heny merinding, "pokoknya firasatku nggak baik!" "Perasaanku saja atau setiap grup memang ada perusuh nya?" Nana bertanya-tanya. "Bener juga, kak." Mila mengiyakan.

"Hen, kamu kenal 2 manajer lainnya?" tanya Nana.

"Dua manajer lainnya, aku tidak pernah denger namanya," balas Heny sambil menggeleng ringan. "Tapi, setidaknya kita tau satu."


°•○●♢■♢●○•°

□Danger Boys□

"Kenapa aku sendiri di grup dua?" Wajah Yuma mulai cemberut saat melihat pesan yang masuk.

"Wah, itu adalah sebuah harem," ujar Rizal diselingi tawanya. "Harem?" tanya Yuma kebingungan.

"Lihatlah! Yang laki-laki hanya kamu sendiri!" seru Rizal. "Ohiya, aku baru sadar." Yuma menggaruk pelan kepalanya.

"Kau curang, Yum. Kenapa kamu bisa melakukan hal ini pada orang tamvan sepertiku?" Ananda menatap Yuma seakan tidak percaya.

"Sudahlah, astaga. Kenapa ribut hanya karena hal ini?" Andrew menggeleng-gelengkan kepalanya.

"Kak Ananda mah, pengen nyari imouto baru," balas Yuma sambil terkekeh.

(Imouto: adik perempuan)

"Astaga, sepertinya aku kenal siapa Vara ini!" seru Rizal sambil mengangkat hp nya ke atas.

"Siapa?" tanya Bintang curigaan, karena Vara adalah managernya.

"Ingat tidak kasus itu? Yang penculikan anak-anak?" Rizal menyuruh mereka mengingat kembali.

"Jangan-jangan dia pelakunya?!" Bintang sudah mulai panik mendengarnya.

"Bukan, dia dikenai tuduhan karena terlihat sangat mencurigakan," balas Rizal menepis pemikiran Bintang. "Soalnya setiap berada di dekat anak-anak wajahnya akan terlihat merah dan kau tau, wajahnya sangat mencurigakan."


"Aku bisa membayangkannya." Bintang menepuk dahinya.

"Yey, manajernya perempuan, pasti bisa dijadikan imotou!" seru Ananda senang "Sepertinya aku bersama dengan mantan leader The Fortress," ujar Andrew. "Bukankah itu bagus?" tanya Rizal, "pengalamannya pasti sangat banyak."

"Yah, aku tidak protes kok," ujar Andrew. "Tapi, ada dua anggota CHRLM."

"Tapi mereka juga tidak buruk kok." Yuma tersenyum, "Kak Fuyu juga mempercayai dan melihat potensi mereka, makanya Kak Fuyu membuat unit ini."

"Kau benar, Yum. Terima kasih." Andrew menepuk pundak Yuma. "Tapi aku sedikit khawatir dengan manajerku...."

°•○●♢■♢●○•°

□CHRLM□

"Woahhh! Astaga! Aku sekelompok dengan Yuma dari Danger Boys!" seru Rim dengan hebohnya, ia bahkan mengguncang-guncangkan tubuh Chita dan Laays. "Dan

untunglah aku tidak sendiri!"

"Ya, kita bersama." Mez merangkul pundak Rim.

"Aku juga sekelompok dengan Hanaru," ujar Laays bangga dan juga ikut merangkul Hanaru.

"Tapi aku sendiri!" Chita mulai panik, ia berada diantara idol-idol terkenal dan ia sendirian.

"Aku harus bagaimana?"

Chita mulai berjalan ke kiri dan kanan, panik.

"Tidak ada satupun orang yang aku kenal! Wah, dan itu dimulai seminggu lagi!"

"Kau bisa melakukannya leader! Semangat!" seru Rim, yang lainnya juga ikut menepuk pundak Chita memberi semangat.

"Baiklah..." balasnya sedikit ragu.


"Tunggu dulu... aku kenal siapa managerku!" seru Mez. "Ini kan Elin!" "Siapa dia?" tanya Rim yang juga sekelompok dengan Mez.

"Temanku! Tapi aku tidak ingat dia bekerja menjadi manajer," ujar Mez sambil memikirkannya kembali. "Tunggu, aku lupa ehe."

Rim menepuk jidatnya, seharusnya ia tahu karena yang mengatakannya adalah Mez. "Bagaimana orangnya?" tanya Rim pada Mez.

"Sejauh ini menurut saya, Elin itu orangnya sopan. Dan yang paling identik, humornya anjlok. Tapi dibalik itu, ia orang yang mudah menangkap sesuatu, saya tidak pernah merasa kesulitan selama mengajari Elin dulu," jelas Mez panjang lebar.

"Astaga, jawabannya terasa kek saya lagi di wawancara," tambah Mez lalu tertawa. "Emang kamu ngajarin dia apa, Mez?" tanya Laays.

"Dia kan dulu itu kouhai-ku pas masa-masa sekolah," ujar Mez.

(Kouhai: adik kelas)

"Sekolah idol juga?" tanya Chita ikut menginterogasi.

"Kurang tahu ehe, soalnya kami jarang ketemu langsung, biasanya dari online doang," balas Mez sambil tertawa lagi.

"Seharusnya aku sudah menduga ini," ujar Rim sambil menggeleng-gelengkan kepalanya.

"Sisanya aku nggak kenal lagi," Mez melihat layar sambil menggeleng.

"Leader, kamu sudah boleh mulai searching tentang The Fortress dan Danger Boys, tentu saja grup-grup lainnya juga." Hanaru mengacungkan jempol. "Kalo ada yang tidak tahu boleh tanya aku, gini-gini aku juga tahu semua seluk beluk idol loh."

"Hayo, Hanaru stalker." Tatap Laays dengan wajah meme nya.


"Tunggu, aku baru tau Laays bisa membuat wajah seperti itu," ujar Hanaru. "Percayalah, dia berbakat dalam hal seperti ini," bisik Rim pada Hanaru.

"Unit ini akan dimulai besok, semangat ya semuanya!" seru Chita sambil menatap mereka satu persatu.

"Tentu!"

"Oh iya, aku lupa bilang kalau Elin itu sedikit yunix," gumam Mez. "Yah, gapapa deh."

°•○●♢■♢●○•°

Hari esok tiba, mereka semua diminta untuk berkumpul di studio bersamaan dengan diperkenalkannya manager mereka. Unit 3S akan langsung dimulai.

"Ini Kripik, dia yang akan menjadi manajer untuk grup pertama." Fia-asisten Fuyu-menggantikan Fuyu yang sedang sibuk untuk menjelaskan pada mereka.

"Salam kenal semuanya, Nama saya Kripik, saya baru berumur 17 tahun, mohon

bantuannya." Kripik mengulurkan tangan untuk berjabat tangan dengan mereka satu persatu. Andrew menatap Kripik dari atas ke bawah karena curiga dengannya. Kripik jelas bukan seseorang yang masih berusia 17 tahun, kemungkinan besar ini adalah

pemalsuan umur.

"Untuk grup 1, selebihnya saya serahkan pada Kripik," ujar Fia sambil mengangguk kecil meninggalkan mereka. Fia menuju ruang sebelah, yang merupakan studio untuk grup kedua.

"Jadi ini adalah manajer kami?" tanya Nana pada Fia, Fia mengangguk sebagai jawaban.

"Benar, ini adalah manajer kalian, namanya Elin." Fia memperkenalkan seorang gadis yang tampak masih muda, membuat Nana sedikit meragukannya.

"Salam kenal semuanya, saya Elin, sekarang saya yang akan bertanggung jawab menjadi manajer untuk grup kedua ini, mohon bantuannya," ucap Elin dengan sopan.


"Halo, lin," sapa Mez.

"Mez-senpai?" Elin terlihat terkejut, "saya tak menyangka bisa menjadi manajer grup anda!"

"Ehe, aku juga terkejut kok," ujar Mez mengelus tenguknya.

"Saya permisi dulu untuk memperkenalkan manajer grup ketiga." Fia keluar dari ruangan itu lalu masuk ke ruangan yang ada di seberangnya. Sepertinya ketiga

ruangan memang sudah disewa oleh Fuyu untuk mereka.

"Dan, untuk grup ketiga, ini manajer kalian, namanya Vara." Fia memperkenalkan gadis yang berada disampingnya, Vara juga terlihat muda tapi tak semuda Elin.

"Salam kenal semuanya, nama saya Vara, saya suka shot-" Vara diam sejenak lalu mengubah kata-katanya, "saya yang akan menjadi manajer kalian."

"Asik, manajernya perempuan," ujar Ananda senang.

Setelah selesai menyerahkan daftar anggota pada ketiga manajer, Fia pun pamit pergi dan meninggalkan mereka semua.

°•○●♢■♢●○•°

●Grup pertama

"Apa pekerjaanmu?" Andrew mulai menginterogasi, ia tak percaya dengan Kripik.

"Sekarang saya bekerja sebagai manajer kalian," balas Kripik sambil memamerkan tersenyum tanpa dosa.

"Maksudku pekerjaan sebelum menjadi manajer kami," jelas Andrew dengan sabar.

Andrew kalem, Andrew sabar, batinnya.

"Saya kepala tukang sapu," ujarnya dengan bangga.

"Yang dikatakan Heny benar," gumam Pika sedangkan Andrew menepuk jidatnya.


"Seorang tukang sapu menjadi manajer? Yang benar saja," bisik Andrew pada Rizal, "aku tak percaya Kak Fuyu melakukan hal seperti ini."

Rizal menggeleng, ia sendiri juga tidak mengerti, "kita dengarkan saja dulu."

Kripik tersenyum sambil menepuk tangannya, "mari kita semua berkenalan terlebih dahulu. Tak kenal maka tak sayang bukan?"

"Namaku Andrew, aku leader dari grup Danger Boys, sekaligus main vocalist." Andrew yang pertama kali mengenalkan diri.

Melihat hal itu Rizal juga buru-buru mengenalkan dirinya, "namaku Rizal, aku juga berasal dari grup Danger Boys, seorang bassist."

"Namaku Pika, dari grup The Fortress, mantan leader, dan seorang keyboardist," jelas Pika.

"Nama saya Laays, saya dari grup yang mungkin baru-baru ini saja terdengar, CHRLM. Saya seorang drummer," ujar Laays merendah.

"S-saya Hanaru, saya juga berasal dari grup yang sama dengan Laays, CHRLM, s-seorang gitaris," ucap Hanaru dengan gugup.

"Bagus! Semua sudah saling kenal kan?" ujar Kripik, "saya harap tidak ada yang saling mengintimidasi selama berada di unit yang sama, meski mungkin ada yang telah menjadi top idol, namun perjalanan kita masih panjang dan masih harus banyak belajar."

Semua mengangguk mengerti. Kripik ini, tak terlalu buruk juga.

"Baiklah, sekarang sebelum atur jadwal kalian, aku akan memilih penanggung jawab grup ini ketika saya sedang tidak berada disini." Kripik diam sejenak dan memperhatikan mereka, memikirkan hendak memilih siapa.

"Aku tau, Hanaru!" seru Kripik sambil menunjuk Hanaru. "Apa?!" pekik Hanaru, terkejut. "Aku?!"


"Iya, kamu, Hanaru kan? Kamu yang akan menjadi penanggung jawab, alias ketua grup ini," ujar Kripik.

Andrew merasa terkejut, ia berpikir Kripik pasti akan memilih orang sepertinya atau Pika.

"K-kenapa tidak memilih Kak Pika atau Kak Andrew? M-mereka kan lebih berpengalaman?" tanya Hanaru masih terkejut.

"Kenapa ya? Karena aku tidak mau?" Kripik menjawabnya lalu tertawa.

Pika diam dan mengamati, ia tersenyum, sepertinya ia mengerti apa yang hendak dilakukan oleh Kripik.

"Semangat ya, kalau ada yang tidak mengerti boleh tanya aku atau yang lainnya," ujar Pika ramah.

"Baik, mohon bantuannya ya." Hanaru membungkuk dalam-dalam. "Sekarang jadwalnya-"

°•○●♢■♢●○•°

●Grup kedua●

"Saya sudah dengar grup anda kak," ujar Elin pada Mez. "Keren sekali grup CHRLM!" "Makasih ya, lin," balas Mez.

"Oh! Kak Yuma, Kak Nana, Kak Rim, dan Kak Mila ya! Saya fans kalian semua," ujar Elin sambil tersenyum. "The Fortress, Danger Boys dan CHRLM, semuanya keren ya."

"Hehe, makasih," ujar Yuma.

"The Fortress pasti terkenal dong!" ujar Nana dengan bangga sambil tertawa.

"Kak Nana sebagai main vocal, saya kagum dengan rap anda, cepet banget, lidah anda tak bisa keseleo kah?" seru Elin antusias. "Kak Mila juga, astaga pro sekali rapnya


dan cara main electric guitar nya! Apa member The Fortress memang dipilih yang jago ngerap ya?"

"Kak Yuma juga! Permainan gitar anda bagus banget kak!" Elin berbicara lagi sambil mengacungkan jempol.

"Kak Mez juga keren banget, second lead vocal kan?" tambah Elin, "Kak Rim juga

bassist nya keren banget astaga!"

"Wah, kamu beneran nonton yak?" ujar Mila yang terdengar seperti sebuah sindiran, "kupikir kamu cuma memuji kami untuk mencari muka."

"Pasti dong saya tonton, saya kan fans anda," balas Elin sambil tersenyum lebar. "Aku nonton semua live dan semua MV yang kalian post," ujar Elin dengan bangga. "Hoo... sekarang kamu kerjanya apa, lin?" tanya Mez.

"Saya? Cleaning service," balasnya sambil tertawa. "Lah, kok bisa ke live, semua lagi," tanya Rim bingung. "Benar kata Rim, kok bisa?" Nana ikut menyetujui.

"Teman saya sultan, kami sering pergi live bersama-sama." Elin mengacungkan jempolnya.

"Hoo. Kok sekarang jadi CS?" tanya Mez. "Huehuehue... ya gitu deh," tawa atau tangis Elin.

"Suara apa itu kok aneh banget? Lagi ketawa atau nangis itu?" tanya Nana sambil memandang Elin.

"Ngga ada yang tau." Mez menggelengkan kepalanya, menggantikan Elin menjawab pertanyaan Nana.

"Huehuehue."


"Kok serem ya?" Yuma merinding sendiri. "Pokoknya mohon bantuannya ya semua!" seru Elin. "Sip."

°•○●♢■♢●○•°

●Grup ketiga●

"Hehehe...." Vara tersenyum mengerikan saat melihat Bintang, "shota...."

"A-apa?" Bintang yang merasa terancam perlahan mundur ke belakang Ananda. "Shotacon?" Heny yang mendengar gumaman Vara mengangkat sebelah alisnya. "Shotacon janai!" seru Vara tak terima.

"Tapi sikapmu menunjukkannya," cibir Heny. "Mau jadi imouto ku?" tanya Ananda ke Vara.

"Imouto? Kenapa?" Vara memandang Ananda bertanya-tanya. "Mau nggak?" tanya Ananda lagi.

"Kalo bukan shota, ngga mau." Vara memalingkan wajahnya.

"Kalo perempuan di sudut sana?" tanya Ananda, "Mau jadi imouto Eris ngga?"

Chita yang sedari tadi diam di pojokan bagaikan anak yang tersesat, mendongakkan kepalanya, melihat Ananda, "ha?"

"Kenapa kamu dipojokan? Sini-sini." Panggil Heny.

"Ah, benar." Chita bangkit berdiri dan mendekat, "ada apa ya?" "Chita kan? Leader grup CHRLM." Bintang muncul di sampingnya.


"I-iya. Kenapa?" Chita menatap Bintang, semalaman ia telah menghabiskan malamnya untuk menghafal top idol yang berada di grupnya.

Kalau tak salah orang ini, Bintang. Keyboardist, pikir Chita.

"Kenapa orang sepertimu bisa menjadi leader nya?" Bintang memicingkan matanya, membuat Chita menjadi semakin gugup.

"Ah, otouto, ga boleh gitu sama orang, terlebih lagi kalau perempuan." Ananda menepuk punggung Bintang.

"Sejak kapan aku jadi otouto mu?" balas Bintang dengan datar.

Hanaru ada mengatakannya sih, "mulut Bintang sedikit tajam, tapi tidak usah dipikirkan, memang begitu orangnya."

"Tak kusangka kamu orangnya tidak sopan begitu ya?" Heny menyindir Bintang sambil menatapnya tajam.

"Kenapa? Ada masalah?" Bintang mengangkat sebelah alisnya.

"Ha? Apa? Coba diulang?" Heny mengangkat suaranya lebih tinggi dan keras. "Cih."

Kenapa keadaannya jadi begini, pikir Chita.

"Sudahlah, kak. Shota tsundere biasa memang begitu," ujar Vara sambil memijat bahu Heny untuk menenangkannya.

"Bocah," gumamnya kesal.

"Semuanya sudah saling kenal kan? Berarti nggak perlu perkenalan lagi kan?" tanya Vara.

"Ya."

Chita mengalihkan pandangannya pada laki-laki yang awalnya memanggilnya, Ananda,

drummer.


Lalu, Heny, guitarist. Lalu ia sendiri main vocal?!

"Tunggu main vocal?! Aku?!" Teriak Chita dalam batin. "Diantara orang pro ini?!"

Heny membuka hp nya karena berbunyi karena notif yang masuk. "Yah kupikir apa, ternyata grup Sunshine."

"Sun...shine?" tanya Chita.

"Iya." Heny memperlihatkan hpnya, "grup yang beranggotakan 5 orang, terkenal dengan lagu yang ceria dan suara mereka yang imut. Mereka juga dari agensi yang sama dengan kita."

"Oh... baru tau," balas Chita sambil tertawa kaku.

"Sunshine? Grup loli itu kan? Dhana sebagai leader, lalu ada Dila, Zu, Rie, Milki. Jiwa para pedo bakal bergetar mendengarnya," ujar Vara dari belakang Chita.

"Kau benar, Vara. Terlebih lagi manajer mereka sendiri memang seorang pedo," ujar Heny yang mengusap-usap tangannya sendiri karena merinding, "ituloh, Bayu."

"Banyak laki-laki yang menyukai Sunshine, tidak perlu dipertanyakan lagi, mereka adalah top idol." Bintang juga mengikuti pembicaraan.

"Tapi tentu saja belum dapat mengalahkan grup kami, Danger Boys."

"Grup The Fortress lebih baik." Heny juga tidak mau kalah dengan Bintang.

"Ada yang mau jadi imouto Eris?" sela Ananda dengan pertanyaan tak masuk akal. "Ga ada!" seru mereka bersamaan.

°•○●♢■♢●○•°

"Bagaimana pertemuan tadi siang?" tanya Rim sambil berbaring di atas kasurnya.

"Keren loh bisa bertemu top idol, aku bahkan meminta beberapa saran mereka," balas Laays mengacungkan jempol.


"Benar, semuanya sangat baik ya!" seru Hanaru, ia juga senang dapat diajari oleh idol yang pro.

"S-sangat buruk! Aku bahkan tak tahu bagaimana mengatakannya!" seru Chita mulai mengacak-ngacak rambutnya. "Semuanya mulai saling menyindir dan suasananya menjadi sangat buruk!"

"B-bagaimana manajer kalian?" Rim mengubah pertanyaannya agar Chita tak terlalu mencemaskan hal yang terjadi.

"Kak Kripik ya, katanya dia adalah seorang ketua tukang sapu," ujar Laays.

"Tukang sapu? Yah aku tidak terkejut sih," ujar Mez. "Elin-maksudku manajer kami saja seorang CS."

"Tapi dia sangat baik dalam hal memimpin dan mengatur. Sangat cocok menjadi manajer," ujar Hanaru.

"Mungkin karena pengalamannya sebagai ketua dalam sebuah kelompok," ujar Mez. "Mungkin saja begitu," balas Rim mengangguk.

"Elin juga sangat baik menjadi manajer, dia seperti juri yang pro saja, dia dapat mendengar kekurangan suara kami," ujar Laays. "Juri idol, seperti Carl, dan Bahamud. Oh, Rehan juga, meski dia hanya senang mengkritik grup Sunshine saja. Dasar pedo."

"Ya, aku juga tak menyangka hal itu," tambah Mez, "dia benar-benar fans berat idol ya."

"Manajer kami seorang shotacon," ujar Chita.

"Sh-shotacon?" Hanaru bertanya kembali untuk memastikan. "Iya, wajahnya terlihat aneh saat melihat Bintang," ujar Chita. "Astaga." Laays menggelengkan kepala.

"Apakah dia handal dalam menjadi manajer?" tanya Rim curigaan.


"Yah, dia melakukan tugasnya seperti manajer biasa, namun keadaannya sedikit

canggung karena tadi ada sedikit pertengkaran antara Kak Heny dan Bintang, tapi semuanya berjalan lancar kok," balas Chita.

"Setiap grup katanya diminta untuk menyanyikan satu lagu dari kelompok masing-masing," ujar Mez. "Berarti totalnya menjadi tiga lagu."

"Aku sedikit khawatir untuk menyanyikan lagu The Fortress, lagu mereka sangat cepat," ujar Hanaru.

"Kamu pasti bisa, Hanaru. Tadi saat latihan kamu bahkan dipuji bukan?" Laays memberi semangat.

"Leader, bagaimana denganmu?" tanya Mez.

"Seharusnya kami hanya perlu sekali rekaman untuk latihan, namun karena aku salah terus, kami jadi harus mengulang nya." Wajah Chita menjadi sedikit pucat saat mengatakannya.

"Mungkin mereka tipe orang lebih cepat-lebih baik," ujar Laays, "ingat Chita, jangan memaksakan diri dan menyalahkan dirimu sendiri."

Chita mengangguk, "aku mengerti...."

"Semangat, Chita! Kita pasti akan mencapai sesuatu setelah tampil dengan unit ini!" seru Rim sambil tersenyum.

"Ya, kau benar, tidak ada gunanya murung terus!" Chita menepuk pipinya, "kita harus semangat!"

Mereka semua berkumpul dalam bentuk lingkaran dan menyatukan tangan mereka. "C," ujar Chita.

"H," ucap Hanaru.

"R," tambah Rim. "L," lanjut Laays. "M!" seru Mez.


"CHRLM, semangat!!!"

°•○●♢■♢●○•°

Pagi-pagi sekali unit 3S sudah sampai di ruang latihan, ruangan mereka semua

berbeda namun berdekatan. Hari kedua yang akan mereka lakukan adalah melatih tarian mereka, sebelumnya mereka melakukan tes vokal dan pembuatan lagu baru.

Mereka telah menyelesaikan lagu baru itu dalam satu hari, meski belum terlalu sempurna, paling tidak butuh beberapa hal untuk memperhalusnya. Namun soal semua nada dasar nya sudah jelas dan yang tersisa hanya memikirkan nada pengiring nya. Ketika nadanya sudah selesai, manajer akan mengaturnya kembali untuk diputar saat live.

Pelatih grup pertama adalah Yoga. Pelatih grup kedua adalah Ave, dan pelatih grup ketiga adalah Yemi. Mereka bertiga memang telah menempuh perjalanan belajar sebagai seorang pelatih idol profesional dan juga merupakan kebanggaan agensi.

Pelatihannya berjalan lancar, awalnya masing-masing mereka mengusulkan ide koreografi terlebih dahulu, kemudian memutuskan mana yang cocok untuk dipakai lalu menggabungkannya. Karena kebanyakan sudah berpengalaman dalam membuat sebuah koreografi dan ide mereka saling cocok, maka tak memakan terlalu banyak waktu.

Saat siang telah tiba, mereka sudah dapat mempelajari koreografi itu. Tentu seluruh gerakannya itu juga telah diperiksa oleh pelatih untuk menentukan bagian mana saja yang kurang efektif dan timing gerakan.

Koreografi ini dibuat untuk lagu baru yang akan ditampilkan untuk live nanti untuk unit 3S. Dan mereka akan tetap mengikuti koreografi lagu original untuk lagu selain lagu baru yang telah mereka kerjakan.

Pada live kali ini, mereka berencana untuk aktif sepenuhnya dan hanya memainkan

alat musik di awal acara. Dan kemudian sisa acaranya, mereka akan gila-gilaan (bukan dalam arti yang sesungguhnya) menari dan bernyanyi di atas panggung.

Tentu saja akan ada jeda karena pergantian per kelompok, itu juga termasuk sesi ganti pakaian pada kelompok yang lain dan memeriksa kembali riasan wajah.


Pada penghujung acara nantinya ketiga kelompok akan bergabung kembali dan

benar-benar tampil menjadi 3S dalam sebuah panggung. Tentu saja acara ini sangat melelahkan, mereka perlu melatih stamina mereka, dan latihan keras habis-habisan.

"Baiklah latihannya sudah cukup sampai disini! Kerja bagus semuanya! Yemi senang bisa melatih kalian!" seru Yemi merasa bangga.

"Terima kasih telah melatih kami," ujar Vara mewakili semua orang sebagai seorang manajer.

"Latihannya dilanjutkan lagi besok, Yemi yakin kalian juga cukup sibuk dengan

aktivitas idol kalian sendiri," ujar Yemi. "Yemi juga ada urusan setelah ini, Yemi izin pamit dulu ya." Setelah itu Yemi berjalan keluar ruangan.

"Ayo, otouto, kita juga harus segera pergi," ujar Ananda yang sudah selesai mengemas barang-barangnya.

"Iya, aku tau." Bintang bangkit berdiri, "dan jangan panggil aku otouto."

"Aku juga akan pergi," ujar Heny. "Chita kamu mau ke asrama juga kan? Mau sekalian?"

"Terima kasih kak, tapi tidak usah. Aku akan menyusul nanti," ujarnya sambil tersenyum.

"Oh, baik kalau begitu," balas Heny lalu ia juga keluar dari ruangan. Sekarang ruangan itu kosong, hanya tersisa Chita di dalamnya.

"Saatnya latihan tambahan!" seru Chita bersemangat. Ia duduk dan mulai memutar video koreografi mereka barusan.

"Ugh, aku terlambat di putaran satu ini." Chita mengernyit. "Gerakan Kak Ananda sangat bagus disini sepertinya aku bisa mengikutinya."

"Oke, saatnya praktek!"

°•○●♢■♢●○•°


"Tunggu, aku kelupaan hpku." Bintang tiba-tiba berhenti saat tengah acara lari-larian bersama Ananda.

Ananda ikut berhenti lalu mengecek jam tangannya, "ayo cepat, jangan sampai terlambat. Leader itu kalo ngoceh nanti sepanjang ocehan emak."

"Iya, iya, tahu." Bintang mulai berbalik dan berlari menuju ruangan latihan.

...

"Lampunya masih menyala..."gumam Bintang. "Apa masih ada orang? Atau malah sudah dipakai orang lain?"

Bintang membuka pintunya sedikit untuk mengintip. Lagu yang barusan mereka latih tadi terdengar. Ia melihat Chita sedang berlatih.

"Gadis ini...."

"Gerakannya salah." Bintang masih mengintip Chita diam-diam. "Gadis ini payah sekali."

"Oh! Aku mengerti sekarang, dibagian sini, aku harus...." Chita meregangkan tangannya ke depan, posisi badannya mengikuti agar terlihat lebih luwes lalu ia tersenyum lebar.

"Nah seperti ini!"

Bintang yang melihatnya terkejut, gerakannya sangat bagus. Semua orang pasti akan terpana melihatnya.

"Siapa itu?" Chita yang sedari tadi fokus, baru saja menyadari ada yang mengamatinya.

"Itu aku, hp ku tertinggal." Bintang cepat-cepat masuk dan mengambil hpnya yang tergeletak di lantai.

"Kenapa dengan wajahmu itu?" tanya Chita memiringkan kepalanya. "Kenapa merah sekali?"


"B-berisik, bukan urusanmu! Ini karena cuacanya sangat panas!" serunya sambil berjalan pergi.

"Kenapa dia?" Chita bertanya-tanya karena kebingungan.

...

"Otouto! Kenapa lama sekali?" tanya Ananda sembari sesekali melihat jam tangan. "Ayo, cepat perg-"

"Apa yang kalian lakukan disini, ha?" Andrew tiba-tiba muncul di belakang mereka. Membuat mereka menelan ludah mereka.

"Hp otouto tadi ketinggalan, jadi dia kembali mengambilnya," ujar Ananda.

"Itu tidak bisa menjadi alasan untuk terlambat bukan?" Andrew memicingkan matanya, "kalian terlambat 15 menit. Kenapa mengambil hp nya lama sekali?"

"Maafkan kami, leader," ujar Ananda.

"Ini semua gara-gara gadis itu!" seru Bintang membela diri. "Sekarang kau menyalahkan orang lain?" Mood Andrew tambah jelek.

"Cih, gadis sialan itu, membuatku terpesona makanya aku terlambat," gumam Bintang.

"Ada yang ingin kamu katakan lagi, Bintang?" Andrew menekankan kata Bintang. "Maaf, tidak ada," balasnya acuh tak acuh.

Andrew menghela nafas, "ayo, kita harus menyusun jadwal." "Baik."

°•○●♢■♢●○•°


"Laays, Rim, yang kalian katakan benar. Yang kubutuhkan hanyalah latihan extra!" seru Chita. "Aku merasa gerakanku menjadi lebih baik, semoga aku tidak menyusahkan siapapun."

"Tuhkan, daya tarik Chita adalah kemasoannya," ujar Laays sambil tertawa.

"Chita, tak mungkin kamu menyusahkan orang lain. Tarianmu itu yang paling indah tau!" seru Hanaru.

"Setuju, setuju." Mez mengangguk.

"Kalian juga tariannya indah tau!" Chita berseru membalas. Hp mereka semua berbunyi, tanda sebuah pesan telah masuk.

"Eh, dari Kak Fuyu," ujar Laays dengan sigap mengeluarkan hp nya. "Apa?! Kita juga akan berkolaborasi dengan Sunshine?!" teriak Hanaru. "Mendengarnya membuatku sakit perut," ujar Mez.

"Pro idolnya bertambah?!" Pekik Chita.

"Lalu, lalu, mereka juga mengundang Kak Sura, Kak Sabina, dan Kak Widya untuk memeriahkan acara!" seru Rim menggebu-gebu.

"SOLOIST TERKENAL?!" Teriakan Hanaru tambah kuat.

"Apa yang Kak Fuyu pikirkan?" Mez menggeleng-gelengkan kepalanya, "apakah ini caranya menghambur-hamburkan uang?"

"Aku makin bingung sekarang," ujar Chita.

"Tapi aku senang!" seru Rim, "Kak Fuyu melihat potensi dalam diri kita bukan? Sehingga membuat live sebesar ini dengan bintang tamu yang terkenal?"

"Besok kita akan berlatih bersama," ujar Laays. "Bersama dengan Sunshine."


"Asik, akhirnya aku tidak sendirian," ujar Chita senang. "Mari berusaha keras untuk besok!"

"Siap!"

...

Esoknya, seperti yang diberitahu Kak Fuyu kemarin di group chat, Sunshine datang untuk berlatih bersama kami. Kami juga menyesuaikan jadwal dan urutan

pementasan.

Jadwalnya:

Senin: pengecekan vokal, penentuan lagu, pembuatan lagu baru untuk unit. (Done) Selasa: pembuatan koreografi. (Done)

Rabu: latihan bersama Sunshine. Kamis: latihan berkelompok.

Jumat: penyempurnaan vokal, koreografi, gerakan. Sabtu: gladi bersih.

Minggu: live.

Urutan pementasan:

Grup pertama-Sura-Grup kedua-Widya-Grup ketiga-Sunshine-Sabina-3S.

Latihannya berjalan lancar, Sunshine menyelesaikannya dengan cepat, mereka memang sangat profesional. Bayu, manajer Sunshine sangat bangga pada mereka.

Heny sempat mencibir Bayu seorang pedo yang menikmati latihan Sunshine. Heny mengenal Bayu karena mereka berdua adalah teman masa kecil. Meski menempuh jalan yang berbeda, mereka tetap sering menge-chat satu sama lain.

Seperti yang Heny ketahui, Bayu memang senang sekali mendengar suara-suara imut perempuan. Bahkan Heny sendiri tidak tahu bagaimana ia bisa menjadi manajer mereka.

Bayu sendiri, tau sekali cara membuat Heny kesal, ia tinggal berbicara panjang lebar tentang Dhana, leader grup Sunshine yang menurutnya mempunyai suara paling indah. Jadi tak jarang jika mereka sering bertengkar.

"Dasar pedo," ungkap Heny pada Bayu.


Disana Chita menyadari bahwa anggota Sunshine semua sangat ramah. Meski mereka mengatakan Dila dan Milki adalah member yang galak. The Fortress adalah sekumpulan orang yang cekatan dan tegas, namun mereka tidak sombong. Danger Boys adalah tim yang kompak dan mempunyai tipe suara yang bervariasi.

Sunshine ikut memberi saran dalam pembuatan lagu, dan membantu mereka dalam koreografi karena mereka adalah idol yang paling senior diantara yang lainnya.

°•○●♢■♢●○•°

Semuanya berlatih dengan sangat keras, meski begitu diantara yang lainnya, Chita berlatih lebih lama. Bintang yang menyadari hal itu terkadang-kadang-coret-selalu membantu Chita saat latihannya itu.

Lalu sampailah pada hari live....

Tak disangka tiket nya dapat habis dengan cepat. Mungkin karena mereka melihat bintang tamu yang sangat terkenal. Tidak ada yang akan menyangka kalau

penghujung acaranya itu adalah puncak dari live malam ini.

"Bagaimana? Kalian sudah siap?" tanya Kripik pada grup pertama yang baru saja selesai dirias oleh Icha.

Grup pertama, yang terdiri dari Andrew, Pika, Hanaru, Laays, Rizal membawakan lagu dari The Fortress. Sorak sorai penonton terdengar semakin ricuh ketika

Andrew melakukan duet rap dengan Pika. Setelah itu lagu selesai, mereka kembali ke panggung belakang, urutan selanjutnya adalah Sura.

Sura adalah penyanyi soloist yang terkenal karena suaranya yang lembut dan kebanyakan membawakan lagu yang santai.

"Grup kedua, ayo bersiap, sebentar giliran kalian." Elin memberi aba-aba.

Grup kedua yang terdiri dari Yuma, Nana, Mez, Rim, Mila akan membawakan lagu dari Danger Boys. Yang tak disangka-sangka oleh para penonton adalah suara Nana dan Mez yang sangat cocok dalam menyanyikan lagu ini. Dan tentu seperti biasanya, fans Yuma semuanya berteriak ketika mendengar bagian solo nya.


Selanjutnya Widya yang masuk ke panggung dengan sangat cetar membahana, suaranya bahkan sudah kuat meski tidak memakai mic.

Ciri khas Widya adalah gaya suara nya yang unik dan kekuatan suaranya dalam pendalaman lagu.

Setelah itu grup ketiga, yang terdiri dari Chita, Heny, Bintang, Ananda mengambil alih dengan lagu yang khas sekali dari CHRLM. Tak banyak yang menyangka Heny dapat menyanyikan lagu seperti itu.

Selanjutnya tamu rahasia yang tidak dikatakan di dalam poster live, mereka adalah Sunshine.

Semua orang bersorak saat nama mereka terdengar di speaker. Sorakan tambah meriah saat mereka muncul dengan menyanyi dan menari.

Setelah selesai, Sabina berjalan dengan anggun dan muncul di panggung. Suaranya yang sangat khas membuat semua orang dapat mengenalinya dengan mudah.

"Kalian siap? Setelah ini kalian semua akan berada di atas panggung, jangan sampai ada yang bertabrakan, pergantiannya lumayan rumit, namun kalian pasti bisa melewatinya," ujar Bayu menyemangati unit baru itu.

"Baik!"

"Aduh, serem banget yak, ngga terasa uda mau penghujung acara," ujar Rim pada Chita.

"Kita pasti dapat melakukannya," balas Chita meski tangannya juga gemetaran. "Jangan menghancurkan panggungnya ya, Hen," ujar Bayu pada Heny.

"Kau pikir aku ini apa?" balas Heny menatapnya tajam, namun hanya dibalas oleh tawa Bayu.

"Kau sudah berlatih banyak, jangan sia-siakan ajaranku," ujar Bintang sambil menatap datar Chita.

"Ya, terima kasih untuk semuanya," balasnya sambil tersenyum yang membuat wajah Bintang memerah.


"Aku tidak tau hubungannya kalian seperti itu," bisik Dhana pada Bintang dan Chita. "B-bukan seperti itu!"

"Ha?"

"Dua reaksi yang berbeda, kalian imut sekali ya," balas Dhana sambil terkekeh. "Mereka kan imut seperti saya," ujar Yuma sambil tersenyum bangga.

"Ayo, sebentar lagi akan dimulai," ucap Nana menatap semuanya. "Jangan menghambatku loh," ujar Bintang sambil mengajukan tos. "Tidak akan kok," balas Chita, sambil membalas tos Bintang.

Mereka berjalan masuk ke panggung, cahaya panggung menyinari mereka semua.

"Finale kita baru saja dimulai."

*End

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

Bonus:

"Selamat ya untuk kalian semua." Fuyu mengangkat gelas mengajak mereka semua untuk bersulang. Semuanya ikut mengangkat gelas mereka dan bersulang di udara.


"Sebenarnya manajer ini semuanya kenalanku." Fuyu memperkenalkan ulang.

"Kripik ini adalah saudaraku, dia mantan ketua agensi FLC tapi dia merasa bosan dan memilih menjadi tukang sapu." Terlihat Fuyu menggelengkan kepalanya.

"Apa?! Mantan ketua?!" Pekik Heny terkejut.

"Wah, aku tak menyangkanya!" Rim juga ikut terkejut. Semua orang disana terkejut.

"Lalu Elin adalah top idol di luar negri," ujar Fuyu melanjutkan, "dan Vara adalah manajer pro yang sering menyamarkan identitasnya."

"Tak disangka ya?" balas Chita menggaruk tengkuknya, "ternyata bukan hanya aku saja yang tidak tahu."

"Chita mah ngga tau semua," ujar Mez sambil tertawa, semua orang juga ikut tertawa. Melihat semua orang tertawa, Chita juga ikut tertawa.

...

Cast:

Andrew-Bintang-Yuma-Rizal-Ananda

Nana-Heny-Pika-Mila

Chita-Hanaru-Rim-Laays-Mez

Vara-Bayu-Kripik-Elin


Fuyu

Fia

Dhana-Milki-Rie-Zu-Dila

Yoga-Yemi-Ave

Widya-Sura-Sabina

Icha

Rehan-Bahamud-Carl

NOTE:

Iyey maso di hari terakhir 😂😂 maapkan saia kalau alurnya terkesan maksa huehuehue.

Dan maapkan saia karena ini sangat gaje 😂😂 tapi senang bisa menyelipkan sedikit ThumSta dan BaNy didalamnya muehehe.

Story By: 

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro