🍑21🍑 Break Up

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

Cinta boleh, bego jangan. Dia ingin putus? Terima. Jangan menangisi orang yang tidak mempertahankanmu.

Happy reading 🍑

"Aku gak tahan lagi, Run," kata Freya.

Tadi Freya mendapat pesan aneh lagi dari WhatsApp. Kali ini nomornya berbeda, hanya saja Freya yakin kalau pengirimnya adalah orang yang sama dengan pengirim pesan sebelumnya. Si pengirim juga mengirimkan video yang membuat Freya sangat geram dan juga marah.

"Sabar, Frey. Lo tanya aja dulu sama Glan. Lo minta penjelasan sama dia. Jangan sampai salah paham," kata Arun santai. Arun tiduran di ranjang Freya sambil menonton televisi, sedangkan Freya sudah mencak-mencak dari tadi.

"Gue mau labrak Gravi. Berani banget peluk-peluk pacar gue seenaknya. Selama ini gue udah sabar banget sama tuh cewek. Udah dua bulan gue pacaran dan tuh cewek masih aja gue sering lihat nempel sama Glan kayak lintah. Gue mau labrak dia pokoknya," ceroscos Freya sambil menghentak-hentakkan kakinya di lantai.

Sejak menonton video yang isinya Gravi memeluk Glan sambil menangis di taman, Freya mondar-mandir ke sana ke mari sambil mengucapkan sumpah sarapah yang ditujukan untuk Gravi.

Gravi benar-benar kelewatan. Selama ini Freya sering  membiarkan Glan mengantar dan menjemput Gravi. Freya sering juga membiarkan Glan perhatian pada Gravi. Ia tidak akan mempermasalahkan itu walaupun ia cemburu. Akan tetapi, ini masalah sentuh-menyentuh. Mereka berpelukan dan Freya tidak bisa menerima itu.

"Jangan, Frey. Nanti Glan marah sama lo," kata Arun melarang. Arun mematikan televisinya dan menarik tangan Freya agar Freya duduk dan menenangkan diri.

"Tapi dia udah kelewatan, Run. Dia jadiin Glan ojek, gue biarin. Dia makan masakan Glan, gue biarin. Dia ganggu waktu berdua gue sama Glan, gue biarin. Kurang baik apa gue? Dia ngelunjak lama-lama tahu gak?" kata Freya emosi.

"Mungkin dia lagi ada masalah kali, Frey. Eh tapi kalau gue jadi lo, gue juga gak terima kalau Glan dipeluk cewek lain. Apalagi Gravi ini statusnya cuma tetangga Glan."

"Labil lo ah. Tadi ngebela Gravi."

"Mending lo langsung aja labrak Glan. Lo cari ke rumahnya sekarang. Lo minta penjelasan yang sedetail mungkin sama dia," kata Arun.

"Gue gak tahu rumahnya."

"Gue tahu."

"Kok lo tahu?"

"Gu-gue pernah lihat dia masuk ke rumah itu dan Gravi masuk ke rumah yang di sampingnya. Waktu itu gue nyasar gara-gara google maps error. Eh malah lihat mereka," jelas Arun. Freya hanya manggut-manggut saja.

"Tapi ini udah jam tujuh, Run. Lo mau ikut?"

"Eh enggak bisa, Frey. Gue harus pulang sekarang. Mama gue udah di rumah."

"Ya udah. Lo ketik alamatnya di sini. Gue mau nyamperin Glan sekarang pokoknya," ujar Freya sambil memberikan ponselnya ke Arun.

🍑🍑🍑

Freya mengetuk pintu rumah Glan dengan ragu. Freya takut salah rumah karena tidak pernah mengunjungi rumah Glan sekalipun. Tak lama kemudian keluarlah seorang wanita paruh baya dari dalam rumah itu.

"Cari siapa ya?" tanya wanita itu dengan ramah.

"Maaf mengganggu malam-malam, Tante. Ini rumah Glan kan, Tante?" tanya Freya gugup. Ia menerka-nerka mungkin wanita ini adalah ibunya Glan.

"Iya, bener. Kamu temennya Glan ya? Ayo masuk!" Freya mengangguk sambil tersenyum. Freya masuk ke rumah itu mengikuti wanita paruh baya itu.

"Nama kamu siapa? Nama Tante, Rishona."

"Freya, Tante."

"Tumben loh ada temen cewek Glan yang ke sini," kata Rishona. Freya hanya menanggapi dengan senyum malu-malunya.

"Glan! Turun! Ada tamu buat kamu!" teriak Rishona dengan nyaring. Tidak ada sahutan.

"Oh iya, Tante lupa kalau kamarnya Glan itu kedap suara. Kamu duduk dulu ya. Tante panggilin. Eh atau kamu mau langsung ke kamarnya aja?"

"Boleh, Tante?" tanya Freya ragu. Rishona mengangguk.

"Itu kamarnya udah ada nama kok."

"Saya ke sana dulu ya, Tante."

"Iya, silakan."

Freya pun berjalan mencari kamar Glan dan mengetuk pintu yang bertuliskan nama Glan. Tak lama, Glan pun membuka pintu.

"Kenapa, Ma? Eh astaga!" Glan terkejut melihat kedatangan Freya yang tiba-tiba dan langsung menerobos masuk ke kamarnya. Glan pun menutup pintu kamarnya, takut Haidar lewat dan melihat ada Freya di sana.

"Kenapa? Kaget?" tanya Freya sambil menatap Glan tajam.

"Ka-kamu ngapain ke sini, Frey? Udah malem loh."

"Gak suka?"

"Kenapa sih, Frey?"

"Kamu bisa jelasin ini apa?" tanya Freya sambil menunjukkan rekaman video Glan sedang berpelukan dengan Gravi.

"Siapa yang ngirim ini, Frey?" Bukannya menjawab, Glan malah bertanya balik. Hal itu membuat Freya makin geram dengan Glan.

"Kamu ada apa sama Gravi? Kalian ada hubungan lebih?"

"Aku gak ada hubungan apa-apa sama Gravi, Frey. Dia itu tetangga aku. Kamu kok percaya aja sama video itu. Lagian siapa sih yang ngirim video itu?" elak Glan.

"Kalau aku bilang aku yang ngerekam sendiri, kamu mau apa?"

"Frey, kamu kenapa sih?"

"Kita udah tiga bulan, Glan. Aku udah sabar banget lihat Gravi nempelin kamu kayak lintah. Aku gak suka sama dia. Aku cemburu. Kamu sering anter jemput dia, aku biarin. Kamu perhatian sama dia, aku biarin. Tapi kali ini udah gak wajar, Glan. Aku gak terima," kata Freya sambil berkaca-kaca.

"Dia tetangga aku, Frey. Temen aku dari kecil. Dia selalu bergantung sama aku. Aku gak mungkin tiba-tiba gak perhatian sama dia pas aku udah punya pacar. Itu gak adil buat dia," ucap Glan membela Gravi.

"Itu juga gak adil buat aku, Glan. Kamu peluk-peluk dia, itu udah kelewatan kalau kalian cuma sebatas teman. Aku gak terima, Glan. Please kamu jauhin Gravi ya, Glan."

"Enggak bisa. Asal kamu tahu, kamu juga harusnya sadar kalau kamu juga gitu. Kamu sama Brishen itu ada hubungan apa? Kenapa kamu sering banget dianter jemput sama Brishen? Kamu kira aku gak tahu?"

"Loh kok jadi balik bahas aku?" tanya Freya emosi. Glan mencari kesalahannya agar ia bisa terbebas dari kesalahannya.

"Aku juga gak terima kalau kamu sama Brishen! Bukan kamu aja!" bentak Glan emosi. Glan juga cemburu, tidak Freya saja yang merasakan itu.

"Aku diantar jemput Brishen itu karena kamu ngenter jemput Gravi. Kamu jarang banget nganter jemput aku. Ini semua karena kamu!" teriak Freya meluapkan kekesalannya. Air matanya mengalir deras karena ia begitu kesal dengan Glan.

"Padahal kamu bisa kok sekalian anter jemput aku sama Gravi pakai mobil. Waktu ini aja kamu ninggalin aku dan pulang sama Gravi naik mobil. Kamu sesayang itu ya sama Gravi? Mana lebih penting, aku atau Gravi? Kalau kamu pilih aku, kamu jauhin Gravi."

"Iya, aku sayang sama dia. Dia udah aku anggep sebagai adik sendiri. Aku kenal dia sejak kecil. Aku gak mungkin jauhin Gravi, Frey. Tolong ngertilah," ucap Glan yang mulai melunak. Emosinya sedikit mereda melihat tangisan Freya yang begitu deras.

Glan mendekati Freya dan mengusap air mata Freya. Freya langsung menepis tangan Glan dan mengusap air matanya sendiri dengan kasar.

"Kamu pilih dia? Berarti kamu jauhin aku," kata Freya sambil menunduk.

"Kamu mau putus? Okay, mungkin ini yang terbaik. Buat apa aku mertahanin cewek yang gak pengertian kayak kamu," kata Glan sambil membuka pintu kamarnya.

Glan mengisyaratkan agar Freya pergi dari kamarnya. Freya menatap Glan tak percaya. Glan memutuskannya demi Gravi?

"Okey, Glan. Gue pergi!" ucap Freya mengeraskan suaranya sambil mendelik. Freya tidak akan pernah menangis meraung-raung minta agar Glan tidak memutuskannya. Hal itu tidak akan pernah terjadi. Freya harus tegar walaupun hatinya sakit karena putus dengan Glan dengan cara seperti ini. Ini semua karena Gravi.

"Eh Freya, kamu mau ke mana?"

"Freya mau pulang, Tante. Freya pamit ya," kata Freya sambil tersenyum dan menyalami tangan Rishona.

"Tante baru mau bawain cemilan buat kamu. Eh itu mata kamu kenapa? Abis nangis? Kamu diapain sama Glan?"

"Gak papa kok, Tante."

"Beneran gak papa?"

"Iya, Tante. Freya pulang dulu ya."
Rishona mengantarkan Freya keluar.

"Hati-hati ya. Udah malem ini," kata Rishona. Freya mengangguk.

Saat Freya akan melangkah meninggalkan Rishona, Freya melihat Haidar yang baru datang. Freya tersenyum sopan pada Haidar. Haidar pun membalas senyuman Freya juga.

"Saya pulang dulu, Om," pamit Freya.

"Iya, hati-hati," kata Haidar.

Freya pun benar-benar pergi meninggalkan rumah Glan. Freya berjanji pada dirinya agar tidak galau karena baru putus dengan Glan. Freya akan membuat Glan menyesal karena memutuskannya demi Gravi.

2/3/2020

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro