19. Permainan Berpindah Kuasa

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

First of all, terimakasih untuk kalian yang sudah setia membaca cerita ini. Karena ini part terakhir, boleh aku minta kalian meramaikannya? Minta vote dan komen yang banyakkk. Hehehe.

Happy reading.

Hatinya telah mati, lalu membeku. Segala usaha untuk meluluhkan Darel juga telah dilakukan. Namun, yang Rosuella dapati adalah rasa sakit bertubi-tubi.

Tidak hanya luka batin, tetapi suaminya juga memberi luka fisik. Sampai mati pun Rosella tidak akan melupakan siksaan Darel yang sangat kejam, hingga berujung harus dirawat inap sebab dehidrasi dan luka pada organ vitalnya.

Cinta, Rosella mencintai Darel dan ingin memiliki laki-laki itu. Usahanya bahkan tidak main-main, tetapi kini dia mengakui bahwa dirinya terlalu lelah untuk berjuang. Menyerahkan hati pada laki-laki kejam seperti itu hanya membuat Rosella mati secara perlahan.

Perempuan itu berdecih muak atas kesetiaan yang Darel junjung tinggi, tetapi nyatanya telah dia langgar juga. Kejadian sejak kemarin sudah Rosella rekam baik-baik dalam ingatannya; Darel yang pergi ke hotel bersama perempuan, lalu berlanjut membawa seorang gadis dari kelab ke penthouse.

Jalang kecil sialan! Darel sialan! Semua sialan!

Masih banyak lagi umpatan dan makian yang Rosella layangkan di dalam hati. Hatinya sudah seperti ayam bakar hangus sejak kemarin, ditambah satu fakta kalau suaminya menginap di penthouse bersama seorang gadis.

Deandra, dia pasti yang bernama Deandra. Aku tidak akan melepaskannya kali ini!
Setelah semua rasa sakit yang diterima Rosella, pelecehan, dan tidak dihargai sebagai istri, dia bersumpah akan memberi pembalasan bagi Darel. Satu tahun tersiksa telah menyadarkan perempuan itu bahwa Darel memang tidak akan tersentuh. Percuma saja Rosella membuang jauh harga dirinya. Kenyataannya, sang suami tetaplah si liar yang tidak bisa dikendalikan.

Tidak ada pernikahan impian, tidak ada kehamilan, tidak ada bayi, dan tidak ada kehidupan normal layaknya pengantin. Jiwanya telah memasrahkan semua itu pada waktu Darel kembali meninggalkannya saat di rumah sakit. Segala impian Rosella bersama Darel telah hancur bagai beling-beling kaca berserakan di lantai.

Cantik dan memiliki harta, dua hal yang selalu Rosella banggakan dulu, hingga penuh percaya diri bisa mendapatkan laki-laki mana pun untuk diajak kencan atau berakhir semalam di hotel. Demi bisa menjamah kulitnya, para laki-laki itu rela berlutut dan memohon. Namun, bersama Darel, Rosella-lah yang tampak seperti jalang.

Permainan akan aku ambil alih, Darel. Kita akan segera bersenang-senang.

Seringai tercipta di bibirnya, sebelum dia turun dari mobil setelah melihat Darel meninggalkan area basemen seorang diri. Rosella yakin laki-laki itu tidak akan kembali dalam waktu yang lama, karena dia telah merencanakan semuanya. Gudang penyimpanan minuman salah satu hasil pabrik Darel terbakar. Pelakunya adalah suruhan Rosella, hanya untuk membuat Darel pergi dari sisi Deandra.

Semua risiko Rosella abaikan. Persetan baginya jika di siang hari seperti ini kota menjadi heboh sebab kebakaran hebat itu. Jika bisa mengundang segala jenis setan untuk membantunya balas dendam, Rosella pun pasti sudah melakukannya.
Dengan langkah penuh keyakinan, Rosella memasuki lift diiringi dua laki-laki berbadan besar. Dia tersenyum miris, membayangkan Darel memberi Deandra sebuah hunian mewah. Sementara dirinya sendiri belum pernah diberi apa pun oleh Darel.

Tiba di depan unit Darel, Rosella mengepalkan tangan sebelum menekan bel. Menunggu lebih dari lima menit, pintu itu akhirnya terbuka. Kemunculan Deandra tentu tidak mengejutkan bagi Rosella, tapi sebaliknya bagi gadis itu.
Kakinya mundur secara refleks melihat wajah cantik berselimut kemarahan. Melalui tatapan itu, Deandra bisa merasakan aura bahaya dan mengancam.

"Hai, Jalang," sapa Rosella ramah.

Tanda bahaya dalam diri Deandra kini benar-benar muncul. Tubuhnya dengan cepat gemetaran. Napasnya jadi berat dan berusaha kembali menutup pintu itu. Sayang, usahanya gagal sebab dua laki-laki tadi lebih dulu meraih lengannya.

"Kalian mau apa?! Deandra tidak punya urusan dengan kalian!"

"Bermalam dengan suamiku dan kamu bilang tidak punya urusan denganku?"

Dalam kuasa laki-laki berbadan besar, Deandra tetap meronta bersama ingatan yang kembali menyerangnya. Dulu, dia juga pernah menghadapi situasi ini, lalu berakhir hendak menjadi pelacur di kelab mewah. Sekarang apa? Deandra belum bisa menebak seperti apa dirinya berakhir di tangan Rosella.

"Lepaskan, Deandra! Seharusnya Nyonya mencari Tuan Darel, bukan Deandra!"

"Menyakitimu tentunya akan menyakiti Darel juga. Jadi, persiapkan dirimu, Deandra."

Mau melarikan diri, tetapi Deandra tidak bisa. Dirinya lemah di antara dua laki-laki berbadan besar itu. Bahkan belum selesai keterkejutannya atas kedatangan Rosella, kesadaran Deandra kian menipis setelah diberi obat bius.

Sekali lagi Deandra mengalami kepahitan hidup. Berada di dunia Darel ternyata tidak seindah yang dia bayangkan. Dibandingkan Rosella yang memiliki segalanya, Deandra benar-benar merasa kecil ketika mulai membuka mata. Perempuan berambut pendek itu berhasil membawa tawanannya ke suatu tempat yang Deandra sendiri tidak ketahui.

Sekarang apa? tanya Deandra dalam hati.
Air matanya masih tertahan, tapi seluruh tubuhnya nyaris rontok dipandangi bagai mangsa oleh Rosella. Mencoba terlihat tegar dengan memberi tatapan yang tegas, tetap saja Deandra tidak bisa memiliki keberanian seperti itu. Dia ketakutan dan butuh bantuan, tetapi Deandra tidak memiliki sekutu di ruangan sunyi mencekam itu.

"Kamu masih terlalu muda untuk menjadi jalang."

Jalang. Deandra mengulang kata itu. Marah yang sempat hadir sebab tersinggung dikatai, berangsur-angsur pergi. Nyatanya dia memang tidak lebih baik dari yang Rosella katakan. Melakukan percintaan sejak semalam bersama laki-laki beristri bukankah memang bisa disebut ... jalang? Rasa sakit yang berada di pangkal pahanya juga telah membuktikan bagaimana dia memang pantas dikatakan jalang Deandra jadi ingin tertawa miris, sadar apa posisinya.

Segala kekuatan yang Deandra kumpulkan sejak tadi perlahan-lahan menguap. Di bawah tatapan tajam dan mengejek Rosella yang duduk di hadapannya, Deandra kian merasa tidak memiliki arti.

"Kamu memang bersenang-senang dengan suamiku, tapi apa kamu tahu bahwa dia hanya memanfaatkanmu? Kamu hanya alat untuk dia mendapatkan sesuatu."

Alis Deandra mengerut, tidak paham akan kata-kata Rosella. Mulutnya yang tidak diplester nyaris bersuara, tetapi urung ketika melihat perempuan itu mengambil sebuah senjata api. Deandra membelalak serta mencoba melepas tangannya yang terikat di belakang. Tubuhnya juga dia gerakkan keras, berharap ikatan yang membelitnya pada kursi juga bisa terlepas.

"Nyo-nya, itu berbahaya!"

Panik, khawatir, takut, dan entah berapa banyak nama lagi perasaan yang kini bersarang di hati Deandra. Deru napasnya memburu, melihat senyum sinis Rosella. Jemari lentik perempuan itu mengusap-usap senjata api dengan perlahan. Seolah-olah menunjukkan sesuatu yang menarik bagi Deandra.

Kecantikan yang berpadu aroma kematian dari Rosella berbaur sempurna dengan pengap ruangan yang menyesakkan dada Deandra. Mau berusaha tampak berani pun, Deandra sudah tidak punya nyali sekarang. Rontaan tubuhnya tidak berguna sama sekali, mengikis habis sisa pemikiran bahwa Rosella tidak jahat.

"Aku berusaha mendapatkan Darel selama satu tahun ini. Dan kamu hanya pendatang baru yang membuatku semakin tidak bisa mendapatkannya. Bukankah kematian lebih cocok untuk membalas jalang sepertimu?"

Kepelikan pernikahan Darel tidak pernah Deandra ketahui. Selama ini laki-laki itu menutupi. Dan hari ini Deandra terbelit masalah besar karena telah memasuki area yang sebenarnya terlarang untuknya. Terlambat untuknya mundur, karena Deandra telah tercebur.

"Nyonya, jangan bunuh Deandra! Jangan!"
"Ah, iya!" Rosella membuat ekspresi pura-pura lupa sebelum meraih ponselnya yang tergeletak di meja. "Mana mungkin aku membunuhmu sebelum menunjukkan hal penting."

Awalnya Deandra tidak mengerti mengapa Rosella menunjukkan ponsel. Lalu otaknya mulai merangkai segala yang dilihat dan didengar dalam video tersebut. Suara Deandra hilang ditemani senyum mengembang Rosella. Jantungnya bagai berhenti berpacu ketika mendengar dengan jelas setiap kalimat yang diucapkan laki-laki dalam video itu.

"Gadis itu bernama Deandra. Dia terpisah dari ayahnya, Orion Damon. Dan aku akan memanfaatkannya untuk mendesak Orion agar mau menyerahkan lahan itu demi bertemu dengan putrinya."

Tuan sudah tahu ayah Deandra yang sebenarnya.

"Aku tidak melakukan apa pun padanya. Tapi mungkin saja nanti itu terjadi, kalau Orion tetap kukuh tidak mau menjual lahan pada kita."

Tuan meniduri Deandra demi mendesak Ayah.

"Apa yang perlu dikhawatirkan? Gadis itu hanyalah mainanku, Ayah. Ketika aku mendapatkan persetujuan Orion, aku tinggal melepas Deandra. Tenang saja."

Tuan hanya memanfaatkan Deandra. Tuan Darel hanya menunggu waktu untuk membuang Deandra.

Luruhlah air mata gadis itu. Tubuhnya berhenti memberontak, sedangkan otaknya terus mengulang kalimat-kalimat tadi. Deandra tidak tahu rasanya berada di ujung kematian, tetapi dia berani bersumpah rasa sakit yang dia dapatkan saat ini bagai batas dari hidupnya.

Percintaannya dengan Darel merupakan hal terbodoh yang baru Deandra sadari. Menyerahkan kegadisannya tanpa penolakan, lalu melakukannya lagi, Deandra kini setuju 100% atas panggilan Rosella untuk dirinya. Jalang. Jalang. Jalang. Deandra terus memutar ulang kata itu.

Di antara air mata yang mengalir deras, Deandra tertawa kecil. Menertawai dirinya sendiri yang mau saja dikendalikan oleh Darel. Lalu apa yang dia dapatkan selain kepedihan? Barang-barang mewah? Deandra kini ingat, kalau seberapa pun banyaknya harta yang dimiliki, tidak akan berarti jika hati meringis perih.

"Bagi Darel, kamu tidaklah lebih dari sekedar mainan. Kamu sudah mendengarnya sendiri, bukan? Sekarang bersiaplah atas kematianmu, Jalang."

Deandra mendengar suara Rosella, tetapi matanya yang basah malah sengaja dipejamkan. Wajahnya lebih terangkat ketika mendengar suara Rosella yang menyatakan kematian Deandra akan datang. Tidak ada pancaran ketakutan dari wajah yang basah itu. Tidak ada reaksi gugup atas hawa yang kian mencekam. Ekspresinya menunjukkan kepasrahan di ujung waktu yang dia miliki.

Dalam hati, Deandra mengucapkan banyak hal. Kalau dia harus mati hari ini, dia sudah siap. Kalau kematiannya adalah sebuah penebusan dosa atas pertemuannya dengan Darel, Deandra siap. Kalau kematian adalah takdirnya sebelum bertemu sang ayah, Deandra akan menerima.

Jika waktu membawanya pada titik pertemuan, lalu berujung memisahkan, Deandra akan belajar memahami itu di kehidupan yang lain. Jika waktu tak kunjung membawanya pada titik temu dan malah terus menjauhkan dengan apa yang ingin dia jumpai, Deandra akan belajar memahami itu di dunia lain.

Andai Tuhan memberinya kesempatan kedua untuk kembali bernapas dengan bebas, Deandra akan belajar bagaimana mencintai dengan sederhana. Cinta yang secara tulus menjaganya dan tidak melibatkan keuntungan pribadi. Cinta yang secara utuh miliknya, tanpa harus dibagi dengan hati lain.

Tuan, hati Deandra sakit sekali. Tuan, Deandra ingin mengakhiri siksaan ini.

"Selamat tinggal, Deandra si Jalang ...."
Lalu tawa Rosella menggelegar.

Selamat tinggal, Tuan Darel ....

Andai Tuhan masih memberinya kesempatan untuk tidak bertemu maut hari ini, Deandra berjanji akan melepaskan segala yang menyebabkan dirinya bisa berada di ruang itu sekarang. Darel dan kekayaannya, ya, Deandra berjanji akan melepas semua itu. Sebab kini dia mengerti, bahwa memaksakan diri menggenggam hal yang tak pernah dia miliki, hanya akan berujung perih dan tangis.

Sejak awal Deandra memang tidak pernah memiliki Darel. Mereka berasal dari dunia yang berbeda, bertemu dengan cara tak biasa, lalu akhirnya menyakiti tanpa jeda.

Dor!

Suara tembakan memenuhi ruang.

TAMAT

HAH? SEGINI AJA, THOR?

Iya, segini aja, Zeyeng. Sisanya ada di novel. Dan kamu udah bisa waiting list dari sekarang. Di novel total 35 bab, kemungkinan besar open PO awal bulan.

Komen daerahmu atau langsung hubungi reseller karos langgananmu.

See you, Zheyenggg.

Darel minta maaf kalau hati kalian jadi berdebar di part ini

Cover Deandra, gaes🔥

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro