4. Games Membuat Cerita Bersambung

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

Holla....

Mintik kembali membawa hasil games semalam, yang dilakukan oleh member SuJu V di Aula Suju V.

Yuk, baca cerita di minggu malam mereka! Katanya, sih. Tema yang mereka pakai Horror comedy. Gak tau deh selanjutnya😂

Capcus~

.

.

.

===============================

.

.

.

Aku terdiam. Pemandangan di depanku sangat mengejutkan.

Pernah melihat tengkorak melayang? Terbang mengejarmu dengan tulang pipi serta rahang mengatup-ngatup?

Itu yang aku alami sekarang. Tanpa sadar celanaku basah saat aku berlari menjauh dari tengkorak tersebut. Entahlah, mungkin itu air seniku yang keluar karna aku begitu takut.

Aku berlari. Terus berlari. Rasanya berat sekali, seperti berjalan dalam air. Padahal, setiap kali kutengokkan kepalaku ke belakang, tengkorak itu masih mengikutiku. Bagaimana ini? Aku harus kemana?

Sebentar. Aku? Dikejar tengkorak hidup? Aku tak waras?

Langkahku terhenti. Tak ada suara dari belakang. Kumantapkan hati menoleh. Namun tak ada apapun, kosong.

Aku pasti bermimpi. Mimpi yang sangat buruk.

Aku mengusap kasar wajahku. Menelan ludah dengan susah payah, dan menetralisir napas yang sudah tersenggal-senggal. Aku melangkah maju dengan perlahan. Tanganku mengepal kuat sebagai pelampiasan rasa takut.

"Dimana aku?" aku mengedarkan pandanganku. Hutan? Apa aku terlalu sibuk berlari hingga tidak sadar berjalan kemari? Ah, aku harus segera kembali ke villa agar teman-temanku tidak khawatir. Tapi .., aku masih takut akan tengkorak itu.

"Tidak tidak. Kalau aku menuju ke arah sana, bisa jadi aku bertemu lagi dengan tengkorak itu." Kepalaku menggeleng pelan.

Seharusnya aku tidak menerima tantangan teman-temanku. Bergaya menunjukkan bahwa aku ini pembarani. Faktanya aku tidak lebih dari seorang pecundang. Ah! Memalukan sekali!

Tapi .., kalau aku kembali, jujur aku malu. Bagaimana tidak, di villa juga ada Angga, gebetanku. Kalau dia tahu aku sepengecut ini .., aku jadi takut kalau dia jadi ilfeel.

Tentang ilfeel aku teringat sesuatu. Bukan kah aku tadi sempat ngompol? bagaimana kalau mereka melihat celana yang aku kenakan basah? Atau mungkin mencium bau pesing yang iyuuhh kam see uppaayy. Fixs! Aku mempermalukan diri sendiri di depan gebetan.

Aaaargh! Aku bingung! Bagaimana ini?!

Belum selesai aku berpikir bagaimana cara kukembali ke Villa. Tiba-tiba aku mendengar bunyi krek-krek. Bunyi yang sama dengan bunyi tengkorak tadi. Keringatku merebas untuk ke sekian kalinya.

Sialan! Aku harus lari lagi?

Hm. Bagaimana kalau kali ini kuhadapi saja dia? Aku akan menendang ulu hatinya agar--- ah aku lupa, tengkorak kan tidak punya hati.

Tubuhku gemetar. Jantungku berdetak tak karuan.

Dengan keberanian yang tersisa, ah bukan, tapi rasa nekadku yang ada aku coba berbalik. Lalu betapa terkejutnya aku! Sungguh aku tidak pernah berpikir akan jadi seperti ini. Kalian tidak akan percaya apa yang aku lihat.

Angga.

Sungguhkah itu dia?

Aku berlari memeluknya. Biar jika kesannya aku mencari kesempatan dalam kesempitan. Namun, aku sungguh lega dia di sini. Oh, Angga, kau penyelamatku.

Ekspresi yang dinampakannya hanyalah menatap datar, tanpa ekspresi. Tak ada raut mengejek seperti yang sering diperlihatkannya kepadaku.

Tangannya ... terasa dingin.

"Angga untung kamu datang," ucapku padanya. Angga hanya menatapku datar. Matanya terkesan kosong. Kemudian tidak lama kami saling menatap, ia tersenyum. Senyuman yang ... Boleh aku bilang mengerikan? Dan satu lagi. Aku baru sadar kulitnya putih pucat dan bibirnya agak membiru.

"Angga ..," panggilku agak pelan. "kamu kesini sama siapa?" lanjutku bertanya hati-hati.

Angga menunduk, menatap langsung netra hitamku. "Haruskah?" ucapnya pelan. Pelan sekali, sampai aku harus menajamkan pendengaranku. "Haruskah aku menjawabnya?" lanjut Angga dengan suara sedikit keras. Aku termangu.

"Ka-a-mu kenapa? Apa ada masalah?" ucapku tergagap-gagap. Aku heran. Kenapa Angga jadi seperti ini? Makhsudku, aku merasa tidak mengatakan sesuatu yang salah. Kalau pun ada, memangnya apa?

Grep

Napasku tercekat. Sebelah tangan Angga mencengkeram leherku. "Ang..ga.... S-sakit ...." ucapku terbata. Tangannya terasa dingin. Cengkeramannya erat sekali, aku tidak bisa bernapas.

"Mati." aku membeku. Ucapan Angga jelas terdengar di telingaku.

Jangan bilang aku akan mati di tangan gebetanku sendiri. Orang yang aku kagumi sejak lima tahun lalu. Demi spongebob yang berteman dengan doraemon, kematianku terkesan konyol nantinya.

Dia ingin membunuhku! Demi apa? Aku akan mati di tangan kekar gebetanku?

Ah, tak apalah. Asalkan aku tidak mati oleh hantu tengkorak itu, aku rela. Tiba-tiba ...

"Hei! Lepaskan dia!"

Aku dan Angga menoleh. Cukup sulit karena tangan Angga masih mencengkeram leherku.

Dan.., aku terkejut. Sumpah. Yang tadi berseru itu.., Angga. Lalu siapa yang mencengkeram leherku?!

"Aa-ang-gah," ucapku susah. Tangan pria yang mirip dengan Angga sungguh kuat. Sepertinya ia bukan hanya ingin mencekik leherku, tapi juga ingin mematahkannya.

Anggaku datang. Lihatlah, pangeranku datang untuk menyelamatkanku! Betapa heroiknya itu di mataku.

Jadi, angga yang mencekikku ini siapa?

Tengkukku seketika menegang, bersamaan dengan cekikan yang semakin mengerat.

Dia ... tengkorak itu.

Srrr....

Aliran darahku seolah terhenti. Cengkeraman di leherku makin menjadi. "T-tolong...h...." sebelah tanganku mencengkeram tangan yang kini telah berubah menjadi tulang. Kini rasa perih juga mulai menggigiti kulitku.

Aku melihat Angga mendekati kami. Matanya menatap tajam. Ia berlari secepat mungkin. Semakin cepat larinya, aku merasakan semakin kuat cengkraman pria yang mirip angga ini. Hingga tanpa sadar Angga melakukan kesalahan di luar skanorio. Ia terpeleset. Membuat sutradara mengatakan 'cut' tiba-tiba.

Angga sialan, dia menggagalkan syuting pertamaku!

THE END

===============================

Gimana? Suka dengan cerita bersambung ala member SuJu V?

Kalau mimin sih, ngakak bacanya😂🔫

Semoga kalian terhibur😘

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro