Gara-gara salah paham(bagian 9)

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

Keesokan harinya Sita menuju ke kampus. Sesampainya disana ia menuju ruangan kelasnya.
Tiba-tiba Melia datang menghampiri Sita dan langsung memarahi Sita habis-habisan.

"Gara-gara kamu kemarin,rencanaku jadi gagal!kamu sengaja ya?" Ucapnya kesal sambil memukul meja.

Seketika Sita merasa ketakutan dengan tatapan tajam Melia.Melia mengancam Sita ia akan memberitahu Agra kalo yang mengidekan mendekatkan ia dengan Agra adalah Sita.

Sita merasa khawatir dan takut jika Melia memberitahukannnya pada Agra. Sita takut Agra marah padanya.Sita memohon pada Melia agar Melia tidak memberitahukannya pada Agra tapi Melia tetap pada pendiriannya.Ia akan tetap memberitahukannya kepada Agra.

"Kamu mohon-mohon pun aku tetap akan kasih tau Agra tentang semuanya!"ujar Melia dengan lantang.

Sita  bingung harus bagaimana lagi ia hanya terdiam membisu sedangkan Melia kembali ke tempat duduknya.

Tiba-tiba Agra  datang  dan Melia yang mengetahui kedatangan Agra segera bergegas menghampiri Agra.Melia  memberitahu Agra tentang semua nya "Tuh temen yang kamu bangga-banggain hianatin kamu."

"Maksud kamu apa ngomong gitu?" jawab Agra bingung. Ia tak mengerti dengan arah pembicaraan Melia.

Kemudian Sita mendatangi keduanya lalu  menjelaskannya kepada Agra.

"Ini ngga seperti yang kamu kira Gra," Sita mengelak.

Ia tau ia salah. Tidak seharusnya ia mendekatkannya dengan perempuan yang sangat dibenci sahabatnya.Tapi apa mau dikata, nasi telah menjadi bubur dan siap tidak siap Sita harus menanggung segala resiko termasuk dibenci sahabatnya sendiri.

Agra semakin tak mengerti semuanya dan menanyakannya kepada Melia.

"Ini semua apaan sih,nggak ngerti aku maksud kalian!"

Melia akhirnya menceritakan yang sebenarnya kepada Agra dan Agra masih tak percaya.

Sahabat yang ia percaya tega menjodohkannya dengan perempuan yang ia benci.
Hati Agra tersayat begitu dalam. Ia tak menyangka sahabatnya akan melakukan hal serendah itu.

Sita mencoba menjelaskan semuanya. Tapi Agra tak mau mendengarkan penjelasan Sita. Ia langsung pergi begitu saja.

Benci.

Dalam hatinya mengatakan hal itu. Bagi Agra rasanya seperti mimpi. Sahabat yang ia percaya ternyata tak lebih dari seorang yang tak punya pendirian.

"Kenapa lu enggak jujur sama gua sih Sit!" ucapnya marah.

"Lu sahabat macam apa?"

"Tega lu nyakitin perasaan gua!"

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro