Dua Puluh Lima

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

YASHICA mengikuti Cellia yang menariknya masuk ke pantri. Sekretaris sekaligus sepupu Sakti itu celingukan sebelum menatap Yashica dengan senyum lebar. "Kata Sakti, kalian udah jadian ya?" Nadanya mengajak bergosip. "Kok kamu nggak pernah cerita kalau kalian PDKT sih? Kalau nggak ada yang ngasih tahu kalian selalu pulang bareng, saya mungkin nggak akan tahu."

Astaga, Yashica tidak menyangka Sakti akan menyebarkan informasi itu dengan cepat, padahal laki-laki itu tidak tampak seperti tukang gosip.

"Saya yang nanya sama Sakti karena penasaran," kata Cellia seperti bisa membaca pikiran Yashica. "Dia udah lama single sih, jadi saya ikutan antusias saat tahu dia suka sama kamu. Mbak Savina dan Pak Resmawan mungkin akan sedikit keberatan dan mempertanyakan pilihan Sakti, tapi jangan khawatir, saya akan membantu memediasi. Saya akan meyakinkan mereka kalau latar belakang kamu nggak sepenting karakter kamu. Melihat interaksi kamu dengan Aldrin, saya yakin banget kalau kamu pasangan yang tepat untuk Sakti."

"Terima kasih, Bu." Yashica merasa dia butuh rencana baru setelah mendengar tanggapan Cellia. Tampaknya, rencananya terus-menerus berubah sesuai perkembangan situasi. Dari yang awalnya hanya menyasar Resmawan Jati, sekarang tidak hanya Sakti yang terlibat, tapi juga Bu Cellia. Tidak menutup kemungkinan, ibu Sakti dan adik-adiknya akan ikut merasakan akibat dari perbuatan Resmawan Jati di masa lalu.

Semakin Yashica pikirkan, keterlibatan semua anggota keluarga Resmawan Jati semakin menarik. Ini akan menjadi pukulan besar bagi laki-laki itu karena imejnya sebagai kepala keluarga sempurna akan hancur. Istri dan anak-anaknya akan melihat Resmawan jati dengan sudut pandang baru. Sebagai pengkhianat yang meninggalkan istri dan anak yang sedang berada dalam kandungan. Gambaran laki-laki berengsek yang tidak bertanggung jawab. Tapi untuk itu, harus ada perubahan rencana yang akan Yashica bahas dengan Sakti. Pacar barunya. Yashica mendengus dalam hati. Pacar gadungan. Salahkan saja Resmawan Jati yang membuatnya harus melukai banyak orang. Dia pantas menerimanya.

**

"Kita sekalian cari kado untuk adikku ya," kata Sakti dalam perjalanan pulang dari kantor. "Lusa dia ulang tahun."

"Adik Mas yang mana?" tanya Yashica.

"Yang bungsu. Namanya Hashi. Adikku yang tengah namanya Greesa." Sakti melirik Yashica jenaka. "Ibuku suka menamai anak-anaknya dengan bahasa Sansekerta. Katanya estetis."

"Namaku juga diambil dari bahasa Sansekerta," ujar Yashica. Ternyata istri-istri Resmawan Jati punya kebiasaan yang sama ketika memilih nama anak.

"Beneran, apa artinya?"

"Aku pernah googling arti namaku dan ternyata artinya berbeda-beda tergantung sumber artikelnya. Ada yang mengartikan kata Yashica sebagai orang yang sukses, pemberani, dan ada juga yang menerjermahkannya sebagai orang yang cerdas. Jadi, aku nggak tahu yang mana sebenarnya arti nama Yashica."

"Semua arti nama itu sesuai untuk kamu kok. Kamu cerdas, pemberani, dan sukses. Oh ya, aku sekalian ngasih tahu supaya kamu siap-siap. Biasanya kami makan malam bersama setiap kali ada anggota keluarga yang berulang tahun. Jadi lusa, kamu ikut makan malam bareng keluargaku ya. Sekalian kenalan."

"Lusa?" ulang Yashica. Dia mendadak berdebar. Ternyata pertemuan dengan Resmawan Jati terjadi lebih cepat daripada dugaannya. "Di rumah orangtua Mas?"

"Di restoran. Biar suasananya lain aja dan kesannya lebih spesial. Makan di rumah kan udah jadi rutinitas. Sesibuk apa pun, paling nggak, dua minggu sekali kami ngumpul saat weekend."

Keluarga yang sangat harmonis. Yashica menahan sindiran itu dalam hati. Tampaknya Resmawan Jati telah berhasil bertransformasi dari suami yang tak bertanggung jawab menjadi family man yang sangat mengayomi anggota keluarganya.

Yashica berdeham. Ini saat yang tepat untuk menjabarkan sekaligus melibatkan Sakti pada rencana barunya. "Aku mikirin hal ini sejak semalam. Rasanya nggak etis membohongi orangtua Mas tentang profesiku yang sebenarnya. Aku rasa mereka juga akan lebih gampang menerimaku kalau tahu aku seorang dokter. Tapi aku nggak nyaman menceritakan alasan kenapa aku melamar kerja di kantor Mas sebagai OG. Aku pasti terkesan berlebihan dan suka drama banget karena mau membuang-membuang waktu hanya untuk mendekati ayah yang meninggalkanku sebelum aku lahir. Seharusnya aku melupakannya dan move on sama seperti dia yang sudah punya kehidupan baru. Aku juga nggak mau terlihat menyedihkan di mata keluarga Mas. Anak yang berusaha dilihat oleh ayah yang memilih menelantarkannya pasti tampak seperti membawa trauma luka masa lalu. Aku nggak suka dikasihani."

Sakti tidak menduga Yashica akan mengatakan hal itu. Jujur, dia sempat memutar otak bagaimana harus memperkenalkan Yashica kepada keluarganya, terutama ayahnya yang akan bertemu Yashica di kantor. Pertanyaan tentang pekerjaan Yashica pasti akan muncul di acara ulang tahun adiknya ketika Sakti membawanya ke sana. Walaupun orangtuanya tidak pernah ikut campur dalam urusan asmaranya, Sakti yakin mereka akan lebih senang mengetahui Sakti menjalin hubungan dengan seorang dokter daripada office girl.

"Jadi kita harus cari alasan masuk akal kenapa kamu menyamar sebagai OG di kantor tanpa menyebutkan persoalan ayahmu?" Sakti memperjelas maksud Yashica.

Yashica mengangguk. "Aku lebih suka cara itu daripada harus berbohong tentang profesiku."

"Sebenarnya, jujur aja nggak masalah sih, Ca. Aku yakin orangtuaku akan mengerti dan nggak akan melihat kamu seperti yang kamu khawatirkan."

Yashica spontan menggeleng. "Aku nggak berniat melibatkan ayahku dalam kehidupanku. Aku nggak akan memperbaiki hubungan kami karena sejatinya kami nggak pernah punya hubungan apa pun. Kalau Mas nggak membongkar penyamaranku dan menanyakan motivasiku melakukannya, aku nggak akan pernah mengakui punya ayah. Setiap kali orang menanyakannya, aku menjawab dia sudah mati. Ketika orangtua Mas menanyakannya nanti, aku juga akan menjawab seperti itu. Untuk apa mengakui orang yang nggak pernah ada dalam hidupku?"

Sakti bisa memahami perasaan Yashica. Kebencian yang sudah dipendam sekian lama tidak bisa dihilangkan dalam waktu singkat. Dia juga tidak mau bersikap sok bijak menasihati di usia hubungan mereka yang baru beberapa hari ini. Melunturkan dendam butuh proses panjang, keinginan, dan tentu saja keikhlasan. Kelihatannya Yashica masih jauh dari semua itu.

"Mau pakai alasan sosial eksperimen?" Sakti mengusulkan salah satu dugaannya sebelum penyamaran Yashica terkuak. Ini memang seperti berkonspirasi untuk menipu orangtuanya sendiri, tapi jauh lebih baik daripada membohongi mereka tentang profesi Yashica yang sebenarnya. "Banyak content creator yang mengambil tema itu karena menarik untuk ditonton. Orang-orang selalu penasaran bagaimana rasanya berasa di luar zona nyaman. Kayak kamu yang biasanya berhubungan dengan pasien tiba-tiba bertukar peran jadi OG. Itu profesi yang jomplang banget."

Yashica lega karena Sakti tidak memaksanya untuk jujur. "Tapi aku kan bukan content creator, Mas."

"Kita bisa bilang kamu melakukannya untuk orang lain. Keluargaku, terutama orangtuaku nggak akan terlalu ngejar. Mereka termasuk generasi lama yang belum familier dengan banyak pekerjaan kreatif yang booming sejak era media sosial."

Yashica mengangguk setuju. "Itu ide bagus. Kita bisa pakai alasan itu untuk orangtua Mas."

Sakti berdeham. "Aku suka kamu ada di kantor karena kita bisa bertemu kapan aja, nggak perlu repot ngatur waktu. Tapi aku sebel lihat kamu disuruh-suruh melakukan pekerjaan yang nggak seharusnya kamu kerjakan. Jangan tersinggung kalau aku menanyakan ini ya, tapi berapa lama lagi kamu akan bertahan jadi OG?"

"Nggak akan lama. Palingan sebulanan lagi." Waktu itu sudah cukup bagi Yashica. Kalau lusa dia akhirnya bisa bertemu Resmawan Jati dengan posisinya sebagai pacar Sakti, Yashica jelas akan mendapatkan perhatian laki-laki itu. Dia tidak akan butuh waktu lebih lama lagi untuk membuat Resmawan Jati terkesan sebelum menjatuhkan bom yang akan merusak kredibilitas laki-laki itu sebagai seorang kepala keluarga di mata istri dan anak-anaknya. Menghadirkan Sakti dalam rencananya benar-benar menguntungkan Yashica.

**

Yang pengin baca lebih cepet, bisa ke Karyakarsa ya. Di sana udah lama tamat.

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro