GM-1

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

Judul:
Gelembung Malam

Warning:Typo bertebaran,bahasa Indonesia,alur campuran,dan lain sebagainya.

Cerita ini adalah asli karya ku sendiri,di harapkan tidak ada yg menjeplak/mengopi-paste cerita ini tanpa seizin ku.
Maaf bila ada kesamaan nama tokoh,latar,dll.

*
*
*
*
*

Sinopsis:

"Malam itu,sebuah pertanda bagi ku untuk menemuinya.
Namun aku yg saat itu tidak tahu,aku malah duduk terdiam di dekat jendela kamar ku. Setelah semua terjadi,aku menyesal. Seharusnya aku mendengar suara para gelembung itu. Dia meninggalkan ku untuk selamanya,dan meninggalkan serpihan hati yang terluka.
Ku harap waktu dapat di putar.Dan mengulang semuanya dari awal. Lalu gelembung itu kembali muncul di hadapan ku. Apakah ini sebuah pertanda lagi? Aku menyentuhnya dan gelembung itu pun pecah.
Keajaiban pun terjadi.Aku membuka mataku kembali dan melihat sekeliling ku. Ini aneh,seharusnya aku bukan di tempat ini. Lalu,dimana aku sekarang?"

-Gelembung Malam-

~
~
~

GM (Gelembung Malam) -1

Tap! Tap! Tap!

Suara orang berlari di pagi yang cerah ini.

"Hei! Ayolah kita pergi!"

Terdengar suara anak kecil sedang mengajak seseorang untuk pergi dsri tempat itu.

"Tapi kemana?"

Sang lawan bicara pun mulai mengeluarkan suaranya.

"Sudahlah ikut saja! Aku tidak mau mendekat pada orang itu!"

Gerutu anak lelaki itu. Sang lawan bicara menoleh ke belakang dan mendapati seorang anak perempuan yg rupanya sangat menyeramkan. Anak perempuan itu menatapnya sedih.

"Baiklah..."

Kedua anak lelaki itu pun pergi meninggalkan anak perempuan yg terdiam.

"Apa salah ku? Apakah ini takdir ku?"

....

Aku Davy Cassandra, tinggal sendiri di pinggiran tebing Kota Bande. Aku terlahir dan dibuang di rumah ini. Saat itu aku di rawat oleh nenek,namun ia meninggal dan aku pun tinggal sendiri.

Seperti biasa,aku selalu turun ke bawah untuk mengambil sayuran di dalam hutan. Di sana aku merasakan ada yg memperhatikan ku di balik pepohonan yg rindang. Ku tolehkan kepalaku ini,dan melihat sekelilingku.

"Keluar lah... Aku tau kau ada di sana!"

Teriakku sambil membalikkan badanku. Seseorang pun keluar dari balik pohon dan menghampiriku. Ia seorang bocah lelaki yg sepertinya aku kenal.

"Kau... Anak lelaki yg dulu kan?"

Tanyaku padanya. Ia hanya mengangguk dan menatapku dengan sendu. Aku menatapnya bingung,kenapa dia terlihat sendu seperti ini?

"Hm... Kenapa kau murung?"

Tanya ku sambil melangkah nendekatinya.

"Maaf... Waktu itu aku meninggalkan mu sendirian..."

Anak itu menitikkan air matanya.

"Hei...sudahlah... Aku memaafkan mu... Ohya,siapa namamu? Aku Davy Cassandra, bisa di panggil Davy."

Aku mengulurkan tangan kanan ku. Dia menatapku dan mengulurkan tangannya juga.

"Aku Elvin Chandra. Nama kita hampir sama."

Anak itu tersenyum tapi di matanya masih adabrasa penyesalan. Aku menepuk pundaknya dan tersenyum.

"Hayolah... Apa kau mau ikut dengan ku mengambil beberapa sayuran di sini?"

Tanyaku dan di angguki oleh Elvin. Kita pun pergi ke dalam hutan. Sesampainya di sana,aku mulai mengambil beberapa sayuran untuk makan hari ini dan esok. Elvin hanya memperhatikan ku.

"Sudah selesai... Kamu mau ikut ke rumah ku?"

Sekali lagi ia mengangguk dan tersenyum. Aku tersenyum dan kembali menarik tangannya pelan.

"Kau tidak bersalah... Aku memang selalu di jauhi orang. Bahkan orangtua ku pun membuangku sejak bayi."

Aku menceritakan sedikit kisah hidupku padanya. Ia terkejut dan menatapku.

"Kenapa?"

Tanyanya,membuatku tersenyum kecut. Benci rasanya aku mengingat nya.

"Orangtua ku membenci ku."

"Tidak mungkin..."

"Apa maksud mu? Mereka membuangku seakan tidak menginginkan kelahiran ku. Aku bernasib baik karena nenek sudah memungut dan merawatku. Namun, dua bulan yang lalu nenek meninggalkan ku."

"Maaf... Aku tidak tahu hal itu."

Aku tersenyum lagi dan menatap tebing yg berada tepan di depanku.

"Kau bisa memanjat kan?"

Tanya ku pada Elvin. Ia menganga sambil menatap atas tebing itu.

"Tinggi sekali! Apa kau bisa?"

"Aku sudah biasa seperti ini."

"Wow! Hebat!"

"Apa yg hebat? Sudahlah...apa kau bisa memanjat?"

"Bisa... Sih..."

"Baiklah... Ayok kita naik!"

"Tiada jalan lain?"

"Tidak ada,memangnya kenapa?"

"Aku takut ketinggian."

"Pppffftttt...Hahahahaha!!! Kamu takut ketinggian? Hayolah,kamu harus membiasakannya!"

"Hhhh akan ku coba..."

Kita pun mulai menaiki tebing. Di tengah perjalanan, Elvin sudah bergetar hebat.

"Tenanglah... Anggap ini adalah perosotan!"

"B-be-baiklah! Err-errr-err..."

Aku menggelengkan kepalaku dan melanjutkan perjalanan ku. Sesampainya di atas,Elvin menarik nafas panjang dan menghembuskannya perlahan.

"Tuh...kau bisa kan?"

"Hhh sudahlah... Dimana rumah mu?"

"Di sana! Ikut aku!"

Tak jauh dari tebing,terlihat rumah tua yg berdiri kokoh. Meskipun rumah ini sudah tua,tetapi rumah ini masih bisa bertahan dari segala bencana yg datang.

"Ini rumah ku... Masuklah..."

"Terimakasih..."

"Nek! Aku pulang!"

Kebiasaan ku yg satu itu tidak dapat ku ubah. Menyapa nenek meskipun dia sudah tiada.

Kriieeekkk!!!

Pintu tua ini ku buka perlahan. Menampakan dalam rumah yg seperti biasa ku lihat. Namun,Elvin menatapnya kagum.

"Elvin? Kau kenapa?"

"Rumah kau indah sekali! Aku kagum dengan rumah tua ini!"

"Hehehe ini asli dari alam,aku dan nenek kulah yg merawat rumah ini,tapi saat ini hanya aku yg merawatnya."

"Benarkah? Sungguh mengagumkan!"

Aku senang,untuk saat ini aku memiliki teman. Elvin menatapku,aku pun tertawa dan mempersilahkan dirinya untuk duduk di sova.

"Ini sangat hebat! Rumahku saja tidak seperti ini."

"Berhentilah memuji rumah ku,sebaiknya kau tunggu di sini. Aku mau memasak sebentar."

"Memasak? Apa boleh aku ikut?"

"Kau tunggu di sini saja."

"Baiklah..."

Aku melangkah kan kakiku menuju dapur.

...

Bersambung...

Catatan:
Jangan lupa berikan votenya dan komentarnya^^

...Terima kasih...

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro