GM-2

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

Gelembung Malam -2

*
*
*

Me: Hy semua! Apa kabar? Maaf lho aku baru muncul dan bikin cerita baru. Dan cerita yg lama,untuk sementara aku abaikan 😁😁😁

Bukan begitu maksud ku,ak blum ada ide dan niat buat lanjutin cerita yg lama *ff Boboiboy dkk*
Jadi aku buat cerita baru buat naikin mood aku yg lagi bad nih...

Ok langdung ajah ini episode ke-2 nya.  Semoga senang!


Warning: Typo selalu ada dan mohon di maklumkan,bahasa Indonesia, Alur campuran, dll.



GM- II



Tik-Tok! Tik-Tok!

Jam berbunyi,menandakan hari sudah larut malam. Aku yang tinggal sendiri,mulai terbiasa dengan keadaan rumah yang sedikit menyeramkan. Tapi aku teringat saat aku bertemu dengan Elvin waktu itu. Sejak pertemuan di hutan itu,kami mulai akrab satu sama lain. Hingga sekarang,aku menyimpan rasa pada nya.

Aneh,aku merasa ini terlalu cepat. Pertemuan kita baru saja sebulan. Gelisah,itulah yang sekarang aku rasakan. Aku tak tahu mengapa rasa ini muncul begitu saja. Ku putuskan tuk berdiam diri. Baru saja Elvin pulang ke rumahnya. Sekarang aku sendiri kembali.

"Hhhh...."

Aku menghela nafas dan menatap dinding rumah yg terbuat dari akar pepohonan dan juga beberapa kayu di sana. Aku teringat pada nenek. Jujur alu sangat rindukan kehadirannya.

"Nek... Andaikan kau tidak mengatakan bahwa aku harus melupakan mu... "

Aku memejamkan mataku,mengingat perkataan nenek dulu saat ia merenggang nyawa.

"Davy ku sayang... Ingat perkataan terakhirku ini... Jika aku sudah tiada,jangan pernah kau ingat diriku... Aku mohon... Itu akan membahayakan nyawa mu..."

Aku sempat terheran dengan perkataannya. Mengapa dia bercakap seperti itu padaku? Aku hanya bisa merenung dan menghela nafas berusaha melupakannya. Tapi,bagaimana aku bisa melupakan orang yg sudah merawatku sejak kecil?


Ting Nong!


Ah,sudah malam rupanya. Aku harus segera tidur sebelum nenek melihatku dan menatap ku dengan tatapan seramnya. Mengapa aku berkata itu?

Kalian tau sendiri,orang yg baru meninggal arwahnya masih berada di rumah sebelum hari ke seratus. Dan itu benar-benar terjadi padaku. Aku pun menutup mataku dan berharap esok adalah hari terindah.


Cit! Cit! Cit!

Kicauan burung terdengar di telingaku sampai mengajakku untuk kembali ke dunia ku. Hari sudah pagi,matahari bersinar terang seakan membantu sang burung membangunkan ku. Aku menuruti ajakan mereka dan bangun dari tidur ku. Berjalan menuju kamar mandi dan membersihkan seluruh badanku. Hari ini aku tidak pergi ke bawah tebing tuk mencari sayuran. Elvin sudah memberikanku banyak makanan kemarin,jadi aku putuskan seperti itu.

Ku letakkan piring bersama nasi di meja makan,lalu lauk yg kemarin di berikan dia ku masak dengan kelihaian ku. Sup wortel pun terhidang hangat di mangkuk dan juga ayam goreng di sana. Alangkah nikmatnya jika ada yg menemani. Dan benar saja,ada yg mengetuk pintu rumah ku. Aku pun keluar dan membuka pintu.

Kulihat Elvin datang bersama seorang perempuan. Aku heran,siapa dia?
Aku bahkan belum pernah bertemu dengannya. Aku ajak mereka masuk ke dalam.

"Elvin dia siapa?"

"Oh,dia adalah adik sepupu ku. Perkenalkan nama dia Amel."

Amel,dia mengulurkan tangan nya. Aku pun mengangguk dan menyalami tangan Amel.

"Aku Davy salam kenal..."

"Salam kenal juga... Aku Amel..."

"Kuharap kita jadi teman yg baik..."

"Ya,aku juga begitu..."

"Apa kau sudah makan Dav?"

Elvin menanyaiku,aku menggeleng dan menatap meja makan.

"Aku baru saja mau sarapan,kalian mau ikut? Aku tidak selera jika tiada orang yg menemaniku."

"Baiklah kami ikut..."

Kami pun makan bersama,menikmati makanan hangat buatanku. Amel kulihat dia,senyumannya merekah. Begitu pula Elvin.

"Masakanmu memang tiada tandingannya Dav..."

"Haha benarkah? Terimakasih..."

"Betul apa yg Elv bilang! Masakan mu memang enak!"

"Terimakasih Mel,aku senang mendengar pendapat mu."

Kami melanjutkan makan. Sesudah itu kami membersihkan piring bersama.

"Dav,nanti kita bermain lagi di hutan?"

"Sepertinya tidak,kau sudah memberikan aku makanan yg cukup untuk dimakan sampai 3 hari."

"Hahaha,sebegitunya kah?"

"Ya,benar. Terimakasih ya..."

"Elv teman lama mu tidak kau ajak?"

"Yg mana?"

"Yg dulu,waktu ia mengajak kau lari."

"Dia sudah lama menghilang... Dan di kabarkan ia pindah kota."

"Owh..."

"Memangnya kenapa? Kau masih sakit hati dengannya?"

Aku menggelengkan kepalaku dan tersenyum.

"Aku bahkan tidak marah padanya."

Elvin hanya terdiam dan menatap ku. Aku memalingkan wajahku dan menatap Amel yg sedsri tadi bingung.

"Mel?"

"Ya?"

"Apa kau mau bermain sesuatu? Aku punya banyak mainan di sini."

"Benarkah? Mau!"

"Iya,baiklah Elv bantu aku turunkan kotak maian itu."

"Baiklah... Dengan senang hati!"

Kami berdua pun menurunkan kotak yg berisikan mainan dulu yg aku miliki. Di sana terdapat boneka yg berasal dari kayu,rumah-rumahan,dan lain sebagainya. Amel menatapnya kagum dan langsung memegang boneka kecil dan rumah-rumahan itu. Aku terkekeh dan ikut mengambil mainan.

"Elv hari ini kita mainan di sini."

"Okey! Tak masalah..."

Kami pun mulai bermain bersama. Hari ini,aku mendapatkan satu teman baru selain Elvin. Amel,dia terlihat sangat kucu dengan rambut pirang yg di kuncir dua. Manik hijaunya itu terlihat indah di pandang. Aku menilainya bahwa ia adalah orang yg baik hati,sesuai manik matanya.

Lain halnya dengan ku...










Bersambung...






Catatan: terimakasih bagi yg sudah membaca,dan berikan vote/like & Coment pada cerita ini.

Aku memohon sangat  😁

Baiklah,aku pergi dulu! Bye!

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro