24. Heroes pt. 3

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

Day 24: Buat karya dengan tema "Memalsukan Kematian".

PS: Yang Mulia di sini merujuk kepada Hwa. Di Empress Hwa, rencananya latar cerita secara umum bakal terbagi jadi dua. Di luar kerajaan dan di dalam istana.

Di luar istana, itu terjadi sewaktu Hwa belum menjadi empress (nah kan spoiler. Ya udahlah). Baejin manggil dia Hwa selama masa itu.

Pas udah masuk ke kerajaan, Hwa menjadi empress meskipun di belakang layar/menjadi bayang-bayang Permaisuri (empress sebelumnya). Nah, di situ Baejin sudah mulai manggil Hwa pakai sebutan Yang Mulia/Yang Mulia Permaisuri.

***

"Ada satu cara untuk mengelabui musuh," Baejin menumpukan kedua siku ke meja, menatap Hwa lekat-lekat.

Keadaan di sekitar perpustakaan tengah sepi, dan memang selalu begitu. Sebagai salah satu tempat yang jarang dikunjungi anggota kerajaan, perpustakaan dipilih Hwa dan Baejin sebagai tempat berdiskusi.

"Apa itu?" tanya Hwa.

Ada jeda ketika Baejin menarik napas dan berkata, "Yang Mulia harus mati."

"Baejin ...." Hwa terbeliak pelan. "Apa maksudmu?"

"Sederhananya, Yang Mulia harus mati." Baejin berkata dengan nada serius. "Di dalam seni berperang, ada dua cara untuk melawan musuh. Pertama, kita mendatangi mereka secara langsung. Kedua, tarik mereka keluar."

"Dan, kau berencana menjadikanku sebagai umpan?" Hwa masih tidak habis pikir.

Baejin tidak menjawab. Pemuda itu merogoh saku baju dan menyodorkan botol kaca berisi cairan merah pekat.

Hwa menerimanya dengan bingung. "Apa ini?"

"Obat itu akan melemahkan denyut jantung pada titik jika tabib memeriksa, mereka akan mengira Yang Mulia sudah mati." Baejin menjelaskan.

"Jadi ... maksudmu—"

"Benar sekali." Baejin mengangguk. "Yang Mulia harus berpura-pura mati untuk menarik musuh keluar." []






Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro