Begging You (a)

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

Hari ini, untuk yang pertama kali Christie merasa menjadi orang paling bodoh. Rencananya berantakan semua, karena ternyata Glenn sudah jauh mengambil langkah di depan. Sia-sia saja semua kepalsuan yang Christie tampakkan. Raut wajah sedih, air mata, dan permohonan maaf. Hanya saja, dia ingat masih punya hal yang bisa dipertahankan. Uang dan ketenarannya. Tanpa Glenn, Christie pun bisa hidup nyaman. Akan tetapi, jika Glenn mengambil semuanya? Tidak! Christie jelas tidak akan membiarkan itu semua terjadi. Setidaknya, dia ingin memiliki hasil setelah menipu Glenn.

"Glenn, aku mohon jangan lakukan itu kepadaku. Aku punya anak yang harus dibiayai." Christie mengiba, berharap mendapat belas kasih lelaki yang telah dia sakiti.

Tadinya Glenn sudah akan melangkah keluar ruangan, tapi urung. Permohonan Christie benar-benar membuat geli. Akhirnya, Glenn membalik tubuh. Matanya menyipit tajam dipenuhi kebencian pada perempuan itu. Ketika Glenn mendekat, Christie merasa ketakutan. Namun, berharap kalau laki-laki yang tengah memakai kemeja biru muda itu mengubah pikirannya.

"Jalang sepertimu masih bisa memohonkan padaku?"

Tak hanya pertanyaan pedas yang Glenn lontarkan, dia juga mencekik leher Christie, hingga perempuan itu meronta-ronta. Tangannya memukul tangan Glenn, tapi tetap tidak membuat laki-laki mengerikan itu memberi ampun.

"Apa kau ketakutan?" tanya Glenn dan langsung menambah kekuatan cekikan.

Dia bisa melihat bagaimana Christie kesusahan bernapas. Wajah itu juga sudah merah, karena oksigen yang sempat terhalang masuk ke tubuh. Namun, sedetik kemudian Glenn melepaskan Christie. Perempuan itu terbatuk-batuk sembari memegang lehernya.

"Glenn ... kau kejam sekali!" hardik Christie di sela-sela batuknya.

"Aku atau kau yang kejam, Jalang?! Kau berselingkuh saat itu dan mengatakan anak itu adalah milikku. Berengsek!"

Tubuh Christie bagai terhantam benda berat. Rasanya sangat sakit pada setiap inci. Dia sama sekali tidak mengira Glenn bisa mengetahui segalanya. Semua yang Christie tutupi, akhirnya terbongkar.

"Glenn, aku mohon, ampuni aku."

Tanpa semua orang duga, Christie berlutut di kaki Glenn, hendak disentuhnya laki-laki itu. Akan tetapi, Glenn mundur, sengaja menghindari tangan Christie. Glenn lantas tersenyum sarkastis. Di dekat kakinya ada seorang perempuan yang telah membohonginya habis-habisan.

"Berapa dosa lagi yang akan kau buat, Christie? Dan apa kau tidak takut kalau anakmu serta ayahnya mendapat hukuman atas perbuatanmu?"

Perempuan itu mendongak. Wajahnya telah basah oleh air mata. Raut kesedihan, kekecewaan, semua tergambar jelas di sana. Kekacauan ini lebih buruk dari yang dia bayangkan. Semua rencana hancur begitu saja. Christie tak bisa mengelak lagi.

"Well, kami sepertinya harus berpamitan. Pertunjukan yang sangat bagus. Kabari saja jika kau memerlukan sesuatu."

Saudara kembar itu bangkit dari duduk setelah Jerald selesai berucap. Glenn menghampiri mereka, lalu menepuk pundak sahabatnya.

"Terima kasih," kata Glenn pelan dan dijawab senyuman Laki-laki itu sebenarnya lelah. Namun, dia akan membuat ini adalah terakhir kali dirinya berhubungan dengan Christie. Tidak ada lagi pertemuan selanjutnya. Glenn akan mengakhiri semua sekarang.

Christie masih menangis saat Jerald dan Jayden pergi tanpa berpamitan dengannya. Sementara, Glenn berdiri di dekat kaca besar yang gordennya terbuka. Muak yang dia simpan sudah tak tertahankan lagi. Karena perasaan marah yang masih berapi-api, laki-laki itu mencoba menenangkan dirinya.

"Kau yang membuatku ingin balas dendam, Christie. Seandainya kau tak serakah dan tidak memutuskan kembali bersamaku, mungkin hidupmu baik-baik saja sekarang. Sayangnya, kau yang memulai semua."

Jantung Christie kembali berdetak cepat. Dia sama sekali tidak tahu bahwa Glenn telah menyelidikinya selama ini. Dan sekarang dia baru sadar alasan laki-laki itu tak mau bertemu dengannya setelah jadi model.

"Glenn, aku hanya ingin mendapat pekerjaan," jawab Christie sembari terisak-isak. Harga dirinya sudah luntur di hadapan Glenn sejak lama.

"Karena kekasih yang tidak kunjung menikahimu bangkrut? Lalu dengan sengaja kau memanfaatkanku?"

Glenn enggan sekali menatap Christie. Laki-laki itu terus memusatkan penglihatannya lurus ke depan. Hatinya mati lagi untuk Christie. Sama sekali tidak tersisa. Cinta yang dulu dia jaga sepenuh jiwa, telah lama musnah. Mau berapa kali pun Christie memohon, Glenn tak akan tersentuh.

"Kau mengetahui segalanya, Glenn?" Getar dalam suara Christie tidak bisa disamarkan. Ketakutannya sangat kentara. Glenn sudah seperti tuhan bagi perempuan itu, yang mana bisa tahu dosa-dosanya.

"Apa yang tidak aku ketahui tentangmu? Kekasihmu yang menggunakan koneksi agar bisa mendapatkan nomor ponsel pribadiku? Atau tentang fitnahmu tentang ibuku? Kau benar-benar berengsek!"

Hati Glenn terasa mendidih. Membayangkan seorang perempuan pendusta telah memfitnah sang ibu, sangat menyakitkan. Bahkan karena Christie, keraguan Glenn sempat memudar pada ibunya sendiri. Namun, untungnya laki-laki itu tidak cukup bodoh untuk masuk ke perangkap. Waktu serta pengalaman menjadikannya laki-laki yang siaga di semua kondisi.

"Glenn, aku mohon belas kasihmu sedikit saja. Jangan ambil semuanya."

Glenn tersenyum puas. Ini yang dia mau, mendengar dan melihat langsung bagaimana Christie memohon. Sakit hati dibayar sakit hati. Dan kini di antara keduanya sudah tak ada kaitan lagi. Tuhan memberi keadilan pada Glenn.

"Dulu kau mengambil semuanya dariku, Christie. Hatiku, yang paling berharga, kau hancurkan. Dan sekarang aku hanya mengambil apa yang seharusnya jadi milikku. Kehancuranmu."

Napas Glenn terhela panjang. Biarpun hatinya telah mati untuk perempuan itu, tetap saja dia merasakan sesuatu. Amarah yang sangat terlalu. Jika saja dia kehilangan kewarasan, mungkin Glenn sudah membunuh Christie. Itu hal yang mudah, tapi Glenn masih menahan diri. Melenyapkan Christie dari muka bumi belum terlalu diperlukan. Perempuan itu layak menikmati sisa hidup yang dipenuhi bayang-bayang penyesalan. Dan Glenn akan menyunggingkan senyum sepanjang waktu memikirkan bagaimana sakit hatinya terbalas.

"Setidaknya tolong beri aku tabungan yang cukup. Aku sangat memerlukan uang. Tolong aku, Glenn."

Tangan Glenn terkepal kuat, merasakan ada perih yang kian menyusup ke pori-porinya. Sekali lagi Christie telah menunjukkan diri yang sebenarnya. Uang dan uang. Perempuan itu sejak dulu hanya menginginkan uang Glenn. Semua sudah mengatakan pada laki-laki itu bahwa dia tengah terjerumus ke dalam cinta yang salah. Namun, Glenn sama sekali tak mengindahkan. Cintanya pada Christie terlalu dalam. Dan dia pun tak pernah mengira akan terjerembab bersama hati yang patah.

"Aku hanya tidak paham, sebenarnya kau manusia atau bukan? Anjing saja jika diberi makan akan selalu menjilat kaki majikannya."

Pengkhianatan, Christie telah melakukannya pada Glenn. Sejak awal pun perempuan itu tak benar-benar menyerahkan hati. Bodohnya lagi, bukan Glenn yang pertama kali mereguk madu dalam diri Christie. Namun, tetap saja Glenn memberi kepercayaan pada manusia itu, dulu.

Kerongkongan Christie benar-benar kering. Air matanya enggan berhenti. Jemarinya yang menyentuh karpet di lantai pun terasa sangat panas. Pandangannya terpaku pada punggung Glenn. Christie memperhatikan dengan saksama bagaimana laki-laki itu tak sudi menatapnya. Jika bisa diulang, Christie tidak akan melakukan kesalahan untuk yang kedua kali. Seandainya saja sebuah keajaiban datang, pasti perempuan itu jadi salah satu manusia paling beruntung di bumi. Akan tetapi ... harapan serta khayalannya buyar ketika Glenn berkata lantang. Kalimat-kalimat yang terus bergaung di telinga perempuan itu.

"Setelah ini, jangan pernah mencoba menghubungiku lagi. Aku bisa saja membunuh anak itu kalau mau. Orang-orangku berjaga di sekitar sana siang dan malam," ucap Glenn penuh penegasan.

"Shine, bawa dia keluar! Aku sangat muak dengannya! Kerjakan tugasmu dengan baik!"

Christie menjerit ketika Shine benar-benar membawanya secara paksa. Berkali-kali perempuan itu memohon agar dimaafkan. Dia meneriakkan nama Glenn sampai pintu ruangan tertutup sempurna. Namun, yang dia dapati hanya sakit luar biasa. Christie sekarang mengerti, bagaimana hati Glenn yang telah dia sakiti waktu itu.

Glenn memandang pintu ruangannya yang tertutup. Sudah tak ada Christie. Mereka selesai. Tinggal menunggu waktu untuk hasil akhirnya besok. Akan tetapi, keresahan Glenn belum berakhir. Ada Keana yang pergi dengan berurai air mata. Sungguh di luar kendali Glenn. Laki-laki itu tak berpikir istrinya akan percaya pada ucapan Christie. Dan sekarang, Glenn harus memikirkan cara agar Keana mengerti. Satu tugas tambahan yang tak sempat Glenn rencanakan.

Bisakah Glenn meluluhkan hati Keana yang sebenarnya di awal tak berminat untuk dia pedulikan?

TBC
🍂🍂🍂

Apa ada yang merasa geregetan part ini karena Glenn nggak langsung ngejar Keana? Eh, tahunya malah ngobrol manjah dulu sama Christie. Wkwkwk. Kira-kira Keana bakal nganbek, nggak?

Oya, ada reader duo El di sini? Mereka udah open PO. Cuss order!

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro