BAB 38
Radya Zafia menunduk sejak tadi . Suasana di ruangan bilik kerjanya sunyi . Hanya kedengaran bunyi penghawa dingin .
" Hmm kau dah okay ? " suara garau itu memecahkan kesunyian bilik itu .
Angguk . Radya Zafia bermain dengan jarinya sendiri . Sesekali dia meramas - ramas jarinya .
Menghilang rasa malu . Tak pasal - pasal dia memeluk lelaki itu tadi . Malu tak usah dikata .
" Asal diam je ? Mana suara bingit kau tu ? " Adrian Adham merapatkan badan dia .
Sengaja !
" Err .. emm .. " Radya Zafia hilang tingkah . Suara dia seakan tidak terkeluar .
Adrian Adham menyimpul senyuman . Dengan beraninya , dia merangkul pinggang gadis itu . Rapat ke arahnya .
" Atau kau malu pasal kes tadi ? " dia berbisik perlahan .
Meniup perlahan ke telinga gadis itu . Walaupun dilapisi tudung , masih terasa nafas hangat Adrian Adham .
Radya Zafia makin malu . Wajah dia mula berubah merah . Jarang sekali lelaki rapat dengan dia .
" Ahahahaha .. are you blushing ? Sweety .. " usiknya . Terhibur dengan gadis itu .
" Diam lah ! " marah Radya Zafia . Bibir diketap rapat .
Ada yang kena luku nanti . Sah - sah dia malu . Badan dia diajakkan ke tepi sikit . Menjauh dari lelaki itu .
" Alaa sweety , asal duduk jauh - jauh pula .. " Adrian Adham merapatkan kedudukan mereka .
" Awak jangan nak macam - macam . Saya tak suka ! " awal - awal lagi gadis itu memberi amaran .
Adrian Adham tersenyum . Awak - saya ? Sounds good ! Bermakna dia boleh teruskan niat dia itu .
Memikat hati gadis itu .
" Aku nak tanya kau ni .. " dia mula serius . Badan disandarkan ke sofa .
Radya Zafia mengerutkan dahi . Dia memandang Adrian Adham di sebelah . Nampak serius wajah lelaki itu .
" Tanya apa ? "
" Kau kenal ke orang yang kejar kau tadi ? "
Perlahan - lahan dia mengeleng kepala . Sikit pun dia tidak kenal . Alih - alih kena kejar .
Memang takutkah dia . Lagi - lagi dia keseorangan pada masa itu .
" Kenapa awak tanya ? Awak kenal ke ? " muka diangkat .
Adrian Adham hanya senyum nipis . Tangan dia naik ke pipi gadis itu . Menyentuh lembut .
Badan Radya Zafia terus menegak . Terasa macam arus elektrik je yang menyentuh dia .
" Kau buat aku risau tahu tak ? Aku takut kalau berlaku sesuatu pada kau . Mujur je kau tak apa - apa . Lega hati aku . Lain kali aku nak kau lebih berhati - hati " pesannya . Suara lembut menusuk ke dalam hati .
" Ba -- baiklah "
Perasaan Radya Zafia pada waktu itu sudah lain macam . Tak tahu kenapa -- tetapi macam ada satu perasaan halus .
Cinta ?
Dia tersenyum kecil . Jika ya , mungkin Adrian Adham lelaki yang dia tunggu - tunggukan selama ini . Seorang lelaki yang layak melindungi dia .
Adrian Adham melepaskan tangan dia . Dia tersenyum manis . Kacak sekali .
Telefon dia yang berbunyi nyaring diambil . Melihat nama itu , dia terus angkat .
ROY IS CALLING ~~
" Speak .. " ujarnya sepatah . Muka dia mula bertukar tegang .
" Aku dah tahu siapa lelaki tu .. " kedengaran suara Roy di sebelah sana .
" Siapa ? " soal Adrian Adham ingin tahu .
" Orang upahan Datuk Kamal . Lelaki itu diupah untuk membunuh perempuan tu "
" Motif ? " dia mula mengeraskan suaranya . Tangan sudah dikepal membentuk penumbuk .
" Sebab perempuan tu tolak cinta dia . Jadi dia nak balas dendam "
TUT --
Talian dimatikan begitu saja . Muka diraup kasar . Memang orang tua tu nak mampus awal . Radya Zafia disebelah sudah gerun .
" Shit ! " meja kayu didepan ditumbuk kuat .
Menghasilkan bunyi yang kuat . Tersentak Radya Zafia . Sungguh dia gerun dengan lelaki di sebelah dia .
" Kau ikut aku ! " tanpa kata , lengan gadis itu ditarik mengikuti dia .
Radya Zafia sempat mengapai beg tangan dia . Menonong saja dia mengikut langkah Adrian Adham .
♧♧♧
Setelah menyelesaikan bayaran bil hospital , dia melangkah ke arah Nur Salwa . Dilihat gadis itu termenung di atas kerusi .
Kehadiran dia sikit pun tidak disedari gadis itu . Dia berdiri di hadapan Nur Salwa .
" Jom " kedengaran satu suara garau di sebelah dia .
Menyentakkan Nur Salwa dari lamunan yang panjang . Terkebil - kebil gadis itu memandang dia .
Syed Azrill menyimpul senyuman . Alahai .. jauh betul berangan . Muka suci itulah yang buatkan dia tidur tak lena .
Dia sendiri tak sedar , sejak bila hadirnya perasaan cinta itu .
" Jom ? Jom ke mana ? " soal Nur Salwa blur .
" Baliklah . Ke kau nak bertapa kat sini lagi ? Aku boleh je nak bawa kau masuk wad balik " usik Syed Azrill .
Nur Salwa cepat - cepat bangun . Dia berjalan perlahan ke depan . Manakala Syed Azrill pula di belakangnya .
Asyik dia berjalan , seorang perempuan menuju ke arahnya . Dari arah bertentangan . Nur Salwa sempat berhenti .
Tapi malang bagi perempuan itu , dia merempuh kuat badan Nur Salwa dan membuatkan dia jatuh ke lantai .
" Maaf , saya tak sengaja " ucap Nur Salwa serba salah .
Perempuan itu mendengus kuat . Lutut dan sikunya disapu kasar . Angkat saja muka , mata mereka bertemu .
" Kau ! Orang jalan pakai mata ! Bukan pakai kepala lutut . See ? Aku dah jatuh ! " tempik perempuan itu tanpa rasa malu .
Tapi lain dengan Nur Salwa . Dia terkejut melihat wajah perempuan itu .
" Diana ? " dia menyebut perlahan .
Perempuan itu mengerutkan dahinya . Tak lama itu dia mengukir senyuman sinis . Dia bangun , berhadapan dengan Nur Salwa .
" Well .. well , Salwa . Tak sangka akan jumpa kat sini .. " sinis Diana .
Tangan dirapatkan ke dada . Dia memeluk tubuh . Mata dia memandang Nur Salwa .
" Mana adik kesayangan kau tu ? Dah mampus ? " dia menyoal kasar .
Nur Salwa mengetap gigi . Tak menjangka akan bertemu dengan Diana . Lagi - lagi apabila mengingati perbuatan Diana terhadap adiknya .
" Aku nak cari gaduh dengan kau . So , baik kau diam je " tegas Nur Salwa .
" Kau nak tahu sesuatu tak ? Aku masih dengan Johari lagi . Kami bahagia sangat - sangat . Tak sangka adik kau tu bodoh . Sebab percayakan kami ahahahaha " gelak Diana tanpa rasa bersalah .
Nur Salwa dia . Hati dia sakit . Jika bukan kerana dua manusia keji itu , pasti adiknya tidak seperti sekarang .
" Pity her .. hmm " ejek Diana .
" Salwa .. " Syed Azrill mencelah . Dia pelik melihat Nur Salwa diam saja .
Mata dia memandang Diana . Pelik melihat perempuan itu tak habis - habis gelak . Gila ke ?
" Hmm awak , jomlah balik " ajak Nur Salwa dan mengheret Syed Azrill .
Dia harus membuang perasaan marah . Kesihatan dia masih belum pulih lagi .
Diana di belakang memandang pasangan itu . Akal dia mula merancang sesuatu . Yang pasti , dia tidak suka melihat kebahagiaan pasangan itu .
" Aku akan buat korang menderita .. "
♧♧♧
Nur Nasuha berlari masuk sambil memegang sebuah kotak . Senyuman dia melebar melihat balutan cantik pada kotak .
Dia duduk di tepi meja . Kotak itu diletakkan ke atas meja . Darah teruja dia mula naik .
Balutan pada kotak itu dibuka dan dikoyak laju . Teruja mahu melihat isi di dalam .
Buka saja kotak itu , dia terkejut . Muka dia sudah memerah .
" Arghhh !!! " jerit Nur Nasuha kuat .
Dia segera menjauhi kotak itu . Badan dia mengeletar . Airmata sudah menitis laju .
Ryan Zafran yang berada di tingkat atas rumah mereka bergegas turun . Terkejut dengar suara jeritan isterinya .
" Why sayang ? " soalnya cemas . Badan isterinya dihampiri .
" Tu .. " bergetar mulutnya menutur kata . Tekak dia mula rasa loya .
Ryan Zafran mendekati kotak itu . Melihat isi di dalam , bibir diketap rapat .
Seeokor burung dibunuh , kepala burung itu dikelar . Darah hanyir menyerbu kuat .
Kotak itu diambil dan dibawa keluar . Tong sampah dibuka . Mata dia sempat menangkap satu kertas di dalam .
Kotak itu dibuang , kertas itu diambil . Ryan Zafran membaca . Wajah dia mula berubah .
She so beautiful . Aku tak sabar nak bunuh dia or buat dia jadi hamba aku ? Mana kau rasa patut ? Ryder ..
Jangan ingat selama ni aku diam , tak bermakna aku tak tahu kan ? Jangan risau , wife kau aku tak akan sentuh .
But , kalau aku rasa dia kau tak kisah kan ? Hmm mesti cantik ..
Kirim salam pada isteri kau .
Kertas dironyok kuat . Gigi diketap . Tak guna ! Dia kini diugut . Malah musuh dia mula berani memecah masuk ke rumahnya .
Kertas itu dibuang ke dalam tong sampah . Ryan Zafran menghampiri isterinya . Badan Nur Nasuha ditarik ke dalam pelukan .
" Abang Suha takut .. " tangisnya .
Ryan Zafran mengucup dahi isterinya . Pelukan dieratkan lagi . Dia cuba menenangkan isterinya itu .
" Burung tu mati , darah penuh .. hik -- " suara kecil itu kedengaran perlahan saja .
UWERK !
Habis baju Ryan Zafran terkena muntah Nur Nasuha . Gadis itu memuntahkan semua isi yang berada di dalam . Bau tidak menyenangkan dihidu mereka .
Ryan Zafran tersenyum nipis . Dada dia sudah bertompok dengan muntah isterinya .
" Abang .. " mata bulat yang berair itu memandang dia takut - takut .
" Tak , it's okay . Sayang nak muntah lagi ke ? " lembut suaranya .
Amarah dia diketepikan dulu . Emosi isterinya harus dijaga .
" Pening .. " adu Nur Nasuha . Kepala diletakkan di celah leher suaminya .
Badan isterinya dicempung . Mereka berdua naik ke tingkat atas .
Perlahan - lahan dia meletakkan Nur Nasuha di atas katil . Wajah isterinya nampak pucat .
" Abang nak tukar baju sekejap . Sayang duduk sini ya " pesan Ryan Zafran . Dia menghilang ke dalam bilik air .
Nur Nasuha tidak menjawan . Tekak dia rasa loya yang amat . Bau darah yang dihidunya tadi membuatkan perut dia disebu rasa tidak enak .
Malah kepalanya mula pening . Sedar tak sedar , dia terlena .
Ryan Zafran keluar dari bilik air . Melihat isterinya yang tidur , membuatkan dia mengukir senyuman sinis .
Kerja dia lagi mudah .
Telefon di meja solek dicapai . Nombor Felix didail .
" Hello bos " sapa Felix di talian .
" Aku nak kau buat sesuatu untuk aku " ujarnya keras .
Felix memgerutkan dahinya . " Kau nak aku buat apa ? "
" Bagi amaran dekat orang tua tu . Sebab dia dah berani masuk ke rumah aku "
" Wow ? Okay , I got that ! "
Talian dimatikan . Dia tersenyum jahat .
Mr Kenny --
Lelaki itu memang mencari pasal . Tapi tak apa , dia akan bermain dengan lelaki tu itu .
" You wanna play ? Let's play .. "
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro