Bab 17

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

"Dia tak hentinya menatapmu," bisik Gessy sambil menyikut siku kanan Federica dengan lirikan yang mengarah kepada Liam saat berada di kelas seni.

Gadis yang rambutnya diikat tinggi-tinggi seperti ekor kuda itu hanya bisa mencibir seraya memutar bola mata tak suka. Entah mengapa kebenciannya pada Liam semakin menjadi-jadi setelah diserang oleh vampir kemarin. Meski mungkin Liam tidak berbahaya, tapi tetap saja Federica harus waspada. Dia sempat berpikir apakah vampir yang menyerangnya kemarin adalah anggota klan vampir Liam.

"Manusia bodoh sok pintar, kau kira kau bisa mengalahkanku?"

Gadis itu tersenyum sinis ketika mendengar kalimat yang dilontarkan Liam di dalam hatinya. Ingin rasanya Federica melompat kegirangan karena kepintaran Liam tersaingi sekarang. Bagaimana tidak, semua mata pelajaran hampir Federica kuasai bahkan saat para murid melakukan latihan lempar lembing tadi pagi, Federica berhasil mencetak rekor terbaik di antara semua anak membuat Mr. Danny kagum. Dia harus berterima kasih banyak pada pengarang buku-buku yang telah dibacanya yang membuat dirinya menjadi perpustakaan berjalan.

"Apa?" desis Fedeica melotot tajam sambil mendongakkan kepala kepada Liam.

Liam memutar bola matanya sambil mendecih tak suka. Lalu sebuah kertas berbentuk pesawat melayang ke arah Federica, dengan sigap gadis itu menangkapnya dan menoleh ke sisi kanan. Ethan tersenyum lalu mengisyaratkan untuk membuka kertas itu.

Aku sudah menceritakan pada keluargaku, datanglah malam ini untuk mencari sekutu, Fed. Cepat atau lambat vampir akan menemukanmu.

"Apa itu?" tanya Gessy yang berusaha membaca isi pesan dari Ethan. Namun, Federica berusaha menyembunyikannya hingga terjadi aksi saling merebut isi surat itu. Gessy pun berhasil mendapatkan kertas yang sudah tidak berbentuk itu, sambil mencibir dia pun membacanya.

Sebelum Federica mengumpat kesal karena Gessy yang terlalu ikut campur, teman bermata sipitnya itu berteriak sambil memandang balik Federica pupil mata membesar.

"Fuck! Kau!"

Refleks tangan pucat Federica membungkam mulut Gessy lalu membisikinya, "Jangan, kau tahu kelas kita berbahaya jika kau berteriak bahwa aku bukan manusia murni seperti yang kau pikirkan. Aku pun tahu siapa dirimu, Gessy."

Gadis berambut panjang itu hanya mengangguk dengan tubuh gemetaran, tidak menyangka bahwa teman sebangku yang merupakan anak baru bukanlah manusia biasa. Sejuta pertanyaan kini menggerayangi otaknya, bahkan bagaimana si anak baru bisa mengetahui identitas dirinya.

Federica melepas tangannya yang membungkam mulut Gessy. "Ethan menceritakan tentang siapa saja yang bukan manusia murni di sekolah ini."

"Sialan kau, Ethan!" umpat Gessy dengan melotot sambil merendahkan nadanya berusaha menahan amarah bahwa bocah pengadu itu telah membocorkan rahasianya. Lalu dia mengalihkan pandangannya pada Federica dan berkata, "Kenapa kau menyembunyikan ini dariku? Sebentar, dari klan apa kau sebenarnya? Dan mengapa kau bisa ada di sini, Fed? Di sini tidak aman, kau tahu 'kan?"

Federica menggaruk kepalanya. "Ceritanya sangat panjang. Atau kau bisa ikut denganku malam ini ke rumah Ethan."

Gessy menatap teman misteriusnya dengan tajam seolah bola mata itu akan keluar. "Kau tahu identitasku bukan? Jika musang sepertiku akan memiliki umur pendek jika berdekatan dengan predator seperti mereka."

Federica tertawa membuat wajahnya memerah seperti buah tomat yang baru masak. "Mereka tak akan memangsamu. Ethan teman baikmu, bukan? Lagi pula wujud kalian, kan manusia dan seharusnya beradaptasi dengan kehidupan mereka." Dia pun membisiki Gessy lagi. "Kau tahu Ethan telah makan daging sapi, ayam, babi agar bau mereka seperti manusia. Dalam kamusku, itu seperti kanibal, bukan?"

Gessy menatap Ethan dengan wajah terkejut. "Serius? Aku penasaran. Karena saat aku pergi ke rumah Ethan untuk membuat eksperimen di kelas kimia, aku hampir saja menjadi daging panggang. Kau tahu semua kakak Ethan masih liar dan buas. Aku yakin mereka semua lajang karena tidak ada perempuan yang akan kembali hidup-hidup dari sana."

"Kakakku tidak seperti itu, G," sahut Ethan tiba-tiba sudah ada di belakang Gessy membuat Liam menoleh ke arah tiga anak itu. "Dan apa hubungannya liar dan buas dengan lajang?"

"Hanya wanita yang tahu," balas Gessy dengan menjulurkan lidahnya.

"Kau jangan membuat dia curiga, Ethan," desis Federica sambil melirik Liam tajam seolah mengisyaratkan enyalah dari pandanganku. "Oke, aku dan Gessy akan ke rumahmu, dan jangan sampai dia menjadi daging. "

"Daging panggang," kata Gessy menambahkan sambil menaikkan sebelah alisnya menatap Ethan, "ingat Ethan, daging panggang."

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro