11. Sel Tahanan

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

"Sudah berapa jauh aku berjalan?"

Baha tidak menyadari seberapa jauh jarak dia berjalan, karena perhatiannya terlalu fokus pada sekumpulan pemburu yang membopong rusa di pundak mereka.

Hal itu jelas mengejutkan sekaligus membuatnya cukup lega, karena di dunia ini ada kehidupan dan peradaban manusia.

Tetapi yang dia ikuti sebenarnya bukan manusia, melainkan elf, ras yang katanya memiliki umur panjang, cirinya adalah telinga mereka meruncing ke atas.

Setelah beberapa waktu berselang, Baha baru menyadari bahwa pohon yang tumbuh di sekitarnya meninggi, dan dasar hutan menjadi semakin rindang, hampir gelap.

"Seberapa jauh mereka akan pergi?"

Baha tidak mau kehilangan kesempatan ini untuk mencari tahu lokasi dimana tempat mereka tinggal.

"Lagipula, aku tidak tahu apakah ras elf dunia ini sebenarnya punya hubungan yang baik atau buruk dengan ras manusia."

Hal inilah yang membuat Baha ragu untuk menyapa mereka, sebab dia belum tahu apakah ras elf memiliki permusuhan dengan manusia.

Untuk berjaga-jaga, dia hanya mengikuti mereka dari belakang. Mencoba untuk mendekati tanpa membuat suara.

Rombongan pemburu itu tiba-tiba berhenti, mereka terlihat mempersiapkan sesuatu.

Baha merasa mereka tidak akan melakukan pergerakan selama beberapa saat, jadi dia memeriksa keadaan di sekitarnya.

Pohon di lokasi ini benar-benar raksasa yang menjulang, bahkan ukuran akarnya seperti tembok rumah, tinggi-tinggi sekali.

Baha sembunyi di balik akar-akar tersebut, di lokasi ini sama sekali tidak ada rumput atau semak yang tumbuh, hanya ada tumbuhan seperti paku, lumut dan jamur.

"Eh, kemana mereka pergi?" Baha mencari di sekitar dengan matanya, tetapi tidak menemukan seorang pun.

Lengah sedikit saja, mereka menghilang. Apakah mereka hantu atau semacamnya?

Dengan rasa penasaran Baha mendekati lokasi dimana mereka menghilang, dia memeriksa keadaan di sekitarnya, bahkan saat dirinya mendongak ke langit pun tidak ada tanda-tanda keberadaan mereka.

"Ini aneh."

Baha berjalan ke depan lebih jauh untuk mencari mereka. Baru saja dia melangkahkan kakinya, tiba-tiba.

"Ini dia tikus yang mengikuti kita!"

Baha terkejut saat orang-orang yang dia ikuti sebelumnya berada persis di depannya, saat dia berusaha berlari meninggalkan mereka, namun.

"Kkkaahhh!"

Leher Baha dipegang dengan erat, sampai dirinya terangkat. Raut wajahnya menunjukkan dia tidak bisa melawan karena sesak napas.

Baha belum dapat mencerna apa yang sebelumnya terjadi, sebab lokasi dia sekarang sangat berbeda dengan sebelumnya.

Terasa seperti ada semacam pelindung atau formasi yang telah dia lewati.

Pria elf langsung melempar Baha sampai menghantam batang pohon, dia hampir tidak sadarkan diri akibat cengkeraman ke lehernya tadi.

"Penjaga, ada manusia penyusup, segera masukkan dia ke dalam sel tahanan!"

"Apa! Uhuk ... Uhuk."

Tubuhnya terasa berat saat ini, ide untuk melarikan diri menjadi mustahil sekarang, dia hanya bisa pasrah sambil memeriksa lehernya, semoga cedera yang dialaminya tidak begitu parah.

Seorang penjaga langsung datang ke lokasi kejadian, dia langsung diseret menuju penjara.

"Ini bencana! Uhuk .... Cough."

Akibat tekanan pada tenggorokannya, Baha menderita batuk-batuk yang cukup membuatnya mengeluarkan airmata saking menderitanya.

* * * * *

Bruugg!

Di dalam ruangan sel tahanan yang lembap dan dingin, Baha dikunci oleh jeruji yang terbuat dari kayu dan sulur, para elf bisa melakukan sihir yang bisa mengendalikan tumbuhan, sehingga hal itu menjadi mungkin.

Baha menyadari bahwa dia sedang berada di salah satu pohon raksasa, selagi dia diseret dia melihat semuanya.

Dia melihat pemukiman elf yang berada di puncak-puncak pohon raksasa, jembatan gantung yang terbuat dari sulur dan daun, tangga-tangga curam yang tidak beraturan di tiap batang pohon.

Ribuan elf tinggal disana, mereka berlalu lalang di setiap jembatan dan tangga, sedikit sekali elf yang berada di dasar tanah.

Sebuah pemandangan yang belum pernah sama sekali dia lihat, dia melihat pula tatapan sinis tiap elf yang dia lewati.

Dugaan Baha benar, bahwa sepertinya hubungan ras mereka tidak berlangsung baik.

"Sekarang apa yang harus aku lakukan?"

Baha mencari celah di setiap sudut sel, adakah lubang atau apapun itu yang bisa dia gunakan untuk menyelamatkan diri.

"Ini situasi yang membagongkan."

Tidak ada yang bisa dia perbuat, sihir yang dilepas elf itu tidak meninggalkan celah sama sekali, sulur itu bahkan hampir sekeras besi.

"Mati aku, aku harap mereka dapat melanjutkan kehidupan tanpa diriku."

Baha tiba-tiba teringat Aqua, Ollie, dan Subaru. Ketiga sosok yang telah menemaninya hampir setengah bulan di kehidupan barunya dunia lain ini.

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro