12. Mareta Band

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

Ciee update lagi:v

***

Malik memasuki rumahnya dengan baju seragam yang masih melekat di tubuhnya. Di sofa sana, ia melihat Reno, Gina, dan juga Leo tengah duduk bersama-sama.

Cowok itu membuang arah pandangnya. Apakah mereka akan bisa seperti ini lagi jika kebenarannya sudah terungkap?

"Jagoan Papa udah pulang, tumben siang," sindir Reno dengan nada candaan di sana.

"Mau fokus nyari uang. Biar suatu saat bisa hidupin keluarga, kan, ancur mah nggak ada yang tau." Setelah mengatakan itu, Malik langsung masuk ke dalam kamarnya.

Gina dan Reno sama-sama terdiam ditempatnya, ada apa dengan Malik? fikir mereka.

Di dalam kamarnya, Malik langsung bersiap mandi dan akan kembali pergi dengan membawa gitar miliknya. Malik sudah yakin dengan tekadnya, ia akan kembali mengisi acara dari panggung ke panggung lagi.

Biar jika suatu saat wanita itu datang untuk meminta pertanggung jawaban Papanya, Malik sudah siap untuk menghidupi Gina dan juga Leo.

Ya ... Walaupun ia yakin Gina masih bisa menghidupi Malik dan juga Leo, tetap saja. Ia anak pertama, siap tidak siap, ia akan menjadi punggung keluarga menggantikan Papanya kelak.

Malik turun, cowok itu pergi tanpa berpamitan sama sekali. Terserah saja, Malik sedang kacau sekarang.

Ia sedang malas berbicara dengan siapapun untuk saat ini. Jika orang bilang, 'Lik, masih ada orang yang ditinggalkan orang tuanya saat mereka baru lahir.' Malik tidak peduli, Malik baru mengalaminya sekarang, ah, atau mungkin lebih tepatnya akan.

Ini pertama kalinya. Karna, selama berumah tangga, Reno dan juga Gina tidak pernah berdebat perihal apapun.

Jadi ... Kalian pasti paham apa yang Malik rasakan saat ini. Terdengar kekanakan memang, tapi itulah kenyataannya.

Malik itu manja pada Gina maupun Reno. Ia tidak yakin dirinya bisa menerima jika keduanya berpisah kelak.

Ah ... Memikirkan itu malah membuat otaknya mendadak pusing. Cowok itu memarkirkan motornya di depan studio yang sudah terdapat beberapa motor yang lumayan banyak terparkir.

"Om!" panggil Malik setelah dirinya masuk ke dalam sana.

"Weh, Lik! Kemana aja lo?" sahut salah satu di antaranya. Karel namanya.

Malik tertawa pelan. "Ada aja gue, Rel," jawab Malik.

Ruben langsung mengiring mereka agar masuk ke dalam ruangan musik. "Jadi, gini, besok itu ada acara festival musik gitu. Acara TV, sih. Om udah ngobrol sama pihak mereka, katanya, banyak banget orang yang minta Mareta Band bangkit lagi."

"Sekarang keputusannya ada di kalian, kalian siap nggak?" tanya Om Ruben lagi.

Memang, dulu, Mareta Band pernah naik daun pada masanya. Lebih tepatnya satu tahun yang lalu, sebelum semuanya ; Malik, Karel, Genta, dan Anton memutuskan untuk berhenti dan masing-masing.

Dari mulai Karel dan Genta yang sibuk membuat konten di you tube mereka, Anton yang cuek dan memilih menerima endors saja. Sampai Malik yang memilih menikmati masa mudanya dan terus menerus bolos latihan dan kabur dari job yang Ruben beritahu.

Nama Mareta sendiri adalah singkatan nama mereka. "Saya siap, Om," jawab Malik yakin.

"Kalian?" tanya Ruben.

"Siap-siap aja sih, Om," jawan Genta.

"Iya, bosen gue om, masa ketemunya sama si Genta mulu. Dia disuruh bikin chanel sendiri nggak mau. Mau duet aja sama gue katanya, sampe-sampe gue disebut gay sama fans gue," kesal Karel.

"Kamu, Ton?" tanya Ruben menatap ke arah Anton.

"Siap aja, deh. Kasian juga mereka berjalan tanpa orang ganteng dengan skill drum yang keren ini," ujarnya.

"Najis," cibir Malik, Genta, dan juga Karel secara bersamaan.

***

"Eh, ini serius Malik balik lagi jadi vokalis Mareta?" tanya Dena tiba-tiba.

Hanin langsung menatap ke arah Dena. "Kata siapa?" tanya Hanin.

"Ini, gue liat snapgramnya Karel youtuber itu, loh. Foto Gitar, sih. Tapi, dia tag akunnya Malik, Genta, sama Anton juga."

Hanin mengambil alih ponsel milik Dena. Disana dengan jelas tertulis, 'We are comeback.'

Mengapa Malik tidak mengabari perihal ini? fikir Hanin.

"Sumpah, ya, gue kalo nggak ada si Fatur, udah gue gebet si Karel dari lama."

Ekhem

Dena mendongkak, gadis itu tercengir lebar menatap Fatur yang sudah menyipitkan matanya tak suka. "Anu, buat lo aja, Vi. Gue mah udah ada Fatur," ujar Dena gelagapan.

Ivi mengernyit heran. Mengapa jadi dirinya? Padahal jelas-jelas ia diam sedaritadi. "Nggak! Ivi itu cocoknya sama gue, apaan masa sama siapa? Karet ban? Nggak cocok," sahut Rizki sewot.

"Iya-iya, yang udah move on dari mbak Kekey mah beda," sindir Hanin.

"Iya, dong. Tapi, sedih sih sebenernya. Kekey itu cewek yang beda dari yang lain, pokonya gue suka. Tapi kita nggak jodoh," jawab Rizki.

"Jadi mau gue doain berjodoh sama Ivi atau Kekey, nih?" tanya Ucup.

Rizki berfikir sejenak. "Dua Istri nggak papa deh," jawabnya lagi.

Ivi melotot. Gadis itu langsung memukul pundak Rizki kesal, "Heh! Gue nggak mau punya suami yang istrinya dua. Enak aja!"

"Berarti secara nggak langsung lo mau jadi istri gue," kata Rizki.

"Maennya ngegas, ya, Ki?" tanya Hana.

Rizki tersenyum bangga seraya menepuk dadanya beberapa kali. "Iya dong, kan ajaran Kak Hana," jawab Rizki.

Ucup menatap Hana tak suka. "Kakak kok masih deket sama si Rizki, sih? Kan Ucup udah bilang, kalau dia deketin Kakak jangan diladenin," kesal Ucup dengan nada merajuk.

"Gitu aja cemburu, gue juga nggak doyan kali ngambil punya temen. Kecuali makanan, minuman, barang-barang, da--"

"Dadah Rizki monyet!" lanjut Daffa seraya melambaikan tangan milik Beby pada cowok itu.

Rizki mendengkus kesal. Namun setelahnya, ia tersenyum. "Dadah juga anak monyet," jawabnya seraya melambaikan tangan pada Beby.

"Heh! Secara nggak langsung lo nyebut Daffa sama gue Monyet?!" tanya Ana galak.

"Udah, sesama monyet jangan berantem," sahut Dena.

"LO MONYET!" pekik Rizki dan Ana bersamaan.

"Ebuset."

***

Hari Minggu, biasanya Malik akan datang ke rumahnya. Namun, kali ini tidak, bahkan sejak kemarin cowok itu belum menghubunginya sama sekali.

'Mareta comeback, Malik Rezayn yakini bahwa ia sudah siap beranjak dewasa.'

Hanin berdecih pelan melihat artikel yang tiba-tiba saja muncul di layar ponselnya. "Beranjak dewasa katanya, yang dewasa mah fikiran dia," gumam Hanin.

Hanin sebenarnya cukup kesal pada Malik. Cowok itu bahkan tidak bercerita apa-apa pada dirinya. Memang Malik pernah bilang bahwa ia akan lebih fokus pada karirnya. Tapi, soal Mareta band? Malik tidak pernah bilang apapun pada Hanin.

"Kakak! Abang masuk TV! Nggak bisa dikeluarin, Ara mau Pecahin TVnya buat tolong Abang malah ditahan sama Aunty, Ara sebel."

Hanin yang tengah duduk di tepi kasurnya, ia langsung tergelak dengan apa yang Ara ucapkan.

Aturan darimana memecahkan TV akan bisa menolong orang di dalamnya? Yang ada TVnya meledak karna kabel yang masih menyolok pada stopkontak.

"Ra, cepet gede, ya? Biar cepet sadar." Hanin menepuk puncak kepala milik Ara beberapa kali.

Setelahnya, gadis itu beranjak dan memilih turun menghampiri Mama dan Auntynya.

Gadis itu duduk di samping Anneth, "Nonton apa sih? Serius banget," ujar Hanin.

"Tuh, pacar kamu di acara TV. Nggak ngasih tau?" tanya Anneth.

Hanin mengangkat bahunya acuh, "Nggak tuh," jawab Hanin kesal.

Siapa yang tidak kesal saat kekasihnya pergi tanpa memberi tahu? Bukan berlebihan, masalahnya ... Ini tentang karir loh, bukan sekedar main atau iseng. "Emang Malik nggak cerita dia balik lagi jadi vokalis?" tanya Adel.

"Nggak."

"Kasian banget idup lo, Nin. Bentar lagi kesingkir deh, secara orang terkenal mah apalagi mukanya ganteng. Jangankan dapet yang cakep, yang biasa aja pada ngejar."

"Mama, Auntynya rese!" adu Hanin pada Anneth.

"Adel!" kesal Anneth.

TBC

Hallo? Apakabs:v

Seneng deh ketemu lagi wkwkw

Tanggapannya untuk part ini?

Suka nggak sama cerita Hanin & Malik 2? Kalau suka, jangan lupa rekomendasiin ke temen-temen kalian ya!

See u<3

Follow Instagram kami juga ya!

@hanind_mheswra. (Hanin)
@malikrezayn_. (Malik)
@daff.aprasetyo. (Daffa)
@fatur_mhndra. (Fatur)
@gisela_ivi. (Ivi)
@alfariza_ucup. (Ucup)
@hana_frhsy. (Hana)
@dena.andrianaaaa. (Dena)
@ana_andhina. (Ana)
@rizki.anshari_ (Rizki)
@Nayya_graceva.a. (Nayya)

Follow juga ; @Wattpadindah_. & @Octaviany_Indah.


Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro