第九章 Bab 9

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

Now playing: Actress 演员 by Joker Xue

Mobil yang minim cahaya di malam yang dingin itu membuat Zhao Nan tidak bisa melihat ekspresi Chen Ai dengan jelas. Ia mendengar suara pelan seperti isakan. Namun, apa jangan-jangan ia salah dengar? Lagi pula, tidak mungkin juga Chen Ai tiba-tiba menangis, kan?

Zhao Nan memutuskan untuk langsung bertanya. "Chen Ai, kau kenapa?"

Chen Ai memiringkan wajahnya ke arah jendela dan menghapus air matanya cepat-cepat. Setelah suaranya cukup stabil, ia pun menjawab, "Aku akhir-akhir ini flu akut. Bukan masalah besar."

Mendengar jawaban itu, Zhao Nan menaikkan sebelah alis. "Flu akut? Sudah minum obat?"

"Sudah. Tapi obatnya tidak terlalu manjur." Sedetik kemudian, Chen Ai bertanya pada dirinya sendiri mengapa ia harus menambahkan kalimat kedua. Ia biasanya tak mudah membiarkan kata-kata tak berguna meluncur dari mulutnya. Namun, beberapa saat kemudian, Chen Ai berpikir ia baru saja mengatakan hal yang tepat. Ia sedang berbohong, jadi ia harus punya keterangan yang lengkap sebagai bukti penunjang.

"Tidak manjur? Kau minum obat apa?"

"999," jawab Chen Ai asal.

Mendengar jawaban itu, Zhao Nan memutuskan untuk tidak bertanya lagi. Siapa penderita flu akut yang akan meminum obat 999? Chen Ai pasti sedang omong kosong.

Suasana mobil kembali sunyi. Kesunyian itu semakin memuncak ketika lagu I Like You So Much, You'll Know It selesai. Proses peralihan ke lagu selanjutnya memakan waktu belasan detik, dan itu membuat Zhao Nan cukup tegang. Sampai beberapa detik kemudian, suara instrumen piano terdengar, disusul suara Joker Xue yang melantunkan lagu andalannya, Actress.

Sederhanakan

Permudah sedikit cara bicaramu

Tolong abaikan pikiranmu yang tidak-tidak itu

Kau bukan seorang aktris

Jangan membuat skenario

Tidak ada saran

Aku hanya ingin melihat alasanmu

Ekspresi kesedihanmu itu

Seperti aktris yang tidak berbakat

Penonton pun bisa melihatnya

Aku tidak tahu bagaimana harus beradu akting denganmu

Sedang mendesak orang yang paling mencintaimu berakting secara spontan

Kapan kita mulai melupakan batas kita?

Beradaptasi dengan perubahan, lihalah penampilan yang buruk ini

Dulu kau begitu mencintaiku, mengapa harus berakting

Apa yang harus kulakukan supaya tidak merasa lelah begini

Ternyata ketika cinta ditolak, sudah siap atau belum

Itulah ujian

Chen Ai merasa seluruh isi lagu itu seperti sedang menyindirnya saja. Ia mengalihkan pandangan dan menghadap ke luar jendela. Perlahan-lahan, air mata Chen Ai kembali mengalir. Ia merasa sangat lelah terus mempertahankan image "aku baik-baik saja" di hadapan Zhao Nan.

Malam itu, setelah Zhao Nan mengantarkannya sampai ke depan lobi, Chen Ai segera masuk ke rumah apartemennya dan membuka laptop. Ia naik ke kasur, lalu mengetikkan sebuah surat pengunduran diri atas tugas. Begitu selesai, ia langsung menge-print surat tersebut dan menandatanganinya dengan pasti.

Setelah ini, semuanya akan kembali berjalan normal. Chen Ai tidak perlu bertemu Zhao Nan dan merasa sakit hati lagi. Kemudian, mungkin ia akan membina kembali hubungannya yang sempurna dan realistis dengan Luo Wang. Setelah itu, ia akan menjadi wanita mapan yang bahagia.

Seharusnya, sih begitu.

***

Di pagi hari yang cerah di musim panas itu, Chen Ai berangkat bekerja dengan penuh energi positif. Suasana bus MRT yang biasanya penuh sesak, hari itu terasa cukup nyaman. Lift di kantor yang biasanya penuh dan memakan waktu untuk mengantre, hari itu berubah menjadi sangat lengang. Semuanya sempurna, seolah-olah hari itu memang dikhususkan untuk kebahagiaan Chen Ai.

Ketika memasuki ruang kerja, Liu Nian memberikan segelas susu cokelat secara cuma-cuma untuk Chen Ai. Katanya wanita itu sedang bahagia, jadi ia ingin membagikan kebahagiaannya pada orang lain. Chen Ai tidak tahu kebahagiaan apa yang baru saja didapatkan Liu Nian. Namun, ia menerima susu cokelat pemberian rekannya itu tanpa sungkan. Intinya, semua orang sedang bahagia hari itu. Chen Ai juga merasa kebahagiaannya akan mendekat sebentar lagi.

Jadi, saat itu Chen Ai memutuskan untuk tidak terburu-buru menemui Bos Yao. Ia mengerjakan pekerjaan riset pasar dulu yang belum sempat tersentuh sejak kemarin lusa, membuat teks copy writing, dan lain-lain. Ia mengerjakan pekerjaannya hari itu dengan penuh semangat dan hati berbunga-bunga.

Saat makan siang, Chen Ai turun ke kantin dan ikut makan beramai-ramai dengan rekan lainnya. Luo Wang yang tentu saja bergabung dengan Chen Ai pun mempertanyakan ekspresi wanita itu yang terlihat girang berlebihan.

"Ada kabar baik apa yang membuatmu sangat senang seperti ini?" tanya Luo Wang penasaran.

"Hmm ... sebenarnya belum bisa dibilang kabar baik, sih. Tapi 'calon' kabar baik itu akan segera datang."

"Oh, ya? Kalau begitu, apa 'calon' kabar baiknya?"

Chen Ai memiringkan bibir sambil berpikir sejenak. "Sepertinya akan semakin 'baik' jika aku memberitahumu ketika kabar baik itu benar-benar datang. Aku akan mengurusnya setelah makan siang."

Luo Wang menghela napas dan terkekeh pelan. Ia mengambil potongan daging ayam di piringnya dengan sumpit, lalu meletakkan potongan daging itu ke atas piring Chen Ai. "Makan lebih banyak daging, supaya semakin bersemangat," ujar pria itu perhatian.

Chen Ai menyunggingkan senyum penuh rasa terima kasih, lalu melahap daging pemberian Luo Wang. Lezat juga.

***

Siang hari setelah jam istirahat berakhir, Chen Ai kembali ke ruangannya untuk mengambil surat pengunduran tugas yang sudah dimasukkannya dalam map kertas. Ia pun memasuki lift dan naik ke lantai delapan, tempat ruangan para direktur cabang berada.

Chen Ai memasuki ruangan Bos Yao yang tepat berada di seberang lift. Di depan ruangan pribadi direktur, ada ruang sekretaris dan asisten sekretaris yang bertugas mengurus dan mengatur jadwal direktur.

Chen Ai pun bertanya pada seorang wanita yang duduk di depan ruangan Bos Yao itu, "Sekretaris Huang, apakah Bos Yao ada di ruangannya? Aku Chen Ai dari departemen public relation."

Sekretaris Huang menjawab dengan ramah, "Oh ... tentu saja. Silakan masuk. Bos Yao ada di dalam."

Ah, bagus sekali, ujar Chen Ai dalam hati. Ia pun menunduk singkat pada Sekretaris Huang, lalu berjalan mendekati pintu ruangan direktur. Ia menghela napas sambil mengetuk pintu. Setelah ada sahutan dari dalam, Chen Ai membuka pintunya.

"Nona Chen, ada apa kau kemari?" sapa Bos Yao ramah. Sepertinya pria itu sedang dalam suasana hati yang baik.

Melihat kondisi itu, kepercayaan diri Chen Ai pun semakin meningkat. Ia selama ini bekerja dengan baik, jadi seharusnya Bos Yao sedikit bermurah hati padanya. Dengan tenang, Chen Ai menyodorkan map kertasnya ke meja Bos Yao. "Bos Yao, aku ingin mengundurkan diri dari tugas bekerja sama dengan PickUs. Aku merasa tidak cocok dengan tugas kali ini. Hal ini memberiku tekanan yang terlampau besar. Namun, sebenarnya ini bukan masalah besar bagi Bos, karena Yun Xiang dan Liu Nian tetap dapat mengurus kerjasamanya tanpa aku."

Bos Yao mengangkat kedua alisnya begitu mendengar penuturan itu. Ia membuka map yang disodorkan Chen Ai, lalu membaca surat pengunduran tugas itu sekilas. Pria itu mengangguk pelan.

Chen Ai berdiri di tempatnya sambil memperhatikan perubahan mimik wajah bosnya. Apakah berhasil?

"Ah, iya!"

Seruan Bos Yao yang tiba-tiba itu membuat Chen Ai terperanjat. Apanya yang 'iya'?

Bos Yao meletakkan map ke atas meja. "Kau bisa mendapatkan izinku. Meskipun sebenarnya alasanmu untuk mundur dari proyek ini agak aneh, tapi aku anggap itu impas. Kau sudah mengusulkan saran bagus minggu lalu, bahkan sampai meyakinkan web developer terbaik PickUs untuk membuatkan website bagi kita. Baiklah. Aku memberimu izin."

Chen Ai merasa kegembiraan meluap-luap di dadanya saat itu juga. "Terima kasih, Bos Yao. Semoga panjang umur, awet muda, lancar rezeki, dan selalu bahagia."

"Iya, iya. Terima kasih," ujar Bos Yao sambil terkekeh. "Aku akan menghubungi Tuan Zhao dulu untuk mengonfirmasi perubahan ini."

Pria itu mengangkat gagang telepon di ujung mejanya, lalu menekan tombol-tombol angka. Beberapa saat kemudian, telepon pun tersambung.

"Selamat pagi, Tuan Zhao. Saya Yao Liming dari perusahaan BeLook divisi make-up. Saya ingin menyampaikan bahwa ...."

Bos Yao menjelaskan beberapa hal secara terperinci pada Zhao Nan. Sementara itu, Chen Ai menghitung daftar teman-teman yang akan ditraktirnya untuk merayakan kebebasan kali ini.

Beberapa saat kemudian, Bos Yao berdiam dan membiarkan Zhao Nan menanggapi. Namun, ternyata tanggapan pria itu sungguh di luar ekspetasi.

"Tuan Yao, aku dan Chen Ai adalah teman masa SMA. Kami sudah bertahun-tahun tidak bertemu. Sekarang kami sudah bertemu setelah sekian lama, lalu kau berniat menukar tim. Jika kau benar-benar mengalihkan urusan ini dengan tim public relation lain tanpa Chen Ai, sepertinya aku akan mempertimbangkan untuk mundur dan mengalihkannya ke web developer lain," tegas Zhao Nan dari seberang telepon.

Bos Yao tahu bahwa Zhao Nan adalah web developer terbaik di PickUs. Ia tentu saja tidak mau perihal pembuatan website ini dialihkan ke web developer lain. Akhirnya, ia hanya bisa memandang Chen Ai pasrah sambil menggeleng pelan.

Chen Ai membelalak, nyaris tidak percaya bahwa rencana cemerlangnya ini gagal di langkah terakhir-ketika ia berurusan dengan Zhao Nan.

Footnote:

999= salah satu merek obat flu yang paling terkenal di China.

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro