第十章 Bab 10

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

Now playing: Hui Bu Qu 回不去

Chen Ai tidak mengerti mengapa Zhao Nan malah memberatkannya. Pria itu sudah pernah menolaknya dengan cara menyakitkan di status Weibo sembilan tahun lalu. Sekarang, mengapa pria itu mempertahankannya untuk tinggal? Chen Ai tidak tahan berada di dekat Zhao Nan lagi. Hatinya terus menerus tersakiti setiap kali pria itu menatapnya dengan santai, yang seolah berarti, "Kita adalah teman baik yang tidak mempunyai masalah. Ayo santai saja."

Bukan itu yang ada di hati Chen Ai. Chen Ai tidak menganggap hubungannya dengan Zhao Nan tidak bermasalah. Chen Ai membenci Zhao Nan karena pria itu sudah melukai harga dirinya sembilan tahun lalu. Ia menjadi semakin membenci Zhao Nan sekarang karena pria itu berpikir ia tidak bersalah atas perbuatannya waktu itu.

Hari itu, Chen Ai memasuki ruang kerjanya tanpa antusiasme sedikit pun. Jika diingat-ingat, selama lima hari belakangan, sebenarnya ini adalah pertama kalinya Chen Ai menunjukkan wajah muram sejak berangkat bekerja. Hari pertama, ia berangkat dengan harapan orang yang ditemuinya bukan Zhao Nan, teman SMA-nya. Hari kedua, ia berangkat dengan semangat bekerja yang menggebu-gebu untuk mempersiapkan pertemuan profesional dengan Zhao Nan selanjutnya. Hari ketiga, ia berangkat dengan harapan ia akan tampil profesional di depan Zhao Nan. Hari keempat, ia berharap urusannya dengan Zhao Nan akan segera berakhir dengan mengajukan surat pengunduran diri atas tugas. Tapi sekarang, Zhao Nan sudah memupuskan semua alternatif harapan Chen Ai.

Haha. Langit itu suka sekali mempermainkan harapan orang. Bukan, bukan. Tepatnya, Zhao Nan suka sekali menghancurkan hidup Chen Ai.

Chen Ai menghela napas lelah. Ia duduk di kursi putarnya yang diletakkan di belakang meja, lalu menatap kosong. Zhao Nan, kau sebenarnya mau apa?

Lamunan Chen Ai terhenti ketika wanita itu mendengar suara sepatu pria yang memasuki ruang kerjanya. Luo Wang datang. Chen Ai dan teman-teman timnya segera berdiri dan menunduk singkat. "Selamat pagi, Manajer Luo."

Luo Wang mengangkat tangannya, mengisyaratkan kepada mereka supaya tidak terlalu formal. "Selamat pagi. Aku baru saja mendapat ultimatum dari Bos Yao untuk menyuruh kalian bertiga menyiapkan materi fitur-fitur dalam website baru BeLook dan berangkat ke PickUs nanti siang. Saat ini tim content creator sedang mempersiapkan isi website-nya, dan prosesnya sudah hampir selesai. Jadi kalian harus segera menyelesaikan pembuatan website ini dengan Tuan Zhao, sehingga website BeLook dapat kembali dibuka dan sistem belanja online dapat diakses."

Yun Xiang dan Liu Nian menjawab dengan sigap. "Baik, Manajer Luo."

Sementara itu, Chen Ai hanya mengangguk lemas. Luo Wang yang melihat ekspresi itu pun menaikkan kedua alisnya. Mulutnya mengucapkan kata "kenapa?" tanpa suara. Namun, Chen Ai malah menggeleng pelan, lalu kembali duduk. Luo Wang hanya dapat menghela napas sambil tersenyum masam.

Kau selalu bercerita padaku kalau kau sedang senang. Namun, jika kondisimu seperti ini, kau selalu berkata 'tidak apa-apa'. Apa di hatimu aku hanya atasan yang cuma boleh diberi berita baik? Apa aku tidak boleh membantumu ketika kau kesulitan? batin Luo Wang. Menunggu Chen Ai kembali secara ikhlas padanya selama empat tahun lebih bukan perkara mudah. Luo Wang mengorbankan banyak waktunya untuk menemani Chen Ai, meskipun wanita itu bukan pacarnya lagi. Dulu ia tidak begitu mengerti mengapa Chen Ai meminta putus dengannya sementara wanita itu juga tidak berpaling pada pria lain. Jadi, Luo Wang memutuskan untuk menjalin hubungan baik dengan Chen Ai dengan premis ke depannya mereka akan kembali berpacaran. Namun, setelah waktu berlalu, ia mulai bertanya-tanya. Apakah semua itu mungkin terlaksana? Apakah ia benar-benar pernah singgah di hati Chen Ai sebelumnya?

Luo Wang pun meninggalkan ruangan tim public relation dengan hati suram.

***

Seusai membuat materi fitur-fitur website BeLook, Chen Ai, Yun Xiang, dan Liu Nian berangkat menuju kantor PickUs dengan taksi. Mereka tiba di kantor PickUs dan langsung memasuki ruang tamu seperti biasa. Ternyata, ada tiga orang yang sudah menunggu di ruangan itu; Zhao Nan, Zhang Huan, dan seorang wanita yang memakai tank top ketat Maniform dibalut blazer hitam yang juga bermerek.

Chen Ai dan kedua temannya duduk di sofa di hadapan orang-orang itu. Pandangan Chen Ai entah kenapa terfokus pada posisi duduk wanita itu yang sangat dekat dengan Zhao Nan. Jarak di antara mereka tak sampai sejengkal. Chen Ai mengamati wajah wanita itu. Parasnya cukup cantik, umurnya kira-kira dua tahun lebih tua daripada Chen Ai. Ini wanita Zhao Nan, ya? Interaksi keduanya intens sekali.

Di sebelahnya, Yun Xiang tahu Chen Ai diam-diam sedang meneliti wanita asing di depannya. Ia pun menunjuk wanita itu, lalu berkata, "Nona ini adalah ...."

"Ah, perkenalkan. Ini asisten baruku, Nona Song Yin," jawab Zhao Nan cepat.

Asisten baru saja kelihatannya sok akrab seperti itu, batin Chen Ai sambil tersenyum miring.

"Perusahaan memberikan asisten tambahan pada Zhao Ge karena akhir-akhir ini pekerjaannya semakin banyak. Padahal, sih aku sendiri masih bisa membantunya," tutur Zhang Huan dengan nada memprotes.

Huh ... anak magang saja tahu betapa mengganggunya asisten baru itu, dengkus Chen Ai. Namun, ia memutuskan untuk tidak berpikir lebih panjang mengenai hal itu. Jadi, ia pun segera mengangkat pembicaraan yang sesuai dengan misi mereka berangkat ke kantor ini.

"Kupikir Bos Yao sudah menginformasikan ini pada rekan-rekan sekalian. Beliau berharap proses pembuatan website ini dapat diselesaikan sesegera dan semaksimal mungkin. Jadi, kedatangan tim kami hari ini bertujuan untuk lanjut mendiskusikan soal fitur-fitur yang harus tersedia di website ...."

Keenam orang di ruangan itu bekerja secara serius selama beberapa jam. Semuanya terlihat sangat bersungguh-sungguh, terutama Zhang Huan yang sedang mengejar sertifikat magang. Beberapa lama kemudian, Song Yin keluar sebentar dari ruangan itu dan berjalan menuju kantin.

"Nona-nona, kalian sepertinya sudah lelah berbicara. Silakan, minum dulu airnya," ujar Song Yin ramah sambil meletakkan sebuah nampan yang ditaruhi tiga gelas air.

Entah mengapa, Chen Ai merasa keramahan itu terlalu dibuat-buat, jatuhnya seperti pencitraan. Namun, Chen Ai memutuskan untuk tidak ambil pusing. Ia pun mengambil minuman yang sudah dihidangkan, lalu menenggaknya sampai habis. Setelah itu, Chen Ai membuka lembar selanjutnya dan hendak berbicara lagi, tetapi tiba-tiba Song Yin mencegahnya.

"Nona Chen, kau istirahatlah dulu," ucap wanita itu cepat-cepat. "Biar aku saja yang menjelaskannya pada Zhao Nan. Aku dan Zhao Nan sama-sama mengerti programming, jadi pasti aku akan lebih mudah menjelaskan kepadanya." Song Yin pun mengambil map yang dipegang Chen Ai.

Chen Ai awalnya berpikir itu bukan ide buruk, jadi ia membiarkan Song Yin mengambil mapnya dan berjalan mendekati Zhao Nan. Namun, tiba-tiba terbersit sesuatu di pikirannya. Iya, kau memahami programming, tapi kau tidak memahami citra BeLook. Ia pun mendekati Song Yin, lalu mengambil mapnya kembali dari tangan wanita itu.

"Nona Song tidak perlu terlalu bermurah hati. Aku bisa melakukannya sendiri, kok," ujar Chen Ai sambil tersenyum formal.

"Eh ... tidak perlu. Kau beristirahat saja, Nona," sahut Song Yin sungkan.

Zhao Nan beralih dari layar komputernya, lalu memperhatikan Chen Ai yang sedang berdebat dengan Song Yin. Pria itu menyunggingkan senyum tipis, lalu berkata, "Song Yin, kau mendengarkan Nona Yun dan Nona Liu saja. Biarkan Chen Ai melakukan pekerjaan ini denganku."

Song Yin mengembuskan napas dan menjawab, "Baiklah." Kemudian, wanita itu menyingkir.

Zhao Nan memperhatikan Song Yin sampai wanita itu sedikit menjauh. Kemudian, pria itu menyunggingkan senyum ramah ke arah Chen Ai. "Jadi bagaimana?"

Chen Ai merasa hatinya seperti diberi sentuhan lembut ketika ia melihat senyum tulus Zhao Nan. Hatinya berdebar sedikit lebih cepat. Kemudian, Chen Ai pun memutuskan untuk segera bekerja dan melanjutkan keterangannya mengenai salah satu fitur belanja online di website BeLook. Untuk pertama kalinya, Chen Ai merasa bekerja sama dengan Zhao Nan juga tidak terlalu buruk.

Beberapa lama kemudian, Song Yin datang kembali sambil membawakan secangkir air mineral untuk Zhao Nan. "Zhao Nan, kau minumlah dulu sedikit supaya lebih rileks."

Secara tidak sadar, Chen Ai beralih dari mapnya dan menoleh ke arah Zhao Nan dan Song Yin. Pandangan Chen Ai dan Zhao Nan bertemu secara tak sengaja. Entah mengapa, Zhao Nan mendadak seperti salah tingkah dan beranjak dari kursi.

"Itu buatmu saja, Song Yin. Aku ingin minum kopi. Aku akan membuatnya sendiri," tolak Zhao Nan halus. Pria itu segera keluar dari ruang tamu.

Mengapa ia langsung menolak minuman itu begitu melihatku? Apakah aku menatapnya seperti monster tadi? pikir Chen Ai bingung. Ia menoleh ke jendela dan memperhatikan Zhao Nan yang berjalan cepat menuju kantin.

Song Yin menempati sofa yang baru saja diduduki Zhao Nan tadi. Ia berkata santai, "Zhao Nan memang kadang agak aneh begitu. Kau tidak perlu bingung."

Chen Ai menoleh ke arah Song Yin, lalu tersenyum tipis. Dalam hati, ia berkata, Iya, iya. Tidak usah dijelaskan terus.

Footnote:

Maniform= merek lingerie wanita

Gē 哥= [Bahasa Mandarin] Panggilan untuk kakak laki-laki

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro