Prolog

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

Fenomena pluvial sebentar lagi tuntas melepaskan apa-apa yang ditahannya selama minggu-minggu kemarau. Pepohonan yang bermandikan curah, ranting-ranting berubah gelap, titik-titik air meluncur dari ujung dedaunan. Lopak bermunculan di sana-sini pada tanah lempung yang sudah jenuh hingga tak menerima infiltrasi, merefleksikan dirgantara kelabu, mega yang berkelana, pula keragaman daratan.

Seorang pria berpakaian bak profesor mendekati kerumunan terna hijau rendah, di sana ada satu anak kecil yang bercangkung dekat kobakan panjang. Dari pandangan mata yang mengamati tajam, cukup memicu penasaran. Apalagi topi biram, tas kecil, dan sepatu berlumpur anak itu, mungkin saja ini pertanda.

Alas kaki profesor yang menginjak genangan tak dihiraukan, maka dia menyapa, "Halo, Nak yang di sana!"

Anak kecil dengan wajah buram, pipi tembam itu, menoleh seolah telah tahu dan mengenalnya. Daripada membalas, dia lebih ingin mengerti jawaban yang sejak tadi menganggu benak.

"Tuan, apakah Tuan percaya pada sesuatu yang tak kasatmata?"

Profesor pun menaikkan sebelah kening. "Yang tak kasatmata?"

Lalu anak itu berpaling, pandangan sekaligus telunjuknya mengarah angkasa, mengisyaratkan kejauhan tanpa batas di ujung horizon. "Jika Tuan percaya sesuatu di balik langit itu, kira-kira dunia seperti apa yang ada di sana?"

Si profesor tersenyum, lalu ikut berjongkok di samping. Rahangnya tegas, alis kelabu tebal, dan rambut beruban, pancaran matanya amat lekat menatap. "Nama saya Oak, orang-orang memanggil saya Profesor Pokémon!"

"Pokémon?"

"Nak, apakah kau percaya dengan dunia Pokémon?"

Anak itu menggeleng. Namun, ekspresinya ingin tahu.

"Dunia ini dihuni oleh makhluk yang dinamakan Pokémon."

Tangan pria itu berkial menunjukkan sesuatu di atas telapak yang terbuka.

"Bagi sebagian orang, Pokémon adalah peliharaan. Lainnya melatih mereka menjadi partner untuk bertualang dan bertarung. Sementara saya ... saya mempelajari Pokémon sebagai profesi!"

Profesor itu benar-benar serius dari kedengarannya. Sorot yang penuh keyakinan, makna dia tak berbohong sedikit pun.

"Sesuatu seperti itu ada di dunia ini?" Angguk adalah balasannya. "Aku tidak paham."

"Tidak apa, Nak. Tak lama lagi, lembaran kisah misterius milikmu akan segera dimulai! Dunia penuh harapan dan petualangan bersama Pokémon sudah menanti!"

Namun, si anak menunduk, kembali memperhatikan anak-anak katak warna biru yang berenang di genangan. Ada jeda lama yang berisi keheningan, kekakuan, kesenduan yang tidak bermakna.

"Aku tidak bisa pergi dari sini," ujarnya.

"Mengapa?"

"Karena aku datang dari dunia yang berbeda."

"Nak," si profesor bertanya-tanya, "siapa namamu?"

Anak itu mengernyih. "Namaku Rusty."

###

Klaten, 20 Desember 2021

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro