𖠁𐂃𖠁

sebuah senyuman mengembang di wajah kim seungmin. sambil menunggu sang ibu datang menjemput, ia memilih untuk menghabiskan waktu dengan menikmati sekaleng soda.

beberapa saat kemudian, sebuah mobil mewah berlogo porsche terlihat melaju memasuki area sekolah. mengetahui program pola makan yang tidak memperbolehkannya untuk mengonsumsi minuman dengan pengawet dan kadar gula tinggi, laki-laki itu segera membuang sodanya ke tempat sampah.

tin, tin!

"seungmin-ah," setelah menurunkan kaca, terlihat sang ibu memanggil anaknya untuk masuk ke dalam mobil. "ayo pulang!"

dan seperti biasa, tepat setelah memasuki kendaraan, perempuan paruh baya dengan tatanan rambut modis itu bertanya,

"sayang, bagaimana hasilnya?"

"pertama," balas seungmin bangga, senyumnya semakin melebar. "aku mendapatkan peringkat pertama."

"benarkah?! aigoo, kau memang benar-benar anakku," sang ibu mengangguk puas. "lalu, bagaimana dengan kim woojin?"

kim woojin, kim woojin, kim woojin, batin laki-laki itu muak. selalu saja kim woojin.

"tentu saja peringkat kedua."

menatap sang anak melalui kaca spion, perempuan itu tersenyum lebar, seakan-akan memiliki agenda khusus di masa depan.

"tidak seharusnya direktur kim bersikap angkuh di depan kolega-koleganya. cih, bahkan anaknya tidak mampu menyaingi anakkku," lanjutnya bersungut-sungut sambil mengcengkram roda kemudi, lalu membantingnya menuju jalan tol di ujung kiri. "kim seungmin, dengar baik-baik apa yang akan ibu katakan. kawan adalah lawan, dan jika kau ingin menjadi yang terbaik, jangan ragu untuk mengeliminasi siapapun yang berpotensi menghancurkanmu. mengerti?"

untuk beberapa saat, sorot mata seungmin memancarkan ketakutan.

"m-mengerti."

𖠁𐂃𖠁

iya, jadi dua keluarga kim ini punya masalah internal, baik anak maupun ortunya ☺️☺️