Silahkan kunjungi work DWC peserta yang nomor urut pendaftaran nya ada di bawahmu (apabila kamu berada di daftar terbawah, kunjungi peserta nomor urut pertama), kemudian buatlah lanjutan cerita untuk cerita HARI KEDUA yang telah dibuat.

Saya kebetulan dapat punya kak qanturis '-')7 kalian bisa lihat chapter Layer Kedua di work Black Water

*.✧ 245 kata *.✧

"Laporan pengeluaran gimana?"

Aku hanya menjawab telepon itu dengan kata-kata singkat seperti, "Ya. Sudah. Siap. Baik, Pak. Saya kerjakan sekarang, Pak. Terima kasih, Pak. Siap."

Mama geleng-geleng kepala melihatku yang hampir botak padahal ini hari libur. "Taruh lah dulu laptopnya. Papa sudah menyiapkan acara, lho?"

Berat kuhela napas. Kupandang Mama dengan tatapan sayu dari mejaku. "Maunya begitu, Ma," desahku lelah, "tapi laporannya belum selesai."

Wajah Mama menggelap dan memutuskan untuk menutup pintu kamarku perlahan. "Nanti makan siang keluar kamar, ya," pesan Mama.

Setelahnya, hanya tersisa aku dan laptop dengan angka yang tak terhingga terpampang di layarnya. Hari libur masih terasa seperti libur meski aku harus bekerja, bedanya aku bisa rebahan memakai piyama dan tidak mandi seharian. Mama memasakkan makanan yang lebih enak dari kantin kantor yang asin--aku curiga yang masak ingin cepat kawin.

Beberapa jam berkutat di depan laptop, ambeienku mulai menjerit pegal. Akhirnya aku memutuskan untuk rehat sejenak dan berniat mengambil minum di dapur.

Ekspektasiku ketika keluar kamar adalah pemandangan Mama dan Papa yang sedang duduk di ruang TV sambil menonton film komedi romansa. Namun, yang kudapatkan justru Papa dengan kostum bajak laut dan Mama yang mengenakan rok jeans robek-robek, lengkap dengan penutup mata dan tangan kail.

Semburan air asin mengenai wajahku dari semprotan bunga milik Mama. "Cepat ambil peta dan naikkan jangkar, wahai Anak Muda!" Mama berseru mengangkat tangan kailnya.

Papa tertawa seperti Wahyu sesak napas. "Bersiaplah, kita akan memonopoli perdagangan Nyi Roro Kidul!"

Dan liburan kami pun dimulai.

[]