19 Februari 2024

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

Buatlah tokoh cerita hari ke-3 kalian bertemu dengan tokoh cerita hari ke-15!

*.✧ 230 kata *.✧

Keduanya mematung di sebelahku dalam keheningan penuh pertanyaan. Altair sebelumnya berbisik padaku, "Kamu punya anak lagi, Es?"

Aku hanya membuang pandang buru-buru, mengalihkan rasa bersalahku karena membuat Dzikra tiba-tiba tanpa perhitungan yang matang. Sementara di satu sisi yang lain, Dzikra memandangku dengan wajah polos yang tidak mengerti apa-apa. Secara dia masih di bawah umur, dan sangat tidak pantas dimasukan dalam dunia yang penuh dengan darah ... aku jadi merasa bersalah.

"Kamu harus mulangin dia, Es," desis Altair mendekati satu sisi wajahku. Tatapannya menusukku--siapa, sih, yang mengajarinya begitu?!

Sekali lagi, aku memandangi Dzikra yang berlumuran darah artifisial. "Aku bahkan nggak tahu dari mana anak ini nongol." Aku balas berbisik. Begitu gadis kecil itu melihatku dengan raut wajah bingung, lekas-lekas aku memasang senyum secerah dengkul idol Korea.

Altair mendesah lelah. "Kalau gitu, pastikan dia nggak ikut syuting lagi," tegasnya. Aku sampai lupa siapa authornya di sini. Seolah bisa membaca pikiranku, Altair melanjutkan, "Kamu mau kalau dia jadi pembunuh betulan, hm?" Wajahnya mendekat mengintimidasiku. "Kamu nggak lihat gimana nasibnya Fauzi? Dia diskors berapa hari gegara ngelakuin scene di dunia nyata? Masih mau bikin Dzikra syuting lagi?"

Kugelengkan kepalaku cepat-cepat. Sudah terlalu banyak tulisanku yang menjadi nyata, dan membuat kekacauan. "Kupastikan dia nggak nongol lagi di cerita thriller! Oke?"

Kemudian Altair melengos setelah memasang wajah paling tampan sedunia pada Dzikra. Dari kejauhan, aku masih bisa merasakan hawa tatapan mencekamnya.

[]

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro