8 Februari 2024

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

Masuk ke web https://randomwordgenerator.com/picture.php

PILIH NUMBER OF PICTURES: 1 (SATU),
CATEGORY: ALL
Klik Generate Random Pictures.

Buat fiksimini maksimal 500 kata yang terinspirasi dari gambar yang muncul.

*゚+ 410 kata *゚+

Aku menemukan benda itu tergeletak di basemant rumah yang baru saja Ayah beli. Dari sekian banyak barang yang bisa ditinggalkan penghuni rumah sebelumnya, kenapa hanya radio tua ini yang ditinggalkan?

"Suka radionya?" Ayah melangkah mendekat. "Bawa saja ke kamar. Siapa tahu Kakak mau mendengarkan musik. Warnanya juga cocok dengan suasana kamar, 'kan?"

Ayah ada benarnya. Nenek juga akan berkata begitu seandainya dia berada di sini.

Melihatku yang murung, Ayah berjongkok di hadapanku. "Ayah tahu, Kakak pasti masih kepikiran Nenek." Telapak tangannya mengusap pipiku dan tersenyum. "Polisi akan menemukannya segera, oke? Kita harus memastikan Nenek bisa beristirahat dengan tenang di kamar barunya begitu tiba di sini."

Aku tersenyum dan mengangguk, kemudian Ayah beranjak dan naik lebih dulu. Kuhela napas panjang sambil menggenggam alat bersih-bersih. Baiklah, pertama-tama, ayo bersihkan sisa noda kerak hitam di lantai ini.

:.:.:

Butuh setidaknya dua jam sampai aku benar-benar membuat basemant bersih. Hanya tersisa kantong plastik besar tempat Ayah membuang semuanya. Ketika aku naik dengan radio di tanganku, seisi rumah sudah sepi. Mungkin Ibu dan Ayah sedang membereskan kebun, aku lebih baik naik ke kamar saja dan menyusun barang-barang.

Lantai dua juga kosong. Aku tidak melihat adikku sejak kami tiba di sini dan Ayah yang lebih dulu membereskan basemant. Mereka semua pergi tanpaku? Jahat sekali! Ketika mereka pulang, aku mau ngambek saja!

Jadi, ketika aku sudah sampai kamar, kukunci pintunya lengkap dengan grendel. Dari pada itu, aku lebih tertarik dengan radio tua yang kutemukan. Sambil merebah, aku mengutak-atik benda itu sampai mengeluarkan bunyi.

Awalnya hanya bunyi stereo, tetapi begitu menyadari ada perekam instan dan hasil rekaman terbaru di sana, tanpa ragu aku menekannya. Monitor kecil di radio itu menunjukkan tanggal rekaman hari ini. Apakah Ayah sudah merekam sesuatu lebih dulu?

Menyadari kejanggalan, aku mulai berpikir macam-macam. Ulang tahunku masih lama, sih. Harusnya bukan apa-apa. Dengan sekali tekan, suara rekaman itu mulai berputar.

Suara stereo berubah menjadi deru napas tak teratur dan erangan menjijikan. Saat aku hendak mematikannya karena mengira itu adalah rekaman haram, sebuah suara yang tak asing mulai bicara.

"Siapapun yang mendengar, lari!" Deru napas kembali terdengar, kali ini dengan erangan kesakitan dan seruan tertahan. "Tonny, pemilik rumah ini ...."

Apa? Ada apa dengan ayahku?

"... akan membunuh dan mengambil organ kalian—" Selanjutnya yang kudengar seperti suara sesuatu yang disayat, kemudian suara orang tersedak.

Pintuku digedor keras. Lekas-lekas aku mematikan rekaman. "Kakak?!" Jantungku meletus mendengar suara Ayah. Sekali lagi pintu diketuk, kali ini sangat terburu-buru. "Apa yang kau dengarkan, sayangku?"

[]

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro