Bagian Dua Belas

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

"Nggak mau. Hula nggak mau difoto sama dia!" Bocah dengan rambut dikuncir yang sudah acak-acakan itu bersedekap. Memajukan bibir bawah lantas membelakangi dua orang wanita dan seorang bocah lelaki yang juga mengerucutkan bibir di sampingnya. 

"Sayang, sekaliii aja, buat kenang-kenangan. Masa difoto aja nggak mau. Kalo papa tau, nanti nggak dikasih jajan sama mainan lagi, emangnya mau?"

Alis itu semakin bertaut. Membayangkan cokelat manis, eskrim, barbie-barbie, dan mainan lain tak lagi memenuhi kamarnya, Hula kecil membalikan badan perlahan. Namun, tetap memberikan tatapan permusuhan kepada bocah lelaki tercengeng yang dikenalnya.

"Senyum, sayaang. Liat sini ... satu ... dua ... tiga!"

Ckrek.

"Yeay! Aku difoto sama Hula! Mana fotonya!" pekikan riang membuat bibir Hula kecil semakin merenggut ke depan.

Lalu, sebuah foto hampir berada di genggaman saat tangan lain merebutnya paksa. "Hula dulu yang liat!"

Sementara kedua wanita mengoborol ria, Hula kecil mengambil pena di ransel lantas mencoret wajah bocah lelaki di foto dengan penuh kebencian.

Melihat itu, netra bocah lelaki membola tak terima. Dirinya merebut foto itu lantas cemberut berniat melempar protes, tapi urung saat mata itu menghunusnya tajam.

"Aku nggak suka sama kamu! Aku nggak mau deket-deket sama kamu!"

Kekehan kecil menjadi pemecah hening di ruangan lengang yang disebut kamar. Memori menggemaskan lagi-lagi muncul ke permukaan kala cowok itu memandang selembar kertas dengan dua orang bocah yang tergambar di sana. Byal mengusap wajah bocah laki-laki dengan coretan pena nyaris sepenuhnya, lalu membaringkan tubuh yang semula duduk di tepi kasur. Dia bergumam, "Gue, kok, jadi bucin gini, ya?"

Meraih gawai yang tergeletak di samping pinggul kanannya, Byal mengetik nama Hula pada papan pencarian salah satu aplikasi chatting. Melihat pesan terakhir dengan tanda yang belum dibaca, Byal menimang sesuatu lalu mengetik beberapa kata dan menekan tombol kirim setelahnya.

Byal hampir melompat dari kasurnya saat centang abu berubah menjadi biru dalam hitungan kurang dari sedetik.

Sedangkan yang dikirimi pesan sama-sama terlonjak saat jempol kanannya tak sengaja menyentuh notifikasi yang masuk di tengah kegiatannya men-scroll social media. Hula masih termenung memandangi roomchat dengan nomor yang belum tersimpan di kontaknya.

Sekarang, apa yang harus ia lakukan? Membiarkan seolah Byal tak pernah mengiriminya pesan, atau mengetikkan balasan karena pesannya terlanjur ia buka?

Hula hampir tak memercayai dirinya saat ia memilih opsi kedua.

+6281639165xxx

hi, hula 21.15

Hi 21.15

Hula tak sempat pergi ke layar utama saat balon chat baru sampai di roomchat-nya.

terkejut, loh, gue 21.16
akhirnya chat gue dibales 21.16
balesnya cepet banget, lagi 21.16

Hula mendengkus kasar. Jemarinya mulai lihai bermain di atas layar.

Kepencet 21.16
Jadi nggak usah gue bales? 21.16

b-bukan 21.16
nggak gitu 21.16
hehe 21.16
lo kok belum tidur? 21.16
gue kira 21.17
lo tipe orang yang nggak suka gadang 21.17

Hula menggeleng pelan menyaksikan balasan pesan yang beruntun. Gengsi, Hula berbohong dengan tidak membenarkan terkaan Byal.

Nggak, gue juga sering gadang 21.17

'juga'? 21.17
lo tau gue sering gadang? 21.17
cenayang ya, lo? 21.17

Sudut bibir Hula berkedut, dia membalik badan menghadap Aileen.

Y 21.18

btw, lo tau nggak 21.18
gue masih simpen foto kita pas masih TK, loh 21.18
gue masih nenyesali wajah ganteng gue yang lo coret-coret 21.18
lo masih inget, nggak? 21.18

Hula termenung di tempat. Seperti menonton sebuah film, Hula kembali mengingat satu kenangan di masa lalu.

Lo hobi banget, ya, bahas masa lalu kita 21.18
Gue yang dulu itu, absurdnya nauzubillah 21.19
Gue malu sama lo 21.19

oh 21.19
lo maunya bahas masa depan? 21.19
gue sih, hayu aja 21.19

Apasi 21.19
Gajelas lo 21.19

Semenit berlalu, Hula menunggu cemas balasan dari cowok yang kini menyamankan posisi baringnya di seberang sana. Terkekeh geli, Byal mengetikan balasan.

nggak papa 21.20
lo lucu kalo lagi malu-malu 21.20
gue suka liatnya 21.20
wkwk 21.20

Byal anjing, maki Hula dalam hati. Dadanya berdesir hangat seiring kurva merah yang kian melebar. Hula mengubah posisi menjadi terlentang. Memandang langit-langit kamar lalu meraup udara banyak-banyak.

jadi gimana? 21.20

Apanya? 21.21

Hula meremas selimut yang menutupi sebagian tubuhnya. Sial. Kenapa jantungnya berdebar cukup kencang? Hula buru-buru melirik gawainya saat Byal kembali mengiriminya sebaris kalimat bahkan sebelum ia membalas pesan yang sebelumnya.

lo masih inget foto kita dulu, bukan? 21.21

Entah untuk alasan apa, rasa kecewa sedikit menyisip di hati Hula.

Iya 21.21
Gue inget gimana ngebetnya bocah ingusan yang mau banget difoto sama gue 21.21

hahaha 21.21
lagian 21.21
lo cantik banget, dulu 21.21
sampe Byal kecil terpesona dan selalu ingin berada di dekat Hula kecil bagaimanapun caranya 21.21

Apasi lo 21.22

tapi 21.22
hula besar juga nggak kalah cantik 21.22
byal besar jadi terpesona dan selalu ingin berada di dekatnya lagi, seperti dulu 21.22

Shit. Byal bajingan. Gue deg-degan, batin Hula berteriak.

lo udah tidur? 21.24

Belum 21.24

kenapa tadi diem? 21.24

Abis minum 21.24

Hula berbohong, padahal dia sedang sibuk menormalkan detak jantungnya. Dia membalikan badan membelakangi Aileen. Pergerakannya sedikit menimbulkan suara di tengah hening yang tercipta.

oh gitu 21.24
jadi gimana? 21.25

Cewek dengan piyama motif bunga yang tak terlalu ramai itu merutuki Byal yang senang menggantung ucapan.

Apanya 21.25

lo mau nggak 21.25
jadi 21.25

Tiba-tiba, Hula menunggu cemas. Menatap layar gawai dalam-dalam dengan debaran cepat yang tak bisa ia elakkan.

temen gue kayak dulu lagi? 21.25

Byal sialan. Gue udah deg-degan. Hula bersungut dalam hati.

Tunggu, memangnya Hula mengharapkan apa?

Emang dulu kita temenan? 21.26
Gue nggak pernah anggap lo temen, tuh 21.26

jahat banget Mbaknya :( 21.26

Selanjutnya, keduanya hanyut dalam obrolan yang mengalir begitu saja; tak menyadari bahwa malam sudah semakin larut. Sesekali sebuah senyuman terbit di sana. Kekehan kecil pun tak absen menemani mereka. Yang lebih parah, di satu waktu Hula merasa banyak kupu-kupu yang beterbangan di perutnya. Lalu detak yang bertalu semakin mengenalkan cewek itu pada perasaan asing yang nyaris tak pernah dirasakannya.

Pun dengan Byal. Cowok itu tak henti-hentinya meluncurkan senyuman manis karena respon cewek yang sangat menggemaskan untuknya. Dia selalu punya topik agar pembahasan bisa mengalir sepanjang yang ia mau.

Lalu detak jam dinding, kasur sing size, gawai di genggaman, dan semua benda mati yang berada di masing-masing kamar menjadi saksi bagaimana teman masa kecil itu kembali berinteraksi walau melalui media. Byal dengan perasaan yang masih sama, lalu Hula dengan suasana hati yang jauh lebih baik daripada pertemuan mereka sebelum-sebelumnya.

***

Hula dibaperin kok malah maki-maki Byal 😭
Oke, trims buat yang udah mampir <3

Tasikmalaya, 12 Juli 2021

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro