1. PROLOG

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

"Aku minta maaf, Kak." Zee terisak dalam setiap kata yang terucap.

"Saya sudah maafin kamu jauh sebelum kamu minta." Suara halus dan menenangkan itu makin meruntuhkan pertahanan Zee.

Zee makin hancur. Dia merasa sangat bersalah. Selama ini Derren pasti sangat sakit hati karena dirinya.

"Aku harap Kak Derren bahagia dan ...." Kalimat itu tak terselesaikan berganti isak tangis.

"Zee, tolong jangan nangis lagi!" sela Derren, dan Zee berusaha bungkam menahan sisa tangisnya.

Bagaimana bisa dia tidak menangis, mendengar Derren akan dijodohkan dan segera menikah. Zee tak mampu berkata-kata lagi. Tangis itu nyaris pecah lagi, tangannya sontak menutup mulut rapat-rapat. Jangan sampai Derren mendengar tangisnya lagi.

"Zee kamu tahu saya sayang banget sama kamu. Tangan saya nggak bisa jangkau kamu di sana, buat meluk dan hapus air mata kamu. So please, jangan nangis lagi, ya!"

Zee hanya mampu mengucap salam dengan suara serak nyaris tak terdengar, sebagai penutup pembicaraan. Telepon usai, Zee meraung meluapkan kesedihan, amarah, dan penyesalan tak berujung. Mungkin ini yang terakhir kali dia mendengar suara Derren.

Derren, seseorang yang dia panggil Kak. Seseorang yang sekian lama selalu ada saat dibutuhkan. Zee sudah kehilangan sebelum sempat memiliki.

Bersambung

Bismillah, aku unpub dan revisi, nih. Semoga hasilnya lebih keren, ya.

Thank you for reading.

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro