Prolog

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

Seorang pria muda berpakaian formal turun dari mobilnya yang sungguh sial mogok di saat turun salju. Langkahnya cepat-cepat menuju cafe terdekat hingga tanpa sengaja tubuh besarnya menabrak seseorang. Lebih tepatnya seorang gadis dengan coat merah.

Bukan coat merah yang menarik perhatiannya. Melainkan wajah itu terasa familiar untuknya. Tapi kapan mereka bertemu?

Dilihatnya gadis itu juga mengerutkan kening dengan tatapan mengamati dengan teliti dari atas ke bawah lalu ke atas lagi. Sama sekali diluar rencana ketika pertanyaan yang keluar dari mulutnya akan sama dengan gadis di depannya.

"Apa aku pernah bertemu denganmu?"

Hening sesaat. Keduanya terkejut dengan pertanyaan masing-masing. Tidak pernah mengira akan mengajukan soal serupa.

"Maaf, aku hanya sedikit familiar dengan wajahmu." Gadis itu buru-buru menambahkan membuat suasana canggung itu sedikit mencair meskipun sedang turun salju yang dinginnya membekukan.

"Aku juga merasakan hal yang sama." Xander menjawab seadanya. Entahlah dia juga tidak mengerti, rasanya seolah-olah mereka pernah saling mengenal sebelumnya.

"Mungkin kita memang pernah bertemu tanpa sengaja." Gadis ber-coat merah itu menjawab dengan ragu.

"Ya, tapi aku tidak mengingatnya. Maaf." Xander merasa bersalah tanpa tahu kesalahan apa yang dia lakukan. Dia hanya merasa terhubung dengan gadis di depannya.

"Tidak masalah, aku juga tidak ingat." Dengan santai gadis itu menimpali.

Xander tersenyum membuat wajahnya yang tampan menjadi berkali-kali lebih tampan. Manik sekelam malam itu menatap lawan bicaranya dengan teliti. Mencoba mengingat hal sekecil apapun yang mungkin saja terlintas bila sedikit dipaksa.

Tapi itu sama sekali tidak bekerja. Xander menyerah.

"Siapa namamu? Ku harap aku ingat namamu."

Hujan salju yang berjatuhan di atas kepala sama sekali tak mengganggu mereka berdua. Keduanya berbicara seolah baru saja bertemu setelah lama tidak saling menatap.

"Shirenia. Namaku Shirenia."

"Nama yang cantik," puji Xander.

"Terima kasih. Maaf aku sedang buru-buru. Sampai jumpa." Setelah berpamitan gadis ber-coat merah itu berlari kecil menuju sebuah gang yang tak jauh dari sana. Meninggalkan Xander yang diam seolah bumi sengaja memakunya di sana.

***

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro