Chapter 49 : Botol Memori Draco?

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

.
.
.
.
.

Sudah satu hari telah berlalu, semuanya telah berjalan dengan normal.

Hyperion Olymposa pun telah pulang ke Manor Utama setelah selesai mengobrol dengan Minerva. Tidak lupa juga dia menemui Hermione untuk memberikan salam perpisahan sebelum dia benar-benar pulang ke Yunani.

Tapi Hogwarts terlihat sangat sepi, itu karena kebanyakan muridnya lebih memilih untuk pulang ke rumah atas izin dari Kepala Sekolah.

Mereka mungkin berpikir, mumpung dikasih izin Kepala Sekolah liburan dan pulang ke rumah...mengapa mereka harus melewatkannya?

Hanya beberapa murid saja yang lebih memilih untuk tetap di Hogwarts, termasuk Trio Golden Gryffindor.

Hermione sedang berjalan di Koridor Menara Hogwarts diikuti oleh Harry dan Ron yang mengapit di sebelah kanan dan kirinya.

"Suasana Hogwarts sepi sekali," celetuk Ron memecah keheningan di antara mereka.

Pemuda Weasley itu menatap ke arah jendela yang menampilkan pohon-pohon lebat yang mengelilingi Hogwarts.

"Tentu saja. Kan, kebanyakan dari mereka lebih memilih pulang ke rumah." jawab Hermione sambil melirik sekali pada Ron sebelum fokus menatap ke depan.

"Tapi...kita mau ke mana? Sejak tadi kita hanya terus berjalan-jalan,"

"Bukannya kita memang berniat untuk jalan-jalan biasa?"

"Mione benar, Harry!" seru Ron sambil menepuk bahu Harry dengan cukup keras.

"Setidaknya kita harus punya tujuan daripad jalan-jalan random begini," Harry masih mengeluh.

"Benar juga apa yang kau katakan, Harry." Hermione membenarkan ucapan Harry membuat pemuda berkacamata itu mengangguk-angguk bangga karena ucapannya diiyakan oleh temannya.

"Bagaimana jika kita pergi ke Perpustakaan?" ide yang keluar dari Hermione itu membuat kedua temannya terkejut sampai berhenti berjalan.

Ron melotot pada Harry dan memukul kepala sahabatnya itu hingga membuat kepala Harry menunduk, karena pemuda itulah yang membuat Hermione mengeluarkan kalimat nerakanya...yaituPerpustakaan dari mulutnya itu.

Harry mengelus kepalanya yang dipukul dengan keras oleh Ron.

Ron pun menoleh ke depan di mana Hermione yang terus berjalan ke depan dan masih belum sadar bahwa kedua temannya berhenti berjalan.

"Bagaimana jika kita pergi ke rumah Hagrid?!" seru Ron membuat Hermione berhenti berjalan. Dia menoleh ke belakang setelah menyadari kedua temannya tidak berjalan di sampingnya.

"Pergi ke tempat Hagrid? Aku setuju!" seru Hermione.

"Aku juga!" ucap Harry. Ron hanya menatapnya sinis.

"Tapi kita harus pergi dulu ke Asramaku," ucap Hermione sambil memperhatikan Harry dan Ron berjalan mendekat padanya.

"Untuk apa pergi ke Asramamu?" tanya Harry setelah berdiri di samping Hermione bersama Ron.

"Aku tadi membuat biskuit cokelat. Jadi, aku ingin membagikannya pada kalian dan Hagrid." jelas Hermione. Mata Harry dan Ron yang mendengar kata biskuit cokelat langsung berbinar-binar.

Keduanya langsung menyetujui Hermione dan mereka mulai berjalan menuju Asrama Ketua Murid.

.................

Setelah beberapa menit berjalan serta menaiki banyak anak tangga, akhirnya ketiganya sampai di depan Asrama Ketua Murid.

Mereka melihat lukisan Draco dan Hermione yang menjaga pintu Asrama kedua murid paling pintar se Hogwarts itu.

Ngomong-ngomong, Asrama ini hanya bisa dimasuki jika yang memberikan kata sandi adalah Draco atau Hermione. Karena kedua lukisan mereka berdua lah yang menjaga pintu masuk. Mereka tidak menerima siapapun masuk, kecuali Draco atau Hermione...walaupun orang yang ingin masuk ini tahu kata sandi Asramanya. Tapi tetap saja, kedua lukisan itu tidak akan membukakan pintu Asrama.

Ini adalah salah satu keamanan yang dibuat sendiri oleh Professor Mcgonagall. Keamanan ini juga berlaku di setiap Asrama, semua ini dilakukan demi menghalangi murid Asrama lain masuk secara sembarangan ke Asrama yang berbeda. Seperti kasus Harry dan Ron dulu.

Para lukisan yang menjaga pintu hanya akan memperbolehkan murid Asramanya saja yang masuk, tidak boleh murid yang berasal dari Asrama yang berbeda.

Lukisan Draco dan Hermione itu pun membukakan pintu untuk ketiganya.

Setelah mereka masuk, Hermione mulai berjalan menuju dapur Ketua Murid. Sementara Harry dan Ron menunggu sahabatnya itu di depan sofa Perapian.

"Asrama ini bagus sekali!" puji Ron sambil memperhatikan sekitarnya.

Sementara Harry tampak tidak memperduli apapun selain merebahkan dirinya dengan nyaman di sofa merah Gryffindor. Pacar Ginny Weasley itu mulai menutup matanya untuk menikmati ketentraman sofa Gryffindor Mione.

"Eh, itu apa?" mata pemuda Potter itu terbuka ketika mendengar suara Ron yang menemukan sesuatu. Mata Harry yang tertutupi kacamata itu melirik pada botol bening yang berada di meja dekat sofa yang dirinya duduki.

Mata Harry yang pada awalnya sedikit tertutup kini terbuka lebar ketika mengenali apa isi yang ada di dalam botol itu.

"Botol memori?!" seru Harry dengan wajah yang melotot.

Ron pun mendekati sahabat kepala Potternya itu. Sementara Harry berubah posisi dari rebahan kini menjadi duduk.

"Botol memori?" Ron telah berdiri di depan meja yang terdapat botol memori itu.

"Sepertinya memang botol memori?" Harry mengambil botol kecil itu. Ron sendiri duduk di samping Harry.

"Punya siapa?" tanyanya. Harry mengedipkan bahunya pertanda tidak tahu.

"Apa mungkin punya Hermione?" ucap Ron.

"Apanya punyaku?" tanya Hermione yang sudah berdiri di dekat mereka sambil memegang sebuah kantung yang pastinya berisi biskuit cokelat buatannya.

Harry dan Ron terkejut dan menoleh pada Hermione.

"Bloody hell! Kau mengagetkan kami, Mione!" seru Ron sambil memegang dadanya.

"Oh, maaf!" ucap Hermione tanpa rasa bersalah.

"Btw, apa itu?" tanyanya sambil menunjuk botol kecil yang dipegang Harry dengan dagu cantiknya.

"Oh, ini sepertinya botol memori. Apa ini punyamu?" tanya Harry.

Hermione mengerutkan keningnya. "Bukan punyaku."

"Lalu punya siapa?"

"Mungkin punya si ferret itu," celetuk Ron tiba-tiba.

"Maybe," jawab Hermione.

"Mungkin memang punyanya. Kalian menemukannya di mana?"

"Itu! Kami menemukannya di meja itu!" Ron menunjuk di mana tempat mereka menemukan botol memori itu.

"Ouh. Mungkin Draco melupakan benda ini saat sedang membereskan pakaiannya," ucap Hermione sambil memperhatikan botol yang masih dipegang oleh Harry.

"Lalu si Ferret itu ke mana?"

"Kau lupa ya? Dia kan pastinya pulang ke rumahnya setelah diberi libur, beda dengan kita yang memilih untuk menghabiskan liburan di Hogwarts." jelas Harry pada Ron.

"Benar kata Harry, pagi tadi dia berangkat lewat Perapian Ketua Murid."

"Lalu kenapa botol ini ada di sini? Apa Ferret itu melupakan botol penting ini?" tanya Ron.

Hermione menjawab dengan masih memperhatikan botol yang berada di tangan Harry. "Mungkin dia melupakan botol itu?"

"Tapi, berikan botol itu padaku!" perintah Hermione dan dituruti oleh Harry.

Ron dan Harry kini bangkit dan berdiri di belakang Hermione yang masih sibuk memperhatikan botol itu.

"Kira-kira, apa isi dari memori si ferret ini?" tanya Ron. Harry pun menjawab. "Tidak tahu. Tapi yang pasti memori ini berisi hal-hal yang penting dari ingatannya,"

"Aku jadi penasaran," ucap Hermione.

"Kalau begitu, bagaimana jika kita melihat memori ferret ini bersama-sama?" Ron mengeluarkan ide yang cukup gila.

Harry menyenggol lengan Ron. "Kau gila, Ron! Botol ini berisi pikiran Draco yang sangat privasi! Kita tidak boleh melihatnya sembarangan, apalagi tanpa izin Draco Malfoy langsung!" jelas Harry.

"Tapi aku penasaran," Harry menatap terkejut pada Hermione. Gadis itu tampaknya tidak perduli dengan nasehat dari Harry.

"Mione!" serunya.

"Entah kenapa, Harry...aku ingin sekali melihat isi memori ini. Sepertinya, isinya berhubungan denganku." setelah mengatakan itu, Hermione berjalan keluar Asrama.

"Hei! Mione! Kau mau ke mana!" seru Ron yang terkejut melihat sahabatnya itu pergi meninggalkan mereka.

"Biskuit cokelatmu ketinggalan!" seru Ron tanpa tahu situasi.

"Mending kita ikuti saja Mione. Ayo, Ron!" Harry segera berlari mengikuti Hermione. Ron pun menyusul sambil membawa biskuit cokelat di tangannya.

Bersambung.
.
.
.
.
.

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro