Chapter 44 : Bandara

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

.
.
.
.
.

"Jadi pelajaran tambahan yang selama ini aku terima adalah untuk bekalku pergi mencari Manor Olymposa?" Mcgonagall mengangguk mendengar ucapan Hermione.

Mereka berdua sekarang duduk berdampingan di sofa ruangan pribadi Mcgonagall.

Di depan mereka terdapat dua cangkir teh hangat.

"Lalu...kapan aku melakukan perjalanan itu professor?" Mcgonagall terdiam lama sebelum menjawab.

"Kau akan pergi selama dua minggu ke Negeri Yunani, selama dua minggu itu Hogwart akan mengadakan persiapan pesta Hollowen. Dan selama itu aku akan memberikanmu izin," Hermione terkejut.

"Prof, jika aku pergi di saat seperti itu! Maka aku akan di sebut sebagai Ketua Murid perempuan yang tidak bertanggung jawab karena pergi di saat dibutuhkan!" ucapnya panik.

"Tenanglah Hermione! Aku memberikanmu izin untuk mengambil sesuatu ke Negeri itu bukan untuk berlibur. Jadi tidak akan ada yang curiga padamu," Hermione mengerti.

"Asalkan..." Hermione menatap Mcgonagall menunggu ucapan selanjutnya.

"....Kau tidak memberitahukan kepada siapa pun bahwa kau akan pergi ke Yunani. Anggap saja ini adalah rahasia kita bersama para professor lainnya. Kau mengerti?" Hermione mengangguk.

.....................

Hermione menaikki tangga menuju Asrama Ketua Murid. Saat menaikki tangga, ia memikirkan ucapan Mcgonagall tadi.

"Dramione!" serunya pada patung penjaga Lukisan Penjaga Asrama Ketua Murid. Lukisan itu adalah lukisan Draco dan Hermione yang diambil Mcgonagall di ruangan Kepala Sekolah beberapa bulan yang lalu.

Pintu terbuka dan menampakkan sosok pemuda pirang yang sedang duduk sembari membaca sebuah buku di sofa berwarna hijau miliknya. Pemuda itu melihat Hermione masuk dan menyapanya.

"Oh hai Mione!" serunya penuh semangat.

Hermione berhenti dan tersenyum pada Draco. "Hai Draco," gadis itu menghela nafas lelah karena pemuda itu berjalan mendekatinya. Hubungan mereka kian hari makin erat, bahkan teman-teman Hermione tahu bahwa ia berteman dengan Draco.

Pada awalnya, teman-teman Hermione heran mengapa dia dan Draco sangat dekat. Akhirnya, Hermione menceritakan bagaimana dia dan Draco menjadi teman dengan sedikit kebohongan dalam ceritanya tentang kelas tambahan. Bisa di katakan hanya Draco dan Rolf yang tahu tentang kelas tambahan Hermione. Harry dan yang lainnya perlahan mulai mengerti dan berusaha memperbaiki hubungan mereka dan Draco. Kini yang Hermione tahu Draco berteman baik dengan Harry dan Ron, tapi tidak untuk teman-temannya di Asrama lain. Mereka semua masih belum mempercayai Draco dan seluruh murid Asrama Slytherin bahkan anak tahun pertama dan kedua juga ikut imbas akibat ulah kakak kelasnya dulu. Hermione bahkan melihat beberapa murid Asrama lain terlihat menjaili murid-murid Asrama Slytherin.

"Ada apa Draco?" tanya Hermione yang heran melihat Draco berdiri di depannya sembari tersenyum manis.

"Ah, tidak," ucapnya sembari menggaruk kepala belakangnya.

"Hmmm, apa kau sudah punya pasangan saat pesta Hallowen nanti?" Hermione terkejut mendengarnya.

"Pesta Hallowen?" Draco mengangguk.

"Yup! Pesta Hallowen. Professor Mcgonagall berkata padaku dua minggu lagi akan diadakannya pesta Hallowen. Oleh karena itu aku mengajakmu karena tahun ketujuh dan kedelapan wajib membawa pasangan karena akan ada pesta dansa nantinya. Dan selama itu juga kita akan mempersiapkan pesta itu,"

"Begitu ya?" Hermione berpikir.

Professor Mcgonagall berkata dia akan pergi selama persiapan pesta Hallowen. Jadi dia akan kembali sesaat sebelum pesta Hallowen, dan dia harus dapat pasangan. Draco Malfoy bukanlah pasangan pesta dansa yang buruk. Hermione akan menerimanya.

"Baiklah," ucap Hermione membuat Draco hampir saja melompat.

"Terimakasih Hermione!"

"Sama-sama. Well, aku harus istirahat karena baru saja selesai kelas terakhir professor Mcgonagall tadi."

"Baiklah Hermione!"

Hermione tersenyum pada Draco sebelum masuk ke kamarnya.

...................

Makan malam di Great Hall berlangsung dengan penuh hikmat. Seluruh murid-murid Hogwart menghabiskan makanan dengan tawa dan candaan bersama teman-teman mereka dari masing-masing Asrama.

Selesai makan malam, professor Mcgonagall akan menyampaikan pengumuman.

"Perhatian anak-anak!" seketika keheningan memenuhi Great Hall.

"Baiklah, terima kasih. Aku akan mengumuman sesuatu! Dua minggu lagi akan diadakannya pesta dansa Hallowen. Oleh karena itu, aku mengundang seluruh murid-murid dari tahun pertama hingga kedelapan!" tepuk tangan menggema di ruangan yang besar itu.

"Akan tetapi....kalian hanya dapat berpesta sampai jam sembilan kecuali tahun keempat hingga kedelapan," Mcgonagall mendengar banyak keluhan di setiap meja yang diisi oleh murid-murid tahun pertama dan ketiga.

"Karena waktu itu adalah pesta dansa dan kalian masih terlalu muda itu ikut, lain kali saja ya? Baiklah semua, selamat beristirahat!"

.....................

"Jadi Hermione, kita akan mengusulkan tema apa saat pesta Hallowen nanti?" Draco bertanya pada Hermione yang berjalan di sebelahnya. Saat ini, kedua Ketua Murid tengah menaiki tangga menuju Asrama mereka.

"Aku tidak tahu Draco. Coba nanti kau rundingkan pada professor Mcgonagall," Draco berhenti mendengar ucapan Hermione.

Hermione yang merasa Draco tidak berjalan lagi di sampingnya berhenti. Ia menoleh dan mencari Draco.

"Draco?" gadis itu menoleh ke belakang. "Draco! Kenapa kau berhenti? Ayo cepat! Kita harus segera sampai Asrama agar bisa bersiap karena sekarang ini adalah jadwal patroli kita!" seru Hermione mengingatkan. Yup! Malam ini merupakan jadwal keduanya untuk berpatroli. Oleh karena itu, Hermione meminta Draco untuk lebih cepat dalam berjalan.

Draco tersadar dan langsung menyusul Hermione.

....................

Draco dengan pakaian hitamnya dan Hermione dengan sweater wol hangat miliknya yang berwarna cokelat kemerahan.

"Hermione," panggil Draco di sebelahnya.

"Hmmm," gumam Hermione menjawab.

"Apa maksudmu bahwa aku yang akan rundingkan tema Hallowen bersama professor Mcgonagall? Memangnya kau tidak ikut aku merunding?" Hermione terdiam.

Apa dia harus jujur pada Draco tentang perintah yang diberikan professor Mcgonagall dengan pergi ke Negeri Yunani?

"Hermione!" seru Draco sembari menepuk pelan bahu Hermione.

"Ya. Saat itu aku tidak akan ada di Hogwart Draco,"

"Kau akan pergi ke mana?" Draco menghentikan jalan Hermione.

"Aku tidak bisa beritahu karena ini adalah perintah dari Mcgonagall,"

"Sapi tua itu memberikanmu perintah dengan pergi dari Hogwart?"

"Draco! Dia professor kita! Dan ya, aku di perintahkan untuk mengambil sesuatu jadinya aku harus melaksanakan perintah itu kan,"

"Berapa lama kau akan pergi?"

"Dua minggu," jawab Hermione yang jalan terlebih dahulu karena Draco berhenti.

"Dua minggu?" Hermione berhenti dan berbalik.

"Iya,"

"Jadi, selama persiapan pesta kau tidak akan ada di sini?" Hermione mengangguk.

"Lalu aku bagaimana? Siapa yang akan membantu tugas-tugasku Hermione? Tugas Ketua Murid kan bukan hanya aku saja yang mengerjakannya?"

"Kau kan bisa minta tolong Daphne atau Theo atau professor Mcgonagall,"

"Hermione!" keluh Draco manja pada Hermione yang jalan di depannya. Sepertinya pemuda itu merajuk seperti anak kucing yang ditinggalkan induknya.

...................

"Semuanya sudah siap Hermione?" tanya Mcgonagall pada Hermione yang berdiri di samping Draco dekat dengan perapian. Rencananya, Draco dan Hermione akan pergi ke Bandara lewat perapian agar lebih cepat sampai. Terlebih lagi, ada perapian sihir dekat Bandara sesuai pemikiran Mcgonagall.

"Sudah prof!"

"Baguslah! Mr. Malfoy akan mengantarmu ke Bandara dengan izinku,"

Hermione menatap Draco lalu tersenyum pada professor Mcgonagall.

"Terima kasih prof!"

"Baiklah, ayo kita pergi Hermione!"

"TUNGGU!!!" ketiganya menoleh ke arah pintu masuk Asrama yang menampilkan teman-teman Hermione dan Draco.

Orang-orang yang masuk itu adalah Harry, Ginny, Ron, Neville, Padma, Parvati, Dean, Seamus, Luna, Daphne, Theo, Pansy, Blaise, Goyle, Anthony, Michael, Terry, Ernest, Justin, Susan dan Hannah. Mereka semuanya bisa masuk ke Asrama karena pintu Asrama dibuka oleh Draco.

"Kalian?" ucap Hermione yang melihat teman-temannya.

"Berani sekali kau tidak memberitahukan pada kami!" seru Ginny yang langsung maju memeluk Hermione.

"Ginny?"

"Bloody hell!" Hermione menoleh mendengar pekikkan Ron.

"Tega sekali kau tidak memberitahu kami Hermione. Kau tidak ingin kami antar?" Ron menatap amarah Hermione.

"Untung saja Malfoy memberitahukannya pada kami sebelum terlambat," ucap Harry yang berpangku tangan menatap Hermione tajam.

Gadis itu melepaskan pelukkan Ginny dan menatap pemuda pirang itu.

"Kau memberitahukan pada mereka?" Draco menggaruk tengkuknya.

"Aku tahu kau akan sedih bila hanya aku yang mengantarmu, oleh karena itu aku memberitahukan mereka semua."

"Dia pergi dan membangunkan kami semua dari keempat Asrama ini Hermione!" seru Parvati.

Hermione tersenyum pada Draco. "Terima kasih!"

"Oh," Hermione menatap Mcgonagall.

"Apa mereka bisa ikut mengantarku prof?" mereka semua menatap harap pada professor Mcgonagall yang terdiam.

Mcgonagall mengangguk setelah menghela nafas.

....................

Mereka semua keluar dari perapian yang terdapat di dekat Bandara itu.

"Woahhh itu Bandaranya!" seru Harry sembari menunjuk tempatnya. Seruan Harry membuat banyak khayalak London menatapnya aneh. Bahkan ada seseorang yang sedang menelpon menatap Harry bukannya memperhatikan jalannya berjalan.

Hermione melototkan matanya pada Harry. Bukan hanya Hermione, tapi juga teman-temannya.

"Apa-apaan kau Potter! Kau kan tinggal di sini, kau habiskan banyak masa hidupmu di sini. Kenapa kau sangat kolot sampai seheboh itu melihat Bandar!" seru pelan Draco sembari menatap tajam Harry.

"Aku baru kali ini kemari Malfoy. Lagipula aku tinggal di rumah Pamanku itu dijadikan Peri Rumah dan tidak pernah diajak kelilingin London. Oleh karena itu aku sangat heboh masuk Bandara, makanya hmpppp!" ucapan Harry terhenti karena mulutnya dibungkam oleh tangan Ron.

"Sudah mate! Berhenti bicara, kau tidak lihat kita semakin dipandangi banyak orang?" ucap Ron sembari memandangi orang-orang di sekitar mereka.

Orang-orang mulai memandangi mereka aneh membuat Hermione dan yang lainnya tidak nyaman.

"Ayo cepat kita masuk Bandara," ajak Hermione yang diikuti teman-temannya dengan Harry yang diseret oleh Ron.

.....................

Mereka sampai di depan Bandara.

"Nona, kau menginginkan troli?" tawar seseorang penjaga pakriran. Hermione menolak dengan sopan.

"Kegunaan benda bernama troli itu apa Hermione?" tanya Pansy polos. Hermione menjawab sembari menahan tawa.

"Itu gunanya untuk membawa benda yang akan kita bawa pergi," jawab Hermione. Pansy mengangguk.

"Memangnya kau tidak membawa satu benda pun Hermione?" tanya Daphne.

"Ada. Tapi aku sudah memasukkan ke tasku ini," semuanya memandangi tas manik Hermione.

Semuanya kecuali Ron dan Harry tidak mengetahui kegunaan tas manik Hermione itu.

"Itu uang Muggel Hermione?" tanya Susan sembari menunjuk uang kertas yang ada di tangan Hermione.

"Iya, kau benar Susan. Ini adalah uang yang digunakan kami para muggle sebagai alat pembayaran, dan ini berbentuk kertas dan bernama dollar," mereka semua mengangguk mendengar penjelasan Hermione.

Mereka masuk dengan pintu otomatis terbuka.

Tiba-tiba saja Blaise berteriak. "Woahh kenapa pintu itu terbuat dari kaca dan terbuka sendiri!!!! Ada sihir di situ kan Hermione!!!!" tunjuk Blaise sembari berteriak histeris.

Semuanya memandang takjub pintu itu, kecuali Hermione yang memandang sekitar dan Harry yang menatap datar Blaise, serta Justin yang menepuk dahinya. Ia lupa bahwa orang-orang yang mengantar Hermione adalah penyihir-penyihir Pureblood yang kolot.

"Eh di mana Goyle dan Ron?" tanya Ginny sembari mencari keberadaan kedua makhluk itu.

Tiba-tiba, sebuah troli berhenti di depan mereka dengan Ron yang naik di atasnya dan didorong oleh Goyle. Mereka semua terngaga.

"Merlin! Apa yang kalian lakukan!" seru Hermione. Seorang wanita yang tadi menawari troli pada Hermione datang sembari terengah-engah.

"Mereka mencuri troli ini Nona," Hermione tersenyum tidak enak.

"Maafkan kelakuan teman-teman saya Nyonya. Saya ganti," ucap Hermione sembari mengeluarkan beberapa lembar uang pada wanita itu.

"Tidak apa-apa Nona. Lain kali, teman-temannya dijaga ya?" wanita itu pergi sembari mengambil troli yang tadi dipakai Ron dan Goyle.

"Kalian tadi sedang apa?" tanya Ginny.

"Kami hanya ingin bermain. Aku dan Goyle melihat anak kecil naik ke troli itu, aku dan Goyle juga ingin seperti anak kecil yang naik troli itu. Akhirnya kami mengambil diam-diam troli itu karena tidak punya uang muggle," Harry menepuk dahinya mendengar penjelasan Ron.

"Sudah sudah. Lebih baik kita masuk untuk mengantar Hermione," ucap bijak Michael membuat Hermione tersenyum padanya dan Draco menatapnya tajam.

Semua penyihir itu masuk dan langsung saja kulit mereka terasa dingin.

"Kenapa di sini dingin sekali?" ucap Susan sembari menggigil.

"Karena di sini ada AC," ucap Hermione yang jalan duluan diikuti Justin dan Draco.

"AC?" tanya Susan tapi diacuhkan.

"AC itu apa Harry?" tanya Ron.

"Alat pendingin ruangan." jawabnya singkat.

Daphne melihat ke belakang di mana Theo, Blaise dan Pansy masuk dan keluar dari pintu kaca itu.

"Eh? Apa yang kalian lakukan!" seru Daphne.

"Bermain!" jawab mereka serempak.

Luna tiba-tiba berhenti karena seorang anak kecil selalu memperhatikannya. Luna akhirnya mendatangi anak itu.

"Haiii!"

Hermione duduk dibangku penumbang. Justin duduk di bangku sebelah kanan Hermione, sementara Draco ingin duduk di sebelah kiri Hermione.

Keduanya memperhatikan Draco duduk dengan kaku ke kursi seperti seorang robot.

"Kenapa kau kaku sekali duduk Malfoy?" tanya Justin. Ernest baru saja duduk di sebelah kanan Justin.

"Astaga! Apa yang mereka lakukan!" seru Hermione. Ketiga pemuda itu menatap arah tatapan Hermione. Ketiganya terbelalak melihat kelakuan teman-teman mereka.

Daphne meringis melihat Theo, Blaise dan Pansy yang keluar masuk pintu. Semua orang menatap mereka aneh terutama orang-orang yang masuk dan keluar dari Bandara.

Luna mengeluarkan pernak-perniknya lalu diberikan ke anak-anak di sekitarnya. Lalu mereka di foto para ibu-ibu yang ada di Bandara itu.

Di satu sisi, Harry dan Ron sedang berusaha menarik Goyle dari tempat tas-tas penumpang berada. Mereka berusaha menarik tubuh Goyle yang besar itu.

Di sisi lain lagi, Parvati dan Padma sedang merayu dan menebar pesona kepada para penumpang pria.

Sementara itu, Seamus, Michael, Terry, dan Anthony sibuk berselfie ria dengan gadis-gadis yang berada di sana.

Dean Thomas sedang ngobrol dengan seorang pramugari berkulit cokelat.

Dan terakhir, Ginny bersama Hannah dan Susan memandangi pesawat-pesawat yang lepas landas.

"Hermione berkata itu adalah pesawat. Burung besar itu adalah pesawat."

Sebenarnya, Draco juga begitu penasaran sama seperti mereka tentang apa yang ada di tempat bernama Bandara ini. Tapi Draco tidak mau berbuat hal yang memalukan, apalagi di sebut sebagai penyihir pureblood yang kolot.

Akhirnya, beberapa menit kemudian keadaan mulai terkendali dengan Hermione turun tangan langsung serta meminta maaf pada banyak orang.

Kini, mereka semua duduk tenang di bangku penumpang.

"Kepada penumpang dengan tujuan Inggris-Yunani agar bersiap di ruang nomor 4!"

"Itu dia, aku harus segera berangkat!" Hermione berdiri diikuti yang lain. Mereka saling berpelukkan dengan Ginny yang pertama kali memeluk Hermione.

Terakhir adalah Draco. "Jaga dirimu baik-baik Hermione," ucap Draco.

"Pasti!" Hermione langsung pergi meninggalkan mereka.

....................

Hermione telah masuk pesawat dan langsung duduk di bangku yang sesuai dengan urutan nomor tiketnya.
"Manor Olymposa, aku datang!" seru Hermione.

Di luar, Draco dan yang lainnya memandangi pesawat Hermione lepas landas.

"Sampai jumpa lagi My Love Mione."

Bersambung.
.
.
.
.
.

Hai readers.

Jangan lupa vote dan komen.

2249 kata.

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro