3. Kepo

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

"Samudra." Keisha menunduk, memainkan kontak motor dengan squishy donat sebagai mainannya.

Tak lama, suara notifikasi instagram mengalihkan perhatiannya. Pergerakan Keisha sungguh berlebihan. Ia hampir menepis semangkuk bakso panas yang masih mengepul di atas meja kantin. Penantian sejak semalam, membuat logikanya tidak mampu berpikir jernih.

Ujung telunjuk Keisha bergerak lincah membaca sebuah pesan dari pop up, bibir dalamnya digigit pelan. "Jangan langsung dibuka, Kei. Lo harus tunggu beberapa menit dulu biar gak dikira excited. Eh, emang gue excited, sih, tapi seenggaknya jangan bikin Samudra sadar."

Keisha mencebikkan bibir. Ponselnya diletakkan tengkurap, sementara ia mulai memasukkan sambal ke dalam mangkuk bakso. Ia terus mengambil sambal sampai mangkuk kecil itu hanya berisi sepertiga.

"Keishaaa!"

Kedua alis Keisha terangkat mendengar derap langkah kaki yang mendekat terburu-terburu. Dari suara saja, ia dapat menebak siapa yang memanggil namanya. Seorang lelaki berkemeja putih mengambil tempat di depan Keisha dan segera menopang dagu. Sedetik kemudian, dia mengambil alih bakso di hadapan, melahap kumpulan daging bulat-bulat itu seraya menatap Keisha penuh binar bahagia.

Satu,

dua,

tiga.

Suara gebrakan di atas meja menarik perhatian para mahasiswa yang menghabiskan jam istirahat di kantin. Keisha tergelak mendapatkan pemandangan wajah merah Varo setelah memakan satu suap bakso. Alvaro memang tidak menyukai pedas dan lelaki itu pasti mengira bahwa bakso Keisha masih original. Tentu saja, ia belum sempat mengaduk sambalnya saat Alvaro datang.

"Kei! Gue kena makan sambel! Minum mana minum?" panik Alvaro dengan mata yang mulai basah. Wajah tampan lelaki itu merah padam.

Keisha menahan tawa dan segera berlari membeli sebotol yogurt dingin untuk Alvaro. Walau ia ingin menikmati wajah tersiksa itu lebih lama, tetapi malaikat di sisi kanan rupanya mampu menghasutnya. Alvaro menerima yogurt dan meneguknya sampai habis, mengabaikan tawa Keisha yang tak kunjung reda.

"Bisa-bisanya lo gak bilang kalo nih bakso udah dicampur sambel." Alvaro mencondongkan diri ke depan untuk meraih pipi Keisha dan mencubitnya pelan.

"Aw! Sakit, Varo!"

"Lebih sakit perut gue. Awas aja gak tanggung jawab!"

Keisha terkekeh geli. "Lagian lo dateng main nyosor. Padahal sambelnya keliatan, loh."

Gadis bersurai hitam sebahu itu kini menikmati baksonya, seraya membuka room chat instagram dengan pemilik akun bernama Samudra.

Samudra ArxJv
Aku Samudra, sepupunya Abercio.

Samudra sepupu Abercio? Wah, cowok brengsek itu ternyata ceritain gue juga. Gue kira gue dibikin backstreet.

CatcakeZC
Oh. Ada apa dm gue?

Keisha kembali menyibukkan diri mengisi perut yang kosong sejak pagi. Dosen yang awalnya membatalkan pertemuan, mendadak mengubah keputusan sepihak. Keisha yang saat itu sedang mencuci pun terpaksa membiarkan pakaiannya direndam setelah ia merendam semalaman. Ponsel Keisha kembali menyala, tetapi ia memilih abai dan fokus pada makanan kesukaan yang mulai mendingin. Setelah tandas, netranya mengerjap melihat balasan Samudra.

•Samudra ArxJv
Aku tau kamu dari Abercio, Keisha. Kamu ada masalah apa dengan dia?

Sebelah alis Keisha terangkat tanpa sadar. Ia segera mengirimkan balasan untuk Samudra.

CatcakeZC
Masalah? Gak ada, nih.

•Samudra ArxJv
Abercio bilang, kamu marah sama dia.

"Wah, Cio, gue gak nyangka," gumam Keisha memajukan bibir.

CatcakeZC
Trus?

Samudra ArxJv
Aku cm pengen tau mslh kalian apa.

Heran. Kenapa di Indonesia banyak sekali orang-orang kepo urusan pribadi orang lain? Memang apa untungnya setelah mengetahui itu? Pantas saja banyak yang terganggu dengan masalah privasi.

CatcakeZC
Trs kalo lo tau, mau apa? Mau nyuruh gue mnta maaf ke Abercio?

Samudra ArxJv
G, aku cm mau tau aja.

CatcakeZC
Tanya aja sndiri ke Cio. Gue udh gaada urusan. Bye.

Setelah balasannya terkirim, Keisha meneguk segelas es jeruk hingga setengah. Ia lupa belum menyegarkan kerongkongan yang semakin kering karena hatinya memanas. Gila, perihal Abercio saja sampai memberikan efek sehebat ini. Keisha dapat merasakan emosinya tak terkendali dan semua itu tak luput dari netra tajam Alvaro.

Lelaki yang duduk di seberang Keisha itu tampak tidak repot menyembunyikan fakta bahwa dirinya memperhatikan gadis itu. Sebab, diperhatikan secara terang-terangan saja, Keisha tidak menyadari, apalagi jika ditutupi. Kini, gadis itu mengalihkan pandangannya pada tanaman hias di sekitar kantin.

Alvaro memperbaiki posisi duduknya menjadi tegak. Jemari telunjuknya menyentuh punggung tangan Keisha yang terulur di atas meja. "Siapa Kei? Muka lo kusut, persis jemuran yang dibiarin di keranjang cucian gue."

Sentuhan kecil itu tampaknya cukup menarik atensi Keisha. Ia membalas tatapan Alvaro dengan senyum masam. "Sepupunya Abercio."

Kedua lensa Alvaro membulat. "Abercio? Sepupu? Lah, ngapain dia DM lo? Ceritain ke gue!"

Keisha menghela napas. Jika sudah begini, Alvaro pasti akan kekeuh untuk mendapatkan apa yang dia inginkan dan ia tidak memiliki rencana untuk mengelak. Toh, Alvaro adalah sahabat lelaki terbaik yang ia miliki.

"Abercio kayaknya ceritain gue ke dia. Gue gak tau kenapa orang ini DM gue cuma buat tanya permasalahan yang terjadi di antara gue dan Cio." Dengan malas, Keisha mendaratkan dagu di atas meja, menatap sahabatnya dengan mata sayu tidak bersahabat.

"Kepo doang kali. Gak usah dibales lagi, Kei. Iseng dia," tukas Alvaro mengusap puncak kepala Keisha. Gadis itu hanya mengiyakan dengan menganggukkan kepala. Ia juga tidak ingin berurusan dengan siapa saja yang mengenal Abercio.

"Zevanya mana, Kei? Biasanya kalian bareng."

Keisha menegakkan tubuh hingga bersandar pada bangku besi bercat cokelat tua. "Vanya buru-buru pulang. Kuliah gue, kan, mendadak banget tadi, jadi si Vanya gak sempat kasih sarapan buat Donny."

Alvaro terkekeh geli, kedua matanya ikut tersenyum hingga membentuk bulan sabit. Lelaki itu memang tak diragukan lagi akan parasnya yang memikat. Sayang, sampai saat ini Alvaro masih betah sendiri.

"Zevanya, Zevanya, pantesan gak punya pacar, mikirin kura-kura mulu. Skuy, gue antar lo pulang, Kei!"

"Yok!"

Samudra. Sebenernya apa yang lo mau?

🎐🎐🎐

~Kalau kau memutuskan pergi, maka jangan pernah kembali lagi.~

🎐🎐🎐To Be Continued🎐🎐🎐

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro