4. Tekad Samudra

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

~Keberadaanmu akan begitu berarti di mata orang yang tepat.~

🎐🎐🎐

Abercio, sebenernya apa lagi yang lo mau? Belum cukup lo bikin gue patah hati? Bisa-bisanya lo dateng dengan wajah innocent saat lo sendiri bawa banyak dosa.

Suara notifikasi membuyarkan imajinasi Keisha. Gadis itu meraih ponsel, lantas berkedip pelan menemukan keberadaan Samudra di dunia virtual itu. Keisha ingin mengabaikan, tetapi hatinya masih memberontak ingin menanggapi sepupu Abercio.

Samudra ArxJv
Abercio crt bnyk hal ttg kmu.

CatcakeZC
Oh, y? Kalo gtu, gaush gnggu gw lgi

Samudra ArxJv
Gw cm pngn tau aja, Keisha

CatcakeZC
But, gw g pngn ksh tw apa²

Samudra ArxJv
Kita sama. Sma² broken home.

Jemari Keisha terasa kaku, untuk menekan layar ponsel saja ia lemas. Napasnya memberat, sementara kedua alis nyaris menyatu di center line hidung tingginya. Emosi Keisha begitu mudah terpancing jika berhubungan dengan keluarga, apalagi bila menyangkut sebuah fakta yang tidak pernah ia sembunyikan, tetapi enggan ia ceritakan. Denyutan nyeri di hati Keisha membuatnya tidak ingin mengingat masa lalu.

Firasatnya mengatakan bahwa Samudra bukan lelaki tidak tahu diri seperti yang ia bayangkan. Samudra terlihat begitu kuat, tetapi Keisha menemukan kelemahan dalam sebuah kalimat yang lelaki itu kirimkan. Dia terlihat kuat dari luar.

CatcakeZC
Dia crt ttg itu? Wah, pdhl sblm kt pts, sepupu lo blng ga inget apa² ttg gw haha.

Samudra ArxJv
Cio lg emosi makany blg gtu

CatcakeZC
Y. Lo kn sepupunya, yakali ga belain

"Seolah memihak gue, padahal lo cuma pengen gue damai, kan? Lo gak tau gimana sakit hatinya gue saat itu." Keisha melempar ponsel ke atas kasur, pun merebahkan diri menatap langit-langit kamar, hal yang biasa ia lakukan saat memikirkan suatu masalah.

Jika diingat kembali, sejauh ini Keisha merasa benar. Sebab, sejak awal dirinya bukan tipe orang yang akan menyakiti orang lain terlebih dahulu. Semenjak kecil, ia telah berusaha untuk menekan ego agar tidak melukai perasaan orang di sekitarnya. Helaan napas panjang Keisha membumbung di udara. Keputusannya kali ini tidak akan mampu diganggu gugat oleh siapa pun.

Samudra ArxJv
Aku bkn belain dia, cuma ksh tau kebenaran. Aku tau dia slh, aku jg phm mau km gmn

CatcakeZC
Fine. Bisa ga, sih, to the point?

Samudra ArxJv
Aku cm mau tny, kalian ada mslh apa. Klo mslh kalian udh kelar, hrsnya ada kjlasan, jgn dibiarin gantung trll lama

CatcakeZC
Saat Abercio mencampakkan gw, gw udh bertekad gaakan sudi ada hubungan apa² lgi. Gw udh maafin dia. Gw cm g suka diganggu lg. Lo gatau rasanya susah payah menata hidup dan si penghancur tiba-tiba datang seolah dia ga punya dosa.

Keisha mendongak, netranya memanas dan mulai buram. Ia menggerakkan kedua tangan mengipasi wajahnya yang merona. Sebuah suara notifikasi menginterupsi Keisha.

•Samudra ArxJv
Aku tau kmu trluka, aku ga bs milih di antr kalian. Kmu udh terluka krn kebrengsekan Cio, sdgkn dia sepupuku yg sll ada. Tapi, klo ini ga segera diselesaikan, kmu akan skit hti sendiri, Kei.

Buliran hangat berlomba-lomba mengaliri pipi Keisha saat membaca direct message Samudra. Lelaki itu memahami perasaannya yang selama ini dipermainkan Abercio. Walau Samudra adalah sepupunya dan mengayakan bahwa dia tidak bisa memilih, setidaknya Samudra mengakui bahwa sikap Abercio keterlaluan. Umpatan yang Samudra tujukan untuk lelaki itu membuat ia merasa lega.

Samudra ArxJv
Aku gakan bela dia, tpi aku cm mau bilang, kalo saat itu Cio ada mslh berat.

CatcakeZC
Slm ini dia sll crt k gw, pas itu gw jg tanya dia ada mslh apa krn dia tb² brubah, tp dia ga crt apapun

Samudra ArxJv
Cio ada mslh keluarga, jd emosinya ga stabil, mngkin dia mrs g trll dkt dgn kmu, mknya ga bs crita

Keisha meremas selimut di sisinya. Ia tidak mengerti mengapa Abercio bisa merasa sejauh ini dengannya. Bukankah mereka pasangan kekasih? Sebelumnya, Abercio tidak menutupi apa pun darinya.

"Hati gue sakit rasanya. Apa selama ini Cio gak percaya ke gue?" gumam Keisha dengan netra meredup. Jika sebelumnya mereka selalu melewati masalah bersama-sama, lantas mengapa saat itu Abercio menghindar?

CatcakeZC
Oke, gw paham klo dia mngkin ga pengen berbagi dgn gw, tpi, knp dia hrs blokir gw? Hrsnya ga prlu sampe kek gtu, kan, Sam. Gw di sini khawatirin dia dan dia dgn seenaknya ghosting trus tinggalin gw. Apa salah klo gw sakit hati?

🎐🎐🎐

Suara derap langkah familier perlahan mendekat menuju ruang tamu. Lelaki ber-hoodie hitam mengambil tempat kosong di sisi Abercio yang menatap ponsel berlayar hitam. Lelaki itu jelas sedang menunggu seseorang.

"Lo kenapa?" Samudra mengangkat satu alis dengan pandangan penuh tanya.

"Gue masih mikirin Keisha. Kemarin, gue belum sempat pamit pas gue balik ke sini."

Samudra melirik tajam wajah muram Abercio. "Emang dulu lo pamit pas mau ninggalin dia?"

Pertanyaan Samudra memukul Abercio secara telak. Rahang lelaki bersurai cokelat itu mengeras. Abercio membayangkan wajah sedih Keisha saat dirinya mencampakkan gadis itu sebelum kembali ke Amerika untuk menuntut ilmu bersama Samudra.

"Semua udah terjadi. Lo udah bikin Keisha kecewa." Samudra menghela napas seraya membuka sekaleng soda, meneguknya perlahan dengan ujung mata terpaku pada sepupu yang telah dianggapnya sahabat.

"Gue udah minta maaf ke Keisha, tapi cewek itu gak mau dengarin gue." Abercio mengacak surai gusar mengingat respons tak acuh Keisha malam itu.

"Ya karena lo udah bikin dia sakit hati sedalam itu, Bro. Coba bayangin, cewek mana yang mau dikasarin? Sekarang lo nyesel sendiri."

Setelah mengucapkan kalimat penuh sindiran, Samudra beranjak meninggalkan Abercio. Lelaki itu memilih kembali ke dalam kamarnya dan membaca ulang pesan terakhir Keisha yang belum ia balas. Kaki telanjang Samudra mengarah menuju balkon yang memperlihatkan pemandangan kerlipan gedung-gedung pencakar langit.

Samudra menyembunyikan kedua tangan di balik saku celana panjang bahan yang berwarna senada dengan hoodie. Ia tidak habis pikir dengan perilaku Abercio. Bisa-bisanya lelaki itu menyakiti hati perempuan yang selama ini selalu menemaninya, bahkan dalam keadaan sulit. Samudra yakin kekecewaan Keisha lebih dalam dari yang ia bayangkan.

Suara pintu kamar terbuka, menampilkan sosok jangkung Abercio berjalan santai menuju balkon kamar Samudra. "Menurut lo, gue harus gimana, Sam? Lo tau, kan, gue gak bisa cerita sama Keisha karena masalah itu terlalu berat."

Netra kelam Samudra memutar malas. Abercio tidak akan bisa mengelak darinya, sekecil apa pun kebohongan yang dilakukan lelaki itu. "Cewek akan mikir berulang kali sebelum memutuskan pergi. Sayangnya, saat terlanjur pergi, cewek gak akan mau kembali lagi. Sama kayak Keisha, dia mungkin udah capek untuk memperjuangkan lo sendirian."

Abercio menunduk dalam. Tak berselang lama, ujung birai lelaki itu terangkat. "Keisha cewek yang baperan. Lo gak kenal aja dia gimana. Keisha itu terlalu kepo, Sam."

"Terus kenapa dulu lo tembak dia? Sebelum kalian pacaran, Keisha udah tau gimana kondisi keluarga lo and she stays with you." Kedua tangan Samudra mengepal erat di sisi tubuh. Dirinya tidak habis pikir dengan ucapan Abercio yang menyatakan ketidakpuasannya akan sikap sang mantan. Sedangkan, Samudra ingat jelas bahwa saat Abercio terpuruk, Keisha selalu ada untuknya.

Tanpa menunggu jawaban sepupunya, Samudra melangkah ke dalam kamar mandi. Tangannya memutar kran di wastafel, lantas menampung air di tangan untuk membasuh wajahnya yang pasti sedang tegang. Lelaki itu tak berkedip menatap pantulannya di cermin, tidak mempedulikan tetesan air yang mengalir dari dagu runcingnya dan membasahi hoodie.

"Gue akan bahagiain lo, Keisha."

🎐🎐🎐To Be Continued🎐🎐🎐

Yash, 😆

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro