두근두근

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

"Ms. Lee, your sister is currently waiting for you in the living room. . ."

"Let her in," jawab Soo-jung kembali dengan suaranya yang serak. Ia tetap berada dalam posisi tidurnya karena ia terlalu lemah—bahkan untuk mengangkat tangannya saja sulit.

Setelah sebulan bekerja keras mendapatkan tawaran dan kontrak, perusahaannya berhasil mendapatkan keuntungan besar. Namun, hal sebaliknya terjadi pada Soo-jung yang langsung jatuh sakit akibat kelelahan. Selama dua tahun terakhir, ini pertama kalinya ia terbaring lemas terus selama seminggu akibat kelelahan bekerja.

"Jungs, are you okay?"

Soo-yeon memasuki ruangan kakaknya dengan mata berkaca-kaca. Ia sungguh merasa bersalah karena tidak berada di sisi kakaknya pada saat-saat yang sulit. Ia tahu benar mengenai tanggung jawab Soo-jung yang besar, namun ia malah sibuk mengurus track-track yang pada akhirnya gagal ia presentasikan di depan Bang PD-nim. Disaat itulah ia merasa dirinya berada di titik paling rendah, padahal Soo-jung sendiri malah berjuang lebih keras darinya tanpa mengeluh hingga akhirnya sakit.

"Soo-jung a, kau pucat sekali. . ." gumam Tae-hyung yang masuk bersamaan dengan Soo-yeon. Kedua orang tersebut hanya bisa terduduk diam di samping kasur Soo-jung melihatnya terbaring lemas.

"This is nothing. . ." jawab Soo-jung kembali sambil memaksakan sebuah senyuman.

Setelah satu dua jam mengobrol, Tae-hyung dan Soo-yeon harus kembali ke Korea untuk schedule Bangtan. Sejujurnya, Soo-jung tidak keberatan dengan kepergian mereka, karena ia tahu setiap orang pasti ada kesibukannya masing-masing.

Tetapi disatu sisi, ia juga merasa kesepian. Selama sebulan terakhir, satu-satunya orang yang bisa diajaknya berbincang dengan nyaman hanyalah sekretaris pribadinya.

Setelah melihat keberangkatan Soo-yeon dan Tae-hyung, ia akhirnya memutuskan untuk tidur. Tubuhnya terlalu lelah untuk memikirkan banyak hal.

🌵🌵🌵

"Kondisinya kritis, kau harus pergi mengunjunginya!" ucap Soo-yeon dan Tae-hyung bersamaan di depan Jung-kook. Selama sejam terakhir, mereka telah berusaha sekuat tenaga meyakinkan Jung-kook untuk menjenguk Soo-jung.

"Meskipun begitu, aku tidak yakin ia ingin menemuiku," balas Jung-kook dengan tatapan sedih. Setelah berulang kali tertangkap basah sebelum maupun setelah mereka putus, ia ingin menyerah pasrah pada rencananya untuk mendapatkan kembali hati Soo-jung. Ia sudah terlalu banyak menyakitinya.

"Sudahlah, obat dan makanan semuanya tidak berpengaruh pada eonni. Karena yang menyebabkan penyakitnya kali ini adalah stress! Ayolah! Cepat sana pergi sebelum kau aku usir dari mobilku!" ucap Soo-yeon yang tiba-tiba menaikan suaranya.

"Baiklah. . ." balas Jung-kook kembali dengan desahan lemah. Dengan langkah kaki yang berat, ia mengetuk pintu penthouse Soo-jung.

"Good evening sir, may I–"

"I need to see Soo-jung. . ." balas Jung-kook kembali dengan suara kecil. Setelah melihat tangan Soo-yeon yang mengkodenya untuk membiarkan Jung-kook masuk, sang pelayan langsung membukakan pintu untuk Jung-kook.

Perlahan-lahan, Jung-kook berjalan ke arah kamar Soo-jung dengan hati yang gugup. Pintu kamarnya dibuka dan disitulah ia melihat, sang ratu es yang layu.

Ia tidak berani membuka suaranya, yang bisa ia lakukan hanyalah diam di tempat. Air mata tiba-tiba meluap begitu saja akibat hatinya yang sakit melihat wujud Soo-jung yang terbaring lemas.

"Aku harus pergi. . . datang kesini merupakan pikiran yang bodoh—" gumam Jung-kook yang langsung berjalan kembali kearah pintu kamar Soo-jung, ia tiba-tiba diam membeku mendengar suara yang serak memanggilnya.

"Kook oppa. . ."

Ia menoleh kebelakangnya dan menemukan Soo-jung yang terbaring lemas menghadapnya. Betapa sedih hatinya melihat Soo-jung yang bersikeras melihatnya meskipun dalam kondisi yang begitu lemas.

"Stay with me. . . sebentar saja. . ."

Jung-kook terdiam sejenak mendengar ucapan Soo-jung. Ini pertama kalinya ia mendengar suara Soo-jung yang memohon di depannya.

"Baiklah, maafkan aku Soo-jung a," ujar Jung-kook sambil meraih tangan Soo-jung. Ia memutuskan untuk menemani Soo-jung sampai ia kembali sehat. Setelah itu, mungkin ia akan meninggalkannya untuk selamanya.

🌵🌵🌵

"Ms. Lee, the porridge is—"

Sang pelayan langsung terdiam melihat Jung-kook yang tertidur dalam posisi duduknya dan masih memegang tangan Soo-jung. Setelah dua tahun menjaga Soo-jung, ini pertama kalinya ia melihat Soo-jung tertidur tenang. Tanpa berpikir panjang, ia memutuskan untuk meninggalkan mereka berdua yang masih tertidur lelap. Ia mengangkat nampan makanan dan berjalan kembali ke dapur.

Di saat yang bersamaan, Soo-jung tiba-tiba terbangun dari tidurnya. Betapa terkejutnya ia ketika menyadari Jung-kook yang tertidur di sampingnya. Perlahan-lahan ia mencoba untuk berdiri dari kasurnya. Setelah mengusap matanya dan menguap beberapa kali, ia berjalan ke lemarinya untuk mengambilkan selimut dan meletakkannya di atas bahu Jung-kook yang masih tertidur. Selama dua tahun terakhir, ini pertama kalinya ia bisa tidur dengan nyenyak.

Ia mencoba untuk tertidur tengkurap sambil menatapi wajah Jung-kook. Ia tidak merasa meminta Jung-kook datang, apalagi memintanya menemaninya. Apakah ia tidak sengaja mengigau lagi? Itulah yang ia pikirkan sambil hening sejenak.

"Kook oppa, mengapa kau harus begitu baik padaku setelah kita putus? Padahal ini saja yang kuinginkan dari awal." batin Soo-jung yang terdiam memerhatikan wajah Jung-kook. Sebuah senyuman terlukis pada wajahnya yang masih memerhatikan Jung-kook.

Tiba-tiba Jung-kook perlahan-lahan membuka matanya. Soo-jung yang cukup terkejut langsung beranjak dari posisinya, tetapi ia kalah cepat dengan Jung-kook yang langsung menariknya kembali ke kasur. Ia mencoba untuk melawan sebelum ia akhirnya juga terjatuh ke kasur dan terlentang di bawah Jung-kook. Sambil menahan satu tangannya untuk menjaga posisinya, Jung-kook hanya diam sejenak memerhatikan Soo-jung. Sementara Soo-jung yang cukup terkejut hanya bisa diam membeku. Keduanya tetap diam sambil menatapi satu sama lain, tidak ada yang berani membuka mulutnya ketika. . .

"Hey Jungs! What the—" ucap Soo-yeon yang tiba-tiba memasuki ruangan membawa nampan makanan Soo-jung. Tae-hyung yang menyusulnya juga ikut shock melihat kejadian di depannya. Sementara, Jung-kook dan Soo-jung yang tertangkap basah seketika itu juga beranjak dari kasur dan berpura-pura seolah-olah tidak terjadi apa-apa.

"I'm sorry did I—"

"Way to go sis, you come with me!" ucap Soo-jung dengan nada dingin sebelum berlari dan menyeret Soo-yeon jauh dari kamarnya.

Sementara Jung-kook dan Tae-hyung hanya bisa terdiam menatapi satu sama lain.

"Apakah kalian tadi—"

"Tidak!"

"Kalian tidak bercium—"

"Tidak!"

"Atau melakukan—"

"Tidak!" jawaban Jung-kook kali ini begitu keras hingga mengejutkan Tae-hyung.

"Baiklah, aku akan memberitahu Jimin—"

"Jangan!"

—End of Chapter Nine : 두근두근—

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro