진심

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

"Kookie oppa, kau benar-benar yakin akan berubah demi eonni?" tanya Soo-yeon seolah-olah ia masih tidak percaya dengan ucapan kakaknya barusan. Selama dua tahun terakhir yang Jung-kook lakukan hanyalah menyakiti kakaknya. Ia tidak akan membiarkan Jung-kook menyakiti Soo-jung lagi.

"Iya, aku merasa bersalah kepada eonnimu." jawab Jung-kook kembali dengan serius.

"Kalau kau hanya merasa bersalah, maka jangan kejar eonni." ucapan Soo-yeon tersebut cukup mengejutkan Jung-kook.

"Wae? [Mengapa?]"

"Itu berarti kau tidak mencintainya. Ketika Tae oppa mengejarku hanya karena rasa bersalah ketika aku sakit, aku tetap menolaknya. Karena itu berarti kau hanya mendekatinya untuk membuat rasa bersalah di dalam dirimu sendiri hilang. Itu berarti kau egois." ucap Soo-yeon terang-terangan.

Kalau dipikir-pikir sih ucapan Soo-yeon tidak salah, tetapi disisi lain, Jung-kook tidak bisa meninggalkan Soo-jung begitu saja, sensasi gugup, senang, dan bahagianya hanya bisa dirasakan bersama Soo-jung.

"Soo-yeon a, apa yang kau rasakan ketika kau bersama TaeTae hyung?"

"Rasa bahagia yang tidak bisa diucapkan dalam bentuk kata-kata, dan rasa sedih bersamaan karena takut ditinggalkan."

"Perasaanku terhadap Soo-jung juga sama."

Mata Soo-yeon melebar ketika Jung-kook mengucapkan sepatah kalimat tersebut. Ini pertama kalinya ia melihat Jung-kook begitu serius mengatakan terang-terangan mengenai perasaanya.

"Baiklah, tetapi kalau kau menyakiti eonni sekali lagi, aku akan menghabisimu dengan cara yang tidak bisa kau bayangkan!" ancam Soo-yeon yang mengangkat kepalan tangannya di depan wajah Jung-kook.

"Ne, producer-nim!" jawab Jung-kook kembali dengan nada ceria sambil berpose seperti prajurit.

🌵🌵🌵

"Good Afternoon, Ms.Lee. . . You've met me before. I'm Tyler Louise," ucap seorang pria muda berambut pirang yang duduk bersebrangan dengan Soo-jung.

"Nice to meet you, now. . . let's get to business. What do you want from me?" sentak Soo-jung dengan perubahan nada manis menjadi dingin.

"I'm not my father. I don't want anything but you." jawab Tyler terang-terangan. Cukup dari melihat nadanya, Soo-jung bisa menebak antara dua hal. Satu, ia benar-benar jujur. Atau dua, ia adalah seorang aktor yang benar-benar hebat. Emosinya, tatapan matanya semuanya terlihat jujur.

"Cut the act! Tell me what you want, so I can give it to you and leave you straight away." ucap Soo-jung kembali dengan nada yang sengaja ia tinggikan. Ia ingin melihat dengan matanya sendiri, apakah Tyler hanya berpura-pura baik, atau benar-benar jauh dari ekspektasinya.

"I want you. That's all, I don't want your company. Well my father clearly wants it, but I've never once had a real relationship, so I want to give this a try."

Soo-jung tertegun mendengar ucapan Tyler yang begitu manis. Mungkin tidak salah juga memberikan Tyler sebuah kesempatan, selama ini, hidupnya ia gunakan hanya untuk mengejar Jung-kook terus. Mungkin sekali ini, ia bisa bahagia dengan pria yang menyukainya.

"I'll trust you, for now. Wanna grab some coffee and watch a movie?" tanya Soo-jung dengan nadanya yang ceria.

"Coffee and movie sounds good. Let's go!" ucap Tyler yang langsung menarik tangan Soo-jung dan memegangnya erat-erat. Di dalam hatinya, Soo-jung begitu gugup, ini pertama kalinya seorang laki-laki lain di samping Jung-kook, dan ayahnya yang memegang tangannya.

Diluar gedung Lee Corp, mereka disambut dengan lautan wartawan yang bersikeras untuk mengambil gambar mereka.

"Ms. Soo-jung are you dating Tyler Louise right now?"
"Are you both dating right now?"
"Is he the reason you came back to the US?"

Soo-jung tetap menghiraukan mereka semua, namun alangkah terkejutnya ia ketika seorang wartawan meneriakan nama pria yang paling ia takuti keras-keras.

"What about Jung-kook of BTS?"

Langkah kakinya langsung ia hentikan. Ia menoleh untuk mencari wartawan tersebut dan mendatanginya.

"Mr. Jeon and I are only friends, my sister Soo-yeon Lee, after all is a producer in Big Hit. It's obvious that the members of BTS and I get along quite well." ucap Soo-jung sebelum memasuki mobil sport milik Tyler.

Di dalam hatinya, ia merasa bersalah karena telah mengucapkan kata-kata tersebut. Namun, ia ingin melihat reaksi Jung-kook.

Apakah Jung-kook akan marah? atau hanya diam saja?

Tatapan Soo-jung terlintas pada sebuah pesan yang muncul di ponselnya.

LINE

JEON JUNG-KOOK
Hanya sebatas teman? Apakah kau bisa melihat wajahmu sendiri ketika kau mengatakan itu? 'Hanya sebatas teman'?

LEE SOO-JUNG
Itu kenyataannya Kook oppa, dari dulu itulah yang selalu kau katakan kepada para wartawan ketika mereka melihat kita bersama-sama.

JEON JUNG-KOOK
Terserah Soo-jung a, tetapi satu yang pasti. Jangan pernah pikir kau bisa berpergian dengan pria lain di depan wajahku.

🌵🌵🌵

Membaca pesan Jung-kook membuat Soo-jung sedikit takut. Tidak bisakah Jung-kook membiarkannya sekali saja bahagia. Dengan langkah kaki yang berat ia memasuki mall sambil bergandengan dengan Tyler. Keributan mulai muncul setelah melihat dua pengusaha muda yang gila kayanya memasuki bioskop seolah-olah tidak ada apa-apa.

"Should we watch action or comedy?" tanya Soo-jung dengan tatapan penuh cinta kearah Tyler.

"Both." jawab Tyler kembali sambil memesan tiket untuk film spiderman.

Namun, alangkah terkejutnya mereka setelah mendengar semua tiket terbeli habis.

"What? Excuse me, let me talk to your manager," ucap Soo-jung yang mulai panik.

"Ms. Lee. . . I'm so sorry, all of the studios were rented by someone."

"Who the heck would rent the entire cinema?" sentak Soo-jung kembali seolah-olah ia tidak percaya.

"That's classfied—"

"Tell me before you get fired!" teriak Soo-jung kembali yang sudah mulai tidak sabar. Tiba-tiba ia diam sejenak memikirkan ucapan Jung-kook.

"Jangan pernah pikir kau bisa berpergian dengan pria lain di depan wajahku."

Ia langsung mengeluarkan ponselnya dan menelpon Jung-kook. Anehnya, ia malah mendengar suara ringtone ponsel seseorang yang berdiri di depannya.

"Jeon. . . Jung-kook!!!" teriak Soo-jung yang begitu marah. Ia sudah tidak tahan lagi. Berani-beraninya Jung-kook menganggu datenya.

"Ada apa Soo-jung a?" jawab Jung-kook kembali dengan sebuah seringai licik yang terlukis pada wajahnya.

"You and I need to talk, pronto!" ucap Soo-jung yang langsung menyeret Jung-kook keluar dari cinemat tersebut—meninggalkan Tyler yang hanya bisa menatapi mereka dengan pandangan bertanya-tanya.

—End of Chapter Fourteen : 진심—

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro