15. Keinginan Irsiabella Ravelsa

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

"Setiap melihatmu, aku selalu bertanya-tanya. Mengapa kita tidak dipertemukan lebih awal?"

***

Untungnya, kata-kata Regdar benar-benar terjadi. Pria itu pulih setelah seharian penuh beristirahat di bawah selimut tebal dan perapian hangat. Pagi itu, pria itu sudah seperti Regdar yang biasanya dan dengan entengnya mengatakan bahwa dia bisa sembuh berkat Stella. Stella yakin itu hanya bualan semata, tentu saja. 

Selama dua hari, buku hasil curian Stella belum dibukanya sama sekali. Sebenarnya menyebut buku itu sebagai buku curian pun, agak terdengar tidak masuk akal, sebab itu memang buku milik Irsiabella sejak awal. Regdar-lah yang menyitanya. 

Alasannya sederhana. Itu karena Regdar masih ada di rumah Ravelsa. Stella sendiri tidak yakin kekuatan apa yang akan dipelajarinya dari buku itu. Namun untuk berjaga-jaga, Stella akan membacanya ketika Regdar sedang tidak ada di tempat. 

Masalahnya, musim dingin membuat kebiasaan Regdar lebih berbeda daripada biasanya. Jika musim gugur kemarin Regdar sibuk membuat kalkulasi tentang persediaan stok makanan untuk rumah Ravelsa selama musim dingin, sekarang Regdar seperti beruang yang berhibernasi. Hanya diam di ruang kerjanya di dekat perapian, lalu membalas semua surat-surat dan menyelesaikan bacaannya terhadap dokumen-dokumen yang belum diselesaikannya. 

Stella memikirkan buku sihirnya yang saat ini disembunyikan di kolong tempat tidurnya. Entah kapan dia baru bisa mulai membaca buku itu. 

"Sudah kirim balasan surat untuk Tuan Dayward Whistler?" tanya Regdar. 

Stella yang sedang duduk di sofa, hanya melirik sekilas sebelum akhirnya membalas tanpa minat, "Nanti saja, deh. Aku belum berselera berpuitis lagi." 

"Jangan lupa dibalas," ucap Regdar, mengingatkan. 

Satu-satunya alasan Stella harus membalas surat itu hanyalah karena persoalan etika, karena posisi orangtua Dayward lebih tinggi dibandingkan Regdar. Lama kelamaan, Stella gerah juga soal pembagian stratifikasi sosial di dunia ini. 

Namun, Stella memang sedang tidak ingin bertukar pesan. Ini bukan pertama kalinya dia bertukar pesan dengan Dayward. Kalau tidak salah, sudah yang ketiga kalinya. Masalahnya, pesan itu tidak langsung sampai di Dayward dan dibalas di hari yang sama, jadilah terkadang Stella lupa apa yang telah ditulisnya untuk Dayward. 

Andai saja pengiriman pesan di dunia ini sepraktis di duniaku, keluh Stella dalam hati. 

"Jadi? Apa yang kalian bicarakan di surat?" Regdar bertanya sembari menyusun dokumen-dokumen. 

"Hm, kalau tidak salah awalnya bertanya soal kabar, lalu aku dapat undangan minum teh setelah musim semi datang, lalu ...," Stella mulai berpikir keras. "Lalu, dia bilang akan memakai pakaian warna biru muda ketika pesta minum teh nanti. Apa itu dresscode, ya? Soalnya, rasanya aku tidak bertanya tentang pakaian yang digunakannya."

 Regdar langsung menutup bukunya dengan keras. Stella sampai tersentak dari duduknya, lalu menatap pria itu cemberut, "Pokoknya, apapun yang terjadi, jangan pakai gaun warna biru muda." 

Stella mengerutkan kening, "Ayah senang melihatku mencolok karena salah warna pakaian?" 

"Bukan begitu, Irsiabella." Regdar tampak menghela napas lelah. "Itu lebih terdengar seperti sebuah informasi yang mengharapkanku memakai pakaian dengan warna yang sama." 

Stella termangut mengerti. Oh, benar juga. "Kalau begitu, akan kutanyakan langsung saja kepadanya nanti." 

"Tentang?" 

"Apakah itu dresscode atau bukan," balas Stella sambil tersenyum. "Kalau bukan, aku tidak perlu pakai warna itu dan kalau iya, kami semua akan memakai warna yang sama." 

Regdar hanya menggeleng tidak percaya, "Kau ini terlalu ... kejam." 

Stella tetap mempertahankan senyumnya, "Atau Ayah tidak mau aku bertanya apapun dan juga memakai warna biru muda?" 

"Oke, kalau begitu tetaplah kejam dan menawan. Ayah mendukungmu."

Setelah itu, Regdar kembali dengan berkas-berkasnya dan Stella kembali pada pemikirannya. Masih sama seperti biasa, kepalanya dipenuhi berbagai pertanyaan. Apa yang dilakukan Putri Felinette saat ini? Hangat? Apakah orang-orang masih memperlakukan Putri Felinette dengan hangat?  

"Irsiabella? Masih bangun?" tanya Regdar setelah menyadari kalau putrinya sudah terlalu lama berdiam diri. 

"Masih," balas Stella singkat. 

Goresan pena dan lipatan kertas masih terdengar beriringan dengan suara kobaran api yang membara di perapian. Stella bangkit dari sofa, lalu memutuskan untuk duduk di depan Regdar. 

"Kenapa? Mau bantu Ayah?" tanya Regdar, bercanda. 

"Mau, kalau aku bisa membantu," balas Stella. 

" Tidak boleh, kau masih terlalu muda," balas Regdar. 

"Kalau tidak boleh, jangan tanya," sahut Stella cemberut. 

Regdar sepertinya punya hobi mempermainkan perasaannya. Kemarin, dia yang lebih dulu bertanya apakah Stella mau mencoba sihir balasan penyambutan, dia pulalah yang tidak mengizinkan. Sekarang, lagi-lagi Regdar melakukan hal itu. 

"Daridulu balasanmu selalu konsisten," balas Regdar. 

Stella tidak memberikan komentar. Sejujurnya, mulai ada perasaan tidak nyaman karena Regdar terus-terusan membandingkan dirinya dengan Irsiabella. Stella paham benar bahwa dirinya bukanlah siapapun dan kini menikmati hidupnya sebagai Irsiabella. 

"Kemarin, aku melihat jendela di kamar Ayah. Itu ... istana Terevias?" Stella jelas-jelas tahu soal itu. Namun selain untuk mengalihkan topik, Stella harus mulai mencari informasi agar bisa masuk ke istana.

"Oh? Kau melihatnya? Padahal kalau musim dingin biasanya tidak terlihat karena tertutup kabut," sahut Regdar. 

Stella mengangguk, "Ayah pernah ke sana?" 

"Tentu saja pernah. Pertama kali ke sana sewaktu mendapatkan gelar Viscount," jelas Regdar.

"Lalu, sekarang tidak boleh ke sana lagi?" tanya Stella. 

"Boleh, tapi bangsawan hanya boleh datang jika itu keperluan mendesak. Kalau untuk melaporkan tugas ke istana, semuanya disampaikan secara bertahap kepada bangsawan di atas Viscount dan finalnya akan sampai kepada Duke. Barulah nanti Duke yang akan menyampaikan secara langsung kepada Yang Mulia Raja."

Sepertinya akan panjang sekali perjalanan yang dihadapi Stella untuk bisa sampai di sana. 

Dan Irsiabella adalah seseorang yang mengagumkan. Dia berhasil melewati langkah-langkah panjang itu seorang diri. 

"Berarti, sulit sekali untuk datang ke kerajaan?" tanya Stella.

"Hm, tapi kita bisa datang ke kerajaan setiap ulang tahun Yang Mulia Raja."

Perkataan Regdar yang satu itu berhasil membangkitkan semangat Stella yang telah padam. Itu artinya, masih ada harapan bagi Stella untuk bertemu dengan Putri Felinette lebih cepat. 

"Kapan Yang Mulia Raja berulang tahun?" tanya Stella, mendadak antusias. 

"Awal musim panas," balas Regdar. 

Awal musim panas ... berarti sebulan sebelum aku sampai di dunia ini, pikir Stella. Kalau dihitung secara kasar, kira-kira masih ada lima bulan lagi. 

Lima bulan! Dalam lima bulan, Stella mungkin saja bisa bertemu dengan Putri Felinette lebih awal. Stella tidak perlu menunggu sampai Putri Felinette berumur delapan belas tahun, seperti alur di cerita The Fake Princess.

"Tapi, tahun lalu, kau menolak sewaktu Ayah mengajakmu ke pesta ulang tahun raja." 

Eh? Irsiabella menolaknya? 

"Mengapa aku harus menolaknya?" tanya Stella. 

"Bagaimana mungkin Ayah bisa tahu?" tanya Regdar balik. "Kau juga tidak memberitahu Ayah."

Sudah lewat enam bulan ada di tubuh Irsiabella, Stella tetap saja belum mengerti bagaimana jalan pikiran Irsiabella. Entah mengapa Stella yakin bahwa Irsiabella juga pasti punya alasan tersendiri untuk menolak datang ke istana. 

"Kalau begitu, apakah aku boleh ikut untuk tahun depan?" tanya Stella. 

"Tentu saja! Akhirnya setelah bertahun-tahun, Ayah tidak perlu datang ke pesta sendirian." Regdar tertawa, tapi Stella malah merasa bersalah. Padahal, dia bukanlah Irsiabella yang membiarkan ayahnya ke pesta sendirian. 

Irsiabella, apa yang sebenarnya kau pikirkan? 

Malam itu, di depan perapian kamarnya, Stella membuka buku sihir untuk pertama kalinya. 

Tidak ada yang mengagumkan, Stella pikir akan ada bola api yang keluar begitu dirinya menyibak halaman pertama. Namun kenyataannya, tidak ada apapun yang terjadi. Akhirnya, ekspektasi itu malah membuatnya agak kecewa, padahal dia telah bersiap siaga. 

Stella pikir dia akan menemukan insturksi yang bisa memudahkannya menggunakan sihir seperti bagaimana instruksi yang ditulis oleh Irsiabella tentang cara berteleportasi, rupanya dugaannya lagi-lagi salah. 

Buku sihir itu hanya berisi teori-teori, bercerita tentang energi yang ada di dalam tubuh manusia. Energi yang mampu dikumpulkan dan dikendalikan. Energi manusia mempunyai keterbatasan, tetapi tidak ada yang tahu pasti batas itu, bahkan pemilik energi. Selain itu, isi buku itu benar-benar tidak membantunya. 

Lagi-lagi Stella hanya menghela napas. Mungkin setelah ini dia harus mencoba berteleportasi masuk ke kamar Regdar sekali lagi dan membaca buku sihir lain. 

Namun, ketika berteleportasi di ruangan Regdar di hari berikutnya, semua tumpukan buku sihir itu sudah tidak ada di meja baca Regdar. 

Sepertinya, lagi-lagi Stella harus melakukan petualangan di rumah Ravelsa untuk mencari buku-buku sihir itu. 

Walaupun kini Stella mulai emosi, dia hanya bisa berharap kalau Regdar tidak membakar buku-buku itu ke perapian. Yah, walaupun Stella yakin kalau Regdar pasti masih menyimpannya untuk keperluan Irsiabella di kemudian hari.

Tapi firasatnya bilang, Regdar mungkin sadar tentang satu buku sihir yang menghilang. 

Regdar selalu bertanya apapun kepadanya. Hanya saja, kalau memang Regdar tahu tentang itu, kali ini Regdar hanya memutuskan untuk tidak bertanya kepadanya. 

***TBC***

29 November 2020

Paus' Note

Mulai gelap, mulai gelap /engga gitu. 

Halo lagi, semua! 

Kurasa kalian sudah mulai bosan dengan cerita ini. Jadi, yaaaaak, mari kita mulai saja langsung ke list yang sudah paus siapkan di sini. 

Judul list ini adalah "LIST KONFLIK IRSIABELLA YANG BISA BIKIN TBC DOKI-DOKI" (aku benar-benar membuat list ini, btw) ._.

Daftar ini akan dilemparkan setiap aku merasa bosan dengan cerita ini (WOI) dan dipastikan akan bikin doki-doki, seperti judulnya. 

Aku baru nulis sebagian kecil masalah ke sana, tapi sudah terkumpul 9 daftar doki-doki. Jadi, mungkin kalian bakal ketemu sama TBC yang benar-benar bikin sakit kepala atau ya, berdebar. 

Gatau ya, ini perasaanku saja atau bukan. Tapi kayaknya cerita isekai yang cepat ramai itu yang langsung memunculkan lead male dan romance ya? Habisnya, Mizpah telah membuktikan itu wkwkwkwk. Naiknya cepet banget, padahal aku ga bermaksud. 

Aku juga sebenarnya nggak bermaksud mengulur kedatangan karakter-karakter penting lainnya, tapi aku rasa aku memang bakal mulai 'LAH BEGO, KECEPETAN DARIPADA YANG DIHARAPKAN' ketika mereka mulai bermunculan.

(SPOILER ALERT!--Jangan dibaca kalau tidak suka dispoiler. Mengertilah, bahwa paus sangat hobi tebar spoiler di author note)
Tapi ketimbang male lead, kuharap kalian lebih penasaran dengan pertemuan Stella dengan Feline yaak. Bahaya nih, soalnya male lead duluan nongol daripada Feline-nya
(SPOILER ALERT!--kalau nyesel bukan salahku, karena aku sudah mengingatkan. Salah kalian sendiri karena enggak ngelewatin paragraf ini :p)

OKEEEE, Untuk mendukung cerita ini, aku pengin kalian komen dan berikan pendapat kalian tentang cerita ini aja deeeh. Nggakpapa kalau enggak vote, paus butuh masukan. 

Dan lagi, kalau kalian punya temen yang juga suka dengan tema isekai reincarnation, mohon diseret ke sini, biar kalian ndak mikir sendirian (eh, jangan diseret deng, pakai pancingan aja /lah).

Lol. Bercanda, tjayang. Kalau emang cerita ini worth buat direkomendasikan ke orang lain, silakan direkomendasiin ehehe. Kalau enggak worth, silakan tebar garam di komen dan kasih masukan yaaaaa. 

Kalau mager, yaudah gapapa. Sans, kan paus ga pernah bikin target like komen.

Ini mah ada yang mau baca aja syukur :> 

AKU SUDAH TERIMA BEBERAPA FANART IRSIABELLA DARI KALIAN. UTUTUTU MAKIN SAYANG DEH. KAPAN YAK AKU BISA PAJANG DI CERITA INI?!!!! NANTI DEH KUPAJANG. OKAII?

Ngomong-ngomong, terima kasih banyak atas semua dukungan kalian sampai hari ini. Berkat kalian akhirnya paus bisa kembali mencicipi rasanya melihat salah satu ceritanya bertengger lagi di tagar fantasi. 

Terakhir yang berhasil tengger di tagar Fantasi ... Mizpah sama Appetence. Udah hampir dua tahun yang lalu ahahahah. 

Thank you for #18 Fantasi dan #18 Horror (ini ga ngerti deh kenapa bisa, padahal ga horror)

Semoga paus semakin termotivasi, bisa update cepat dan tentu saja bisa memberikan plot yang memuaskan untuk cerita ini.

<3 Love You <3

Eh, >3 deng. 

>3!!!!!

Big L O V E,
Cindyana / PrythaLize


Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro