28

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

"Katanya maaf dan terima kasih itu hal tersulit untuk diucapkan."

***

Aku hanya mendongak, menatap langit-langit kamar. Putih kosong, nyaris seperti pikiranku sekarang. Aku berguling ke samping. Pemandangan sisi kanan ranjangku terlihat.

Di sudut ruangan, rak bersusun dengan tembok di sebelahnya yang penuh dengan foto dan gambar-gambar yang kutempel. Entah apa gunanya, tapi aku menempelnya disana.

Membuat rusak tembok saja. Aku membatin, merutuk dan kembali berguling. Kali ini sisi kiri ranjang, tepat dengan jendela berukuran sedang yang terbuka lebar. Angin musim panas jelas berhembus kecil. Lihat saja tirai yang terus bergerak halus.

"Terima kasih."

. . . Ah, suara itu terdengar lagi. Aku memeluk diriku sendiri dan menggigit bibir yang mulai bergetar. Itu ... sakit–

Aku kembali berbalik–sebelum sesuatu membasahi bantalku–dan kembali menatap dinding penuh foto itu. Terlihat di salah satu foto seseorang tertawa dengan ringannya, seolah tengah menertawai diriku yang sekarang.

Ya ... memang pantas ditertawakan.

"Memalukan." Aku kembali menggigit bibir, menahan suara yang nyaris keluar.

Tirai di belakangku kembali berayun. Musim panas sejujurnya menyenangkan.

Jika saja aku tidak berteduh dari teriknya mentari di minimarket dan memakan eskrim. Jika saja aku langsung pulang tanpa menepati janji bertemu dengannya. Jika saja ... aku tidak pernah bertemu dengannya dari awal.

"Naa, maaf dan terima kasih."

"Menyebalkan."

***

Detailed :
✓drabble challenge
✓202 kata
✓Keywords : “ (none) ”

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro