Haruskah?

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيم

Sebelum membaca harap follow dulu aku wattpadku ya😊
Dan jagan lupa vote sama komennya❤
Maaf masih banyak typo🙏
Happy reading🤗
.
.
.

"Lo punya masa lalu apa? Kenapa hal itu jadi hal yang gak bisa lo upa? Dan ada hubungan apa lo sama cowok itu?" tanya Kenza sembari menatap serius kearah Titan. Titan yang menjadi pusat perhatian hanya bisa terdiam dalam kebimbangan. Haruskah intrik masa itu ia ungkap sekarang?

"Jawab!"

"Gak ada!" balas Titan singkat dan terkesan menghindar.

"Gak usah boong! Gue mau kita saling jujur dan terbuka," desak Kenza dengan terus menatap intens Titan.

"Gue bilang enggak ya enggak!" menghindar mungkin bukan cara yang tepat untuk menyelesaikan masalah. Tapi terkadang hanya dengan cara itu rahasia kelam bisa terkubur dengan baik. Walaupun pada akhirnya bau bangkai itu akan tetap tercium. Karena sepintar apapun kita mengelak akan ada masa dimana lelah bersembunyi itu menyapa! Dan disaat itu nyali seseorang akan diuji. Bukan hanya nyali, soal masa depanpun akan ikut andil berperan. Keraguan jelas akan menjadi jawaban.

"Gue cuma minta lo jujur! Kalau lo gak bisa okey! Jangan salahin gue kalau lo akan menderita nanti," cerca Kenza dengan api penasaran yang membara. Baginya kejujuran itu nomor satu. Sepahit apapun kisah kelam pasangannya, kelak jika hal itu masih bisa ia maklumi akan ia terima dengan lapang. Terlebih jika hatinya telah berkata "Ya"

Maka masa lalu hanya angin lalu belaka. toh tak ada gunanya meratapi dan kecewa berlebih. Semarah apapun kita terhadap masa lalu, masa itu merupakan bukti betapa kuatnya kita saat ini. Dan terdapat banyak pelajaran yang bisa kita ambil dari kisah itu terlebih ia sadar bahwa ia tak akan bisa kembali kemasa itu.

Masa dimana kisah suram itu terjadi. Ohh ayolah! Sadar! Pintu kemana saja Doraemon tuh gak ada! Jepang belum memproduksi! Dan mesin waktu di laci rumah tuh gak bisa kalian pake buat balik kemasa lalu atau singgah dimasa depan. Yang ada lo masuk ke laci badan lo mentok gak muat dan jidat lapangan golf lo benjol.

"Pertama gue mau tanya. Lo kok tiba-tiba nanya masa lalu gue?" balas Titan sedikit takut. Jelas ia takut dan risau akan ancaman yang Kenza berikan. Tak mudah baginya untuk kembali terjebak dalam masa sulit. Sudah cukup hatinya tersakiti dulu. Hidup hancur! Tidak! Iya tak ingin kembali terkurung dalam hidup yang hancur!

"Rahasia. Jawab aja susah amat sih!" jawab Kenza tak sabar. Apakah semua laki-laki seperti Kenza? Menyebalkan dan ingin menang sendiri? jika ada modelan buaya yang seperti Kenza, maka selamat anda dinyatakan lolos sebagai terdakwa kekesalan seorang Titan.

"Cihhh! Okey gue juga gak akan jawab apapun. Masa bodo sama ancaman lo. Karena satu hal yang harus lo tahu," balas Titan balik mengancam, jika kalian pikir Titan wanita pemberani dengan mengatakan hal itu, tentu saja jawabannya SALAH! Titan hanya bersembunyi dari rasa takut yang kini tengah menggerogoti hati dan pikiran. Prinsipnya wanita tak boleh lemah. Kalau sampai lemah, maka bersiaplah terinjak!

"Lo ngancam gue?" tanya Kenza balik menantang.

"Kalau iya kenapa? Udah deh. Kita punya hal yang lebih penting dari pada ngurus masa lalu gue. Gue sendiri gak ambil pusing tuh sama masa lalu lo. Jadi stop ikut campur!" enteng sekalih mulut Titan berbicara. Emang dasar toa masjid rusak! Mungkin bagi sebagian orang masa lalu merupakan masa yang wajib kita ceritakan kepada pasangan kita dimasa depan.

Namun menurut Titan ia tetap memerlukan waktu lebih guna mulai berbagi kisah tentang masa lalunya itu. Intrik masa itu masih ia kubur dalam hati seakan tak ingin ia buang karena belenggu masih terikat dalam batin.

"Terserah!"

Setelah melalui beberapa berdebatan  kini mereka memutuskan untuk pergi kebutik guna mengecek perlengkapan menuju hari bahagia yang kini hanya tinggal hitungan hari.

Gaun putih syar'i yang dipilih Titan untuk ia kenakan dihadapan tamu undangan kini melekat ditubuh rampingnya. Sangat cocok dan anggun. Sepatu high heels dengan tinggi 5cm menambah sisi keanggunan dan kemewahan gaun itu.

(Gambar hanya sebatas contoh)

Dengan susah payah ia berusaha berjalan menujun kearah Kenza yang tengah terduduk disofa ruang tunggu.

"Ekhmmm," dengan sedikit rasa canggum yang ada. Titan mulai membuka suara guna mengalihkan fokus Kenza dari benda pipih itu.

"Hmmm," balas Kenza tanpa menoleh sedikitpun kearah Titan.

Decakan kesal pun mulai keluar dari mulut Titan. Terlebih Kenza sangat-sangat tidak manusiawi, "Astgafirullah. Itu orang gak bisa apa ngehargai gue dan nengok barang secentil aja? Pengen gue timpuk pake sepatu ni orang!" karena kesal dengan nekad Titan melepas sepatu high heels yang ia gunakan dan bersiap untuk memberikan pukulan sayang kearah kepala Kenza.

Namun sebelum hal itu terjadi. Kenza justru mengalihkan tatapannya kearah Titan yang tengah berdiri dengan tangan kanan yang sedang mengayunkan sepatu high heels itu sontak karena kaget dengan sikap Kenza yang tiba-tiba Titan melempar sepatu itu kesembarah arah.

Namun sialnya ia justru hampir terjatuh kebelakang. Kalau saja Kenza tidak bertindak secara cepat dengan meraih tangan kiri Titan yang terayun kearah depan wajahnya yang tanpa komando langsung ditarik oleh   Kenza hingga tanpa di rencanakan mereka jatuh bersamaan diatas sofa ruang tunggu itu.

Beberapa pegawai hanya bisa menatap terpesonan sembari mengabadikan moment langka itu dengan smartphone mereka. Lain halnya dengan Titan. Kini jantungnya bekerja dua kali lebih cepat. Terlebih posisinya yang berada diatas Kenza dengan wajah yang sangat dekat.

Tak ayal kini mereka saling memandang satu sama lain. Iris mata coklat itu kini tengah meneliti sikap dan sifat dari sang pemilik iris mata hitam legam. Namun sayangnya ia justru terpana dengan aura yang  dimiliki laki-laki itu.

"Tuhan, mata gue ternistakan. otak gue juga! Tan sadar! Bangun. kok lo malah menikmati moment ini sih?" batin Titan sembari terus menatap wajah rupawan Kenza.

"Berat! Minggir!" seketika lamunan Titan dengan beribu pemikiran yang berhasil membuat jantung dan hatinya bertalu-talu hingga memerahnya pipi bakpau itu bunyar! Pengganggu memang.

Dengan canggum Titan berdiri. Namun hal sial kembali terjadi. Karena gaun yang ia gunakan cukup panjang dengan bahan yang licin bila terijak Titan kembali terjatuh, "Awww!" jeritan kesakitan itu bukan berasal dari Titan namun dari Kenza dimana kini perutnya terkena imbas pisau runcing sikut seorang gadis bernama Titan. Menyakitkan bukan!

"Awww sakit jir! Berdiri gak?" ucap Kenza sembari sedikit mendorong badan Titan guna berdiri.

"Maaf," balas Titan sembari berusaha berdiri dan mengulurkan tangannya guna meminta maaf.

"Kayak bocah lo!" bukannya menerima uluran tangan itu Kenza justru menghina dengan memberi panggilan bocah.

"Gue bukan bocah!" balas Titan tak terima.

"Yaudah lo udah kan? Kita balik sekarang!" pungkas Kenza sembari mengambil kunci mobil yang ia letakkan diatas meja ruang tunggu tadi dan mulai bersiap melangkah sebelum, "Lo kan belom coba baju yang bakal lo pake!" mulut manis Titan kembali bercicit.

"Udah. Gue gak kayak lo yang nyoba baju aja sampe sejam lebih," karena tidak ingin menambah perdebatan akhirnya Titan melepas gaun yang ia kenakan tadi dan mulai berbicara pada pihak butik guna menyimpan gaun pilihannya untuk urusan banyar membayar! Kenzalah yang beraksi. Gengsi kali. Masa cewek jalan ama cowok apalagi ini jalan kebutik lebih tepatnya feating baju pengantin cewek yang bayar. Bisa dikira cowoknya boke ceweknya ngebet nikah.

"Kita mau langsung balik?" tanya Titan setelah urusannya dengan pihak butik selesai.

"Hmmm," balas Kenza.

Sebenarnya ada hal yang mengganjal dalam pikiran dan benak Titan.
Akan pakaian seperti apa yang Kenza kenakan dan hal lain yang terus berkecamuk namun enggak untuk diungkapkan.

Semua cewek emang aneh ya! Gengsi banget kalau mau nanya hal privasi!

"Ken," ucap Titan setelah ia duduk manis dikursi penumpang bagian depan mobil sport hitam milik Kenza.

"Apa?" tanya Kenza terkesan ketus.

"Lo lagi pms ya?" pertanyaan aneh dan terkesan bego! Mana ada cowok pms Titan?

"Lo gak lulus bangku SMP ya? Nilai Ipa lo beraba? Bego dipiara!" jelas siapapun yang ditanya akan hal bodoh akan mencaci sang audiens. Ohh ayolah itu pertanyaan sangat tidak masuk akal.

"Abisnya lo marah-marah mulu! Lo tuh ya! didepan orang tua kita lo kalem banget, manis melebihi gula jawa sedangkan dihadapan gue lo ketusnya minta ampun. Woyy kita baru ketemu dua kali. Baik dikit kek sama gue," beginilah jika mulut si introvert telah terbuka. Segala unek-uneknya akan ia keluarkan tanpa memikirkan lawan bicaranya akan terima atau tidak. Selagi hatinya masih sempit dengan bimbang dan rasa kurang nyaman, maka ia akan mengeluarkan seribu cara guna meredam kekesalan hati dan mencari obat dari semua rasa tak nyaman itu.

"Terserah gue dong! Lo mau terima atau enggak sampai kapanpun status lo gak akan pernah berubah! Jadi nikmati dan syukuri aja yang penting gue bisa setia," jawab Kenza enteng dan terkesan memancing Titan guna mengeluarkan keresahan yang selama ini ia pendam, tapi sebelum hal itu terjadi, kekesalan akan sikap cuek Kenza menjadi duri paling menyakitkan yang tertanam diotak dan hati.

"Lo bisa gak sih gak egois? Gue juga punya hati. Punya rasa capek juga! Dan gue juga meragukan kesetiaan lo. Setara nanti lo bakalan cabut ke Amrik dan disana pasti banyak cewek cantik, gak mungkit lo gak kegoda," ayolah! Para kaum hawa. Kita ini mahluk perasa, sehebat apapun kita bilang gak cemburu dan yakin, risau dan cemas itu pasti ada. Mulut bisa berkata kita baik dan kita siap, tapi hati lain lagi ceritanya.

Akan ada berjuta prasangka yang muncul dan dengan bodoh terkadang ditepis begitu saja guna menumbuhkan rasa percaya bukan curiga yang berlebih.

"Hidup hidup gue. Lo gak usah ribet! Jalani aja dan inget sampai kapanpun perjalanan hidup lo didunia ada ditangan gue. Karena gue laki-laki yang lo pilih jadi suami dan imam buat lo sealigus ayah buat anak-anak lo nantinya. Jadi jangan mikir aneh-aneh. Do'a aja supaya gue gak oleng! Senjata umat muslim tuh ada di do'akan? Lo juga gak bisa selamanya ngawasin gue begitupun sebaliknya. Serahin semuanya sama Tuhan okey Titania Rahmania An Najwa," pungkas Kenza dengan fakta yang sangat-sangat menampar hati dan pikiran.

"Iya-iya, gue cuma takut kecewa doang kok! Ehh tapi gue boleh nanya gak? Gue serius ya," ucap Titan dengan serius. Tanpa mereka sadari kini mereka telah tiba didepan pintu gerbang kediaman Titan. Karena Kenza tak ingin berlama-lama ia hanya mengangguk dan beralih menatap Titan yang kini juga tengah menatapnya. Sekilas tatapan mata itu kembali beradu. Namun moment menuju romantis itu terpotong dengan pertanyaan Titan, "Lo diAmrik gak punya pacar kan?"

Deg

Haruskah Kenza bercerita akan dia? Atau lebih baik mengelak supaya kedudukan mereka impas?
.
.
.
Pangandaran, 19 Juni 2021

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro