Tragedi Pura-Pura Pingsan (Kashuu x Yukino (x Takeo))

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

Note : Anggap ini di Indonesia. Dan animenya campur campur. Kelen ucap apaan bodat w :3. Kaga ada ide laen. Ini OOC berat si.

'GAAAAH PANAAAS!'

Batin Yukino berteriak sebal. Seperti biasa, sekolahnya mengadakan acara rutin hari Senin. Apalagi kalo bukan upacara bendera? Menariknya, hari ini ia lupa kalau ada upacara dan memakai baju OSIS. Jadilah ia tidak membawa topi, mengenakan sepatu berwarna pink dan kaus kaki warna hitam. Yup, dijemur di pinggir lapangan dibawah sinar matahari. Beruntungnya, hari itu suhunya 30° meskipun masih pagi.

Di sebelah kanannya ada Aoyama Riku, yang sengaja lepas topi ganti kaos kaki biar sebelahan sama Masato. Masato sendiri di sebelah kanan Riku. Ia mematung dengan wajah setengah tak percaya sepanjang upacara. Seorang Masato Hijirikawa kena jail sama Kaito Kuroba, dasinya diambil dan sepatunya ditukar jadi warna putih milik pesulap itu.

Di kiri ada gebetan, Kashuu Kiyomitsu. Mukanya biasa saja. Dia pun rapi. Sejak tadi diam menyimak segala yang terjadi sewaktu upacara. Iya, karena ia tau ada OSIS yang mengawasi.

Di kiri Kashuu ada Nakayama Ayumi. Raut wajahnya tak jauh beda dengan Masato. Jadi begini ceritanya.

"Nakayama-chan~"

Sosok bersurai merah menghampiri meja Ayumi. Siapa lagi kalau bukan Karma Akabane? Seorang pemuda berparas tampan gebetannya. Ayumi menoleh, sedikit memerah karena bisa sedekat ini dengan Karma -- yang hanya berbatas meja. Ayumi menyahut, Karma berbicara lagi.

"Aku boleh pinjam topimu?"

Ayumi mengangguk gugup. Dia punya topi 2, jadi ga masalah dipinjem satu. 'Mana tau ada rambut yang rontok, aku pajang di kamar.'. Pikirnya.

Saat dia memberikan topinya pada Karma, pemuda bersurai hitam telah tersenyum kesetanan sambil megang topinya. Sewaktu Ayumi menoleh, senyum setannya melebar.

Dan sekarang, dia berdiri disini. Bersama manusia-manusia pelupa, memang bejad, dan bucin -- yang juga termasuk dia. Parahnya lagi, ternyata Karma bolos upacara.

***

"Kino, berhentilah bergerak!"

Riku berbisik. Gadis bersurai putih panjang empu nama seketika terdiam. Sementara itu, Riku kembali memperhatikan gebetannya yang masih ternganga sampai Yukino mencolek. Gadis itu hendak membisikkan sesuatu.

"Apa?"

Yukino menggerakkan jarinya, mengisyaratkan mendekat. Riku mengangkat kepalanya, mendekatkan telinganya ke arah Yukino. Gadis yang lebih tinggi menunduk, hendak membisikkan sesuatu.

"Skaha, tak pedulikan katamu, tak pedulikan omonganmu~"

Dan Yukino kembali menggeliat kepanasan. Riku tak lagi kuasa menegur kawannya.

Pembina upacara baru membuka salam. Ibarat 40 menit bagi murid, ibarat 1 jam bagi terdakwa upacara. Yukino bosan, ingin sekali rasanya bisa masuk UKS dan mendapat teh hangat dari anggota PMR. Sejak dulu Yukino selalu lihai dalam hal acting. Sempat terbesit satu hal di pikirannya, namun ia ragu.

'Aku harus! Aku sudah tidak kuat lagi!'.

Yukino memulai rencananya. Ia mulai menunduk, sesekali hingga 90°. Kashuu bertanya padanya, menepuk bahunya. Seorang Kashuu mencemaskan Yukino Nikiforov. Yukino sejajar bintang. Tapi ia tak melupakan rencananya.

Ia mulai berjongkok, berusaha menyita perhatian. Pengawas dari OSIS mulai memperhatikan. Tak lama ia berdiri, berkata 'tidak apa-apa' pada orang yang mencemaskannya.

Ia terus memegangi kepalanya, seakan merasa pusing. Sudah kubilang, gadis itu jago acting. Tak ada yang menyadarinya. Tak berselang lama pandangannya 'menggelap'.

Yukino membiarkan dirinya terjatuh, barangkali Kashuu menangkapnya layaknya adegan romantis sinetron. Pembina sempat berhenti memberi amanat, menoleh ke belakang -- tempat mereka dijemur. Namun yang terjadi bukanlah sesuai harapan.

Tangan besar menangkap tubuhnya, terdengar samar suara orang terjatuh di telinganya. Entah bagaimana, orang itu tidak mampu menjaga keseimbangan hingga kedua bibir insan tak lagi ada jarak. Spontan mata Yukino terbuka lebar. Itu bukan Kashuu. Kashuu terdorong hingga jatuh terduduk. Ia ikut menganga tak percaya. Pengawas dari OSIS yang menangkapnya. Gouda Takeo.

Yukino mendorong tubuh Takeo kasar. Pemuda bertubuh raksasa itu melepaskannya, membuat kepalanya membentur alas. Kali ini ia benar-benar pingsan.

Sebenarnya tak hanya ia yang pingsan. Masato juga pingsan, tak kuat lagi menghadapi segala kejadian hari ini yang sungguh unexpected.

Sejak kejadian itu, Yukino bersumpah untuk tidak akan pingsan jika sekadar modus dengan gebetan.

***

Garing? Ya emang, sapa juga yang bilang w bisa ngelucu? :3

Terima kasih pada AnimEito-chan yang memberi saya ide perihal kejadian 'tragedi percobaan jadi korban'. Ngakak saya tuh.

Ini cerita sekadar gabut, daripada terbengkalai hewhew.

Special tag : AoyamaRiku NakayamaAyumi

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro