21.

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

mulmed lagu yang dinyanyiin Kak Jonghyun, ya. ^^

~

Minji benar-benar berterima kasih sama yang namanya Lee Jonghyun.

Meskipun mukanya kadang kayak sekuriti komplek, hatinya sangat lembut kayak kue mochi. Dia berhasil menyelamatkan penampilan yang mungkin aja jadi kacau. Nalurinya sebagai performer sangatlah membuat Minji bernapas lega.

"Lagu terakhir ini merupakan lagu solo dari gue," ujar Jonghyun. Minji sempat menoleh setelah dia turun dari panggung. Rupanya performer selanjutnya lagi mules banget, sehingga dia meminta Jonghyun untuk—setidaknya—membawakan satu lagu lagi selagi dia buang air besar.

Minji sering dengar kalau Jonghyun itu juga membuat sebuah lagu. Namun, dia nggak pernah tahu kalau lagu kakak tingkatnya itu bakalan sebagus ini. Suaranya yang ballad banget, membuat cerita dari lagu tersebut tersampaikan. Banyak cewek yang ngerekam penampilannya, atau tak segan-segan untuk berfoto padahal Jonghyunnya masih nyanyi.

When love goes away, another love comes again. It definitely will.
Even if it hurts now, it will hear a little later.
It will forget. I will too.

Alunan suara Jonghyun yang tengah membeberkan bait ini terdengar sangat menyakitkan. Ditambah pula, lirikan mata pemuda itu yang nggak sekali dua kali menatap Minji. Tiba-tiba hati gadis itu mencelos sekarang, kemudian rasa galau mendera.

Apa ini berarti Kak Jonghyun suka sama gue? batin Minji bergejolak karena kegeeran.

Netranya kembali sibuk menatap Jonghyun, diiringi setitik air mata yang membuat gadis itu pada akhirnya tersenyum.

"Kak Jonghyun, semoga Kakak bahagia."

~

"Anjir, lo apaan, sih?!" Ini suara Jungkook yang berkali-kali frustasi karena gangguan Taehyung. Perlu diketahui, dimana pun berada, Jungkook itu selalu siap sedia dengan game—mulai dari laptop sampai ponsel. Tapi karena ini masih berada di kafe Seokjin, dia cuma mengeluarkan ponsel khusus bermain games. Karena itu juga, Taehyung yang ponselnya lowbat kepengen gantian main melulu. Bosan katanya.

"Pinjem, dong! Pelit banget!" Taehyung berujar kesal sambil mendorong tubuh Jungkook, tapi sayangnya malah Taehyung yang mental.

"Diem! Lo mending ajak ngomong cewek lo sana, dari tadi dianggurin."

Minji langsung tersedak iced lemon tea yang lagi dia minum. Jungkook memang benar, tapi penyampaiannya itu bikin Minji kaget tiba-tiba jadi sasaran. Taehyung cuma mendengkus dan memilih untuk makan. Minji nggak banyak ngomong, tahu kalau Taehyung bete karena dia manggung bareng Jonghyun.

"Biarin aja, gue lagi bete sama dia. Tolong lo sampein ke dia." Begitulah kata Taehyung, sangat kekanakan. Kalo Minji gak inget ini di kafe dan banyak temen-temen si begundal itu, mungkin rambut Taehyung sudah sukses terjambak sekarang.

"Ngapain gue harus sampein kalo dia bisa denger sendiri? Udah ah, jangan ganggu gue!" Jungkook melirik sebal kepada Taehyung. Mereka berdua memang seperti Tom & Jerry. Kadang akur, kadang berantem. Tapi banyakan berantemnya, sih.

"Nyolotin lo! Awas aja gue—"

"Balik duluan ya," kata Minji yang tiba-tiba beranjak. Dia juga nggak betah lama-lama dilirik sebel sama Taehyung. Kalo kesel ya bilang aja gitu. Jangan diem-diem, nggak taunya update di insta story terus tulisannya kecil-kecil. Yah, meskipun Minji berusaha yakin kalau Taehyung nggak se-alay itu.

"Kok lo balik, sih?" Jimin yang masih menyesap kopinya perlahan menoleh.

"Capek. Lagian gue harus ngerjain tugas kelompok yang belum rapi," jelas Minji singkat.

"Taehyung, anterin gih cewek lo." Jimin menoleh kepada Taehyung yang pura-pura nyanyi nggak jelas. Minji memutar kedua bola matanya dengan malas.

"Nggak usah, gue bisa sendiri, Jim. Btw, thanks."

Baru aja Minji mau beranjak, Yoongi udah keburu nahan lengan dia. Jemarinya ngambil kunci mobil yang sebelumnya diletakkan di atas meja.

"Biar gue aja yang anterin. Gue juga mau balik, adek gue si Yura minta jemput di butiknya." Yang lainnya sih nggak berusaha menahan, kesian juga Minji harus pulang sendiri sementara udah malem banget. Taehyung juga masih ketutup sama rasa cemburu, sehingga dia nggak mau repot-repot mikirin cara Minji pulang. Mungkin karena dia yakin, temen-temennya bakalan nganterin. Mereka jauh lebih baik dan terpercaya ketimbang Lee Jonghyun itu.

Yah, Lee Jonghyun itu nongol dan berpapasan lagi dengan Minji. Diam-diam Taehyung mengamati keduanya yang jadi canggung, kemudian berspekulasi sendiri terhadap apa yang dilihatnya.

Taehyung berusaha bodo amat, dia sibuk ngubek-ngubek tas Jungkook untuk nyari power bank. Setidaknya dia nggak keliatan gabut banget gitu lho.

Baru beberapa menit ponselnya hidup, bejibun notifikasi muncul. Maklum aja, orang ganteng medsosnya banyak yang nge-like dan love. Namun diantara tumpukan notifikasi yang di dapatnya, satu nomor tak dikenal membuat keningnya mengernyit. Satu sentuhan dari jarinya membuka obrolan itu. Beberapa saat kemudian ponsel itu terbanting dengan sangat keras.

"Bangsat!" umpat Taehyung terang-terangan. Jimin langsung mengambil ponsel Taehyung yang masih menyala. Dia melihat sebuah foto yang menjadi alasan kenapa Taehyung berubah kayak monster begini.

"Sabar, Bro. Lo nggak langsung percaya gitu aja dengan foto ini, kan?" Jimin mengamati, sekaligus menanti jawaban dari Taehyung.

Tapi sayangnya, Taehyung hanya diam. Spekulasi dan pikirannya semakin buruk, sehingga dia memilih untuk meninggalkan kafe dalam diam.

~

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro