1. Pengacau kecil

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

Selamat membaca^^

***

"Om bikinin Ayla adik."

"Om, Ezi pengen adik fakboy."

Fatur menghela nafasnya pelan. Pria itu memilih mengabaikan dua bocah kembar yang tengah duduk di sofa kantornya.

Ini semua gara-gara Hanin! Mengapa juga sepupunya itu harus menitipkan dua anaknya pada Fatur. Fatur hendak meraih berkasnya. Namun, tangannya kalah cepat dengan tangan mungil milik Ayla. "Wah, Ezi kita bisa coret-coret di sini," ujar Ayla.

Fatur membelakan matanya. Enak saja! Masih kecil sudah ngajak ribut. Fatur merampas berkas itu dari tangan Ayla. "Ini bukan buku gambar tau!" ujar Fatur ketus.

"Galak banget kaya Bang Rios," cibir Kenzie.

Cklek

Fatur dan kedua bocah kembar itu mengalihkan pandangannya. Dua orang wanita cantik berdiri di depan sana. Fatur mengerjapkan matanya beberapa kali. "Kenapa, Ayra?" tanya Fatur.

"Maaf, Pak. HRD sudah mendapatkan pengganti bu Dira. Kebetulan orangnya baru saja sampai."

"Suruh masuk aja. Kamu kembali bekerja," titah Fatur.

Wanita itu mengangguk dan memilih pergi meninggalkan wanita itu. Fatur dengan wajah dinginnya menatap tajam ke arah wanita yang saat ini sudah berdiri di depannya. "Duduk," ujar Fatur.

Wanita itu mengangguk dan memilih duduk. Fatur di kursi kerjanya menatap intens calon sekretarisnya itu. "Dena Andriana. Apa kabar?" tanya Fatur.

Wanita itu terdiam. Terlihat menelan salivanya susah payah. "B-baik, Pak," jawabnya.

"Saya yang gak baik-baik aja."

Dena, wanita berumur 25 tahun itu mengerutkan alisnya. "Kenapa, Pak?" tanya Dena.

"Kamu mau melamar?"

"Iya Pak, saya mau melamar. Katanya di suruh langsung menemui Bapak."

"Melamar saya? Memang kamu fikir saya cowok apaan?"

Dena terbatuk. Gadis itu menepuk dadanya beberapa kali. "Saya tau saya ganteng. Gak usah berlebihan," ujar Fatur.

"HRD sudah wawancara kamu?" tanya Fatur lagi.

Dena menganggukan kepalanya, "Sudah, Pak," jawabnya.

"Di terima?"

Dena menganggukan kepalanya pelan. "Kamu nerima saya lagi?" tanya Fatur lagi.

"Hah?"

"Hehoh. Kapal sudah lewat."

Dena mengerutkan alisnya lagi. Mengapa bosnya ini begitu ... Aneh?

Fatur dengan wajah songongnya itu melipat kedua tangannya di dada. "Ya sudah, berhubung HRD sudah terima kamu, kamu saya terima. Tapi, inget! Jangan ke geeran kamu. Saya nerima kamu bukan berarti saya belum move on dari kamu."

"Saya terima kamu karna saya percaya sama tim saya."

"Iya pak," jawab Dena.

Fatur melotot. Hanya itu? Fikirnya.

"Kamu gak seneng? Kamu gak suka kerja sama saya?" tanya Fatur.

Dena menganga. Atas dasar apa Bos baru sekaligus mantan kekasihnya itu beropini seperti itu?

"Ah, udah. Kamu terlalu banyak bicara. Ini buku panduan kamu, sana pelajari." Fatur menyerahkan beberapa buku tebal pada wanita di depannya itu.

Dia yang banyak ngomong gue yang di salahin. umpat Dena dalam hati.

Ayla dan Kenzie sedaritadi diam memperhatikan. Dua bocah itu saling pandang, "Om galak," bisik Ayla pada Kenzie.

"Ezi juga mikirnya kaya gitu," jawabnya setengah berbisik.

Dena mengalihkan pandangannya pada dua anak itu yang sedaritadi berdiri di samping duduknya. "P-pak, ini anak bapak?" tanya Dena.

Fatur menepuk keningnya. Ah, ia lupa keponakan songongnya itu masih berada di sini. "Bukan. Saya masih bujang. Tapi ini sekedar pemberitahuan ya, bukan berati saya mengkode kamu minta balikan," jawab Fatur.

"Saya nanya cuman satu kalimat, Pak," jawab Dena malas.

"Tante cantik, Om Fatur jarang mandi tau," ujar Ayla.

"Kalau tidur suka bikin pulau," sambung Kenzie.

"Terus kalau di rumah suka pake kolor spongebob," ujar Ayla dan Kenzie bebarengan.

Fatur melotot. Pria itu lantas beranjak dan membekap mulut keduanya. "Jangan di dengerin. Mana mungkin cowok seganteng saya kaya gitu," ujar Fatur.

"Tapi anak kecil lebih jujur loh, Pak."

"Memang. Gak seperti kamu. Gak bisa jujur sama perasaan sendiri," sahut Fatur.

Ayla dan Kenzie menggigit telapak tangan Fatur bersamaan. Fatur memekik, "Engap tau, Om! Om mau Ayla mati di sini?!" tanya Ayla sewot.

"Om mau kena jurus semarmesemnya Mama Hanin?!" sambung Kenzie.

Dena terdiam. Gadis itu membelakan matanya tak percaya. Hanin? Jadi dua bocah ini adalah anak Hanin dan juga Malik?

"Kenapa muka kamu? Mau juga bikin anak kaya mereka?" tanya Fatur sewot.

Dena mengabaikannya. Wanita itu memilih membaca buku panduannya dengan fokus di kursinya. "Harusnya kamu nikahnya sama saya. Memperbaiki keturunan. Bukan sama tunangan kamu yang waktu SMA dulu," ujar Fatur.

Dena menoleh. "Eits! Kamu jangan geer. Saya cuman bilang aja. Lagipula, saya sudah punya pacar. Pacar saya bule, cantik," ujar Fatur.

Apa gue terlihat peduli? Batin Dena.

"Om cerewet banget sih kaya Teh Beby," ujar Kenzie.

Fatur menoleh. Pria itu memilih kembali duduk di kursinya. Matanya menatap Dena yang tengah fokus dengan bukunya itu. "Kamu cantik," ujar Fatur.

Dena mendongak. Gadis itu terlihat geram, seperti ingin melempar buku, tapi takut dipecat sebelum waktunya. "Tapi cantikan pacar saya. Kamu mah jauh," sambung Fatur.

"Sejak kapan Om punya pacar? Kata Mama, Om dipaksa nikah sama Oma Adel," sahut Ayla.

Fatur melotot. Gadis kecil itu--ingin sekali Fatur menenggelamkannya sekarang juga.

Dena menahan tawanya. "Jangan ketawa. Saya punya pa--"

"Pak, saya lagi baca ini. Gimana saya mau jadi sekretaris yang baik kalau bapak ganggu saya terus?" tanya Dena.

"Geer sekali kamu. Siapa juga yang ganggu kamu," jawab Fatur.

"Om, diem deh! Berisik banget kaya tetangga Ezi," kata Kenzie.

Fatur memilih diam di tempatnya. Pria itu meraih ponselnya dan memainkannya di depan Dena. Namun, tak lama dua gangguan itu kembali merecokinya.

Kenzie dan Ayla naik ke atas pangkuan Fatur dan merampas ponsel pria itu. "Om, kata Mama Ayla cantik kaya Amanda Rawles. Siapa tau Om mau koleksi foto Ayla, jadi Ayla mau ikut foto di HP Om," ujar Ayla.

"Ayla! Kata Mama Ezi juga ganteng kaya Iqbaal Ramadhan tau! Kita fotonya bareng," sahutnya.

Fatur mengacak rambutnya kesal.

Ckrek

"Wah, Ayla emang cantik," puji Ayla.

"Ih muji diri sendiri," sahut Kenzie.

"Biarin. Ayla emang cantik kok."

"Nggak! Cantikan tante ini. Tante mau jadi pacar Ezi gak?"

Fatur membelakan matanya. Sedangkan Dena tertawa di tempatnya. "Ngadi-ngadi," ujar Fatur.

Cklek

"Assalamualaikum, Abang!"

Fatur, Dena, Kenzie, dan Ayla mengalihkan pandangan mereka. "Wa'alaikumsalam."

"Eh, kaya kenal tapi siapa," ujar gadis itu seraya menatap ke arah Dena.

Matanya memicing. Tak lama, senyum di bibirnya mengembang. "Mantannya Abang yang fotonya masih nempel di dinding kamar!"

TBC

Hallo! Buat yang tanya kelanjutan cerita Dena sama Fatur gimana?

Ini diaaa

Ada yang ingin di sampaikan untuk

Fatur

Dena

Si kembar Ayla Ezi

Oke see u next part guys!<3

Sumedang, 2 Desember 2020

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro