9. Hati yang sebenarnya

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

"Den, hari ini saya pulang sebelum istirahat."

"Kenapa, Pak?"

"Saya gak enak badan."

Dena menganggukan kepalanya dan memilih kembali fokus pada pekerjaannya. "Semua janji sama klient batalin aja. Terus atur ulang jadwalnya," kata Fatur lagi.

"Iya, Pak."

Fatur memijat pelipisnya pelan. Cowok itu menelusupkan wajahnya pada lipatan lengannya.

Dena yang melihat itu, terdiam sesaat. Ingin bertanya, takut bosnya geer. Di diamkan, kasihan.

"Den, bisa tolong panggilin pak Gibang? Saya kayanya mau pulang sekarang aja."

"Baik, Pak."

Dena segera menghubungi supir Fatur. Setelahnya, gadis itu beranjak dari duduknya, "Bapak mau saya bawain teh anget?" tanya Dena.

"Gak usah."

"Maaf, kalau boleh tau Bapak kenapa?" tanya Dena.

Fatur menghela nafasnya, "Saya gak papa, sana kerja lagi," usir Fatur.

Tetap saja menyebalkan. Orang bertanya sungguh-sungguh malah diusir. "Den, kalau ada Lucy dateng ke sini, bilang aja saya pergi. Gak tau ke mana," pesan Fatur.

"Kenapa, Pak?"

"Saya gak mau kamu salah paham soal saya sama Lucy."

"Hah?"

"Jangan geer, Dena. Saya gak mau kamu salah paham dalam artian pekerjaan, kamu itu sekretaris saya. Saya gak yakin otak kamu gak mikir macem-macem setelah liat saya sama Lucy kemarin," sahut Fatur masih memijat pelipisnya.

Dena tersenyum dan menganggukan kepalanya. Seharusnya Fatur tak perlu khawatir perihal itu. Siapapun Lucy bagi Fatur, tak berpengaruh juga bagi Dena.

Dena kan bukan siapa-siapanya Fatur.

***

"Terus ini gimana? Kenapa gak konfirmasi dari awal?"

"Maaf, Pak. Saya sudah mengajukan proposal sebelumnya. Tapi belum ada konfirmasi apapun sampai sekarang."

"Ayra, panggil Dena sekarang."

Siang hari di hari Rabu, tak seperti biasanya Fatur marah-marah soal pekerjaan. Biasanya, cowok itu akan menyelesaikan masalah apapun dengan kepala dingin.

Dena masuk ke dalam ruangan, "Bapak manggil saya?" tanya Dena.

"Gusti ngajuin proposal buat pembelian bahan bangunan? Kenapa kamu gak ada laporan apapun ke saya?"

Dena diam. "Maaf sebelumnya, Pak. Proposalnya sudah saya kasih ke Bapak, tapi---"

"Gak ada, Dena. Kamu niat kerja gak sih?!"

"Pak, kemarin saya---"

"Apa? Kemarin saya pulang siang bikin kamu jadi leha-leha? Jangan mentang-mentang kamu mantan saya, kamu bisa seenaknya kerja di sini."

Dena mengepalkan tangannya di sisi jaitan roknya. Mengapa Fatur tak memberikan Dena kesempatan untuk berbicara?

Dena mengambil proposalnya di meja kantornya. Ia memberikannya pada Fatur, "Maaf sebelumnya, Pak. Saya udah mau kasih tau Bapak tempo lalu. Tapi keburu ada Mbak Lucy, dan Bapak langsung pergi. Terus kemarin Bapak sakit, mohon maaf atas keteledoran saya yang terkesan leha-leha, Pak."

Fatur terdiam. Cowok itu mengusap wajahnya kasar. "Den," panggil Fatur.

"Saya permisi, Pak."

Dena pergi meninggalkan ruangan. Fatur melempar proposalnya ke meja. "Konfirmasi keuanganya ke Ayra," titah Fatur pada Gusti.

"Saya permisi, Pak."

Setelah kepergian Gusti, Fatur duduk di kursinya. Cowok itu duduk dan mengusap wajahnya kasar.

Pintu ruangan terbuka menampakan sorang gadis dengan rambut sebahunya. "Sayang, kamu kenapa?" tanya gadis itu.

"Kamu ngapain ke sini?" tanya Fatur.

"Nemuin kamu. Kamu kenapa?"

"Lucy, udah aku bilang jangan dateng lagi ke sini. Kita udah selesai, gak ada hubungan apa-apa lagi antara aku sama kamu. Kenapa kamu gak bisa ngerti?" tanya Fatur.

Lucy menghela nafasnya. "Kamu mutusin aku tanpa alasan apapun, Tur," ujar Lucy.

"Aku lagi gak mau debat. Kamu pulang, ya?"

"Kenapa kamu jahat banget, Tur?" tanya Lucy.

Fatur menghela nafasnya pelan. Cowok itu beranjak kemudian mengusap pelan pipi Lucy dengan lembut, "Lucy, aku udah gak bisa sama kamu lagi," kata Fatur.

"Tapi kenapa? Aku salah apa, Fatur? Sebelumnya kita baik-baik aja, 'kan?" tanya Lucy seraya menggenggam erat tangan besar milik Fatur.

"Kepercayaan kita beda. Kita gak bisa sama-sama."

Jujur, Fatur memang mencintai Lucy. Lucy adalah gadis yang berhasil menyembuhkan hatinya ketika kehilangan Dena dulu.

Namun sayangnya, kepercayaan Fatur dan juga Lucy berbeda.

Fatur juga bingung dengan perasaannya sendiri. Di satu sisi, ia masih menginginkan Dena kembali. Di sisi lain, Lucy juga menempati hati Fatur saat ini.

"Kamu cinta sama aku?" tanya Lucy.

Fatur diam.

"Jawab, Fatur." Lucy nyaris menangis.

Fatur menarik gadis itu ke dalam pelukannya. "Aku cinta sama kamu, Lucy."

Tanpa Fatur sadari, Dena berdiri di ambang pintu. Gadis itu menyentuh dadanya sendiri.

Ia tersenyum miris kemudian memilih kembali pergi meninggalkan ruangan Fatur.

Fatur beralih melepas pelukannya, "Tapi itu dulu. Maaf," kata Fatur.

"Kita jalanin hidup masing-masing, ya? Kamu bisa bahagia tanpa aku, Lucy," sambungnya.

Ya ... Fatur tahu siapa pemilik hatinya sekarang.

***

"Den, saya mau minta maaf soal tadi."

Dena yang baru saja membereskan berkasnya, langsung mengalihkan pandangannya pada Fatur. "Gak papa, Pak," jawab Dena.

"Saya lagi kacau banget, Den. Adik saya mau menikah," ujar Fatur.

Dena membulatkan matanya. Gadis itu mendongak menatap Fatur, "Maksud Bapak--Ara?" tanya Dena.

"Ya. Kamu jangan geer, saya cerita karna kamu bukan orang baru di hidup saya," ujar Fatur.

"Udahlah. Saya mau pulang. Kamu pulang sama siapa?" tanya Fatur.

Dena melirik jam di tangannya, "Saya naik angkutan umum aja, Pak," jawab Dena.

"Bareng saya."

"Hah?"

"Pulang bareng saya."

"Tapi---"

"Jangan geer kamu! Saya nawarin kamu karna saya ngerasa beban saya hilang sedikit setelah cerita sama kamu," ujar Fatur.

Dena menghela nafasnya kemudian menganggukan kepalanya pelan.

Fatur langsung berjalan mendahului Dena. Gadis itu berjalan di belakang Fatur seperti biasanya.

Saat sampai di parkiran, Dena dan Fatur masuk ke dalam mobil.

"Saya mau tanya sesuatu."

"Kenapa, Pak?"

"Hadiah yang cocok buat cewek kaya Lucy, apa ya, Den?"

Dena membuang arah pandangnya. Mengapa ia panas sendiri?

"Perhiasan mungkin."

Fatur menganggukan kepalanya, "Hadiah yang cocok buat cewek tomboy, tukang banting orang, bagusnya apa, Den? Samsak?" tanya Fatur.

Dena mengalihkan pandangannya pada Fatur. Tanpa di duga, Fatur meraih tangan Dena dan menggenggamnya. "Gue masih sayang sama lo, Den."

TBC

Ada yang nunggu kang patur?:v

Ada yang ingin di sampaikan untuk

Dena

Fatur

Lucy

See u next part!<3

Kalau rame nanti malem up lagi:v

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro