Jonas Jonasson - The Girl Who Saved The King of Sweden

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

Jangan ngira penulisnya orang Sunda ye. Mentang-mentang semua orang dengan nama diulang selalu identik dengan orang Sunda.

Yup, lupakan lelucon garing ini. Kita bakal bicarain soal buku ini lebih lanjut.

Buku ini salah satu buku yang gak sempet ane beli waktu kunjungan ke Mizan dulu. Ane inget waktu itu pengen beli buku ini di tahun 2017, tapi gak kesampean mengingat budget terbatas. Akhirnya ane cuman beli beberapa buku dari seri Anne of Green Gables yang kebetulan aja adadi  pojok diskon Mizan. Yup, ane nemu buku ini bermula dari toko buku diskon yang ada di seberang kantor Mizan.

Akhirnya ane bisa beli buku ini setelah tiga tahun lamanya. Rupanya buku ini mengalami cetak ulang pada tahun 2018.

Warna sampul aslinya jauh lebih cerah daripada di foto.

Apakah penantian ane selama tiga tahun terbalaskan dengan kualitas dari novel ini?

Sedikit Cerita

Buku ini absurd banget! Serius. Salah satu hal yang bikin ane tertarik buat beli ini karena judulnya yang absurd.

sampul versi iPusnas yang gak beda sama aslinya

Buku ini sesuai judulnya yang absurd. Isinya memang lawakan absurd dan berbalut satir.

Semua bermula dari Nombeko Mayeki, seorang buta huruf asal Soweto, salah satu distrik kumuh di Afrika Selatan. Cerita ini bermula dari masa kecil Nombeko sebagai petugas pembersih WC. Ia memang buta huruf, tapi punya kecerdasan dalam menghitung. Hal ini pun akan mengubah nasibnya pada bab selanjutnya.

Perjalanan Nombeko berlanjut dengan pertemuannya dengan seorang pria genit yang memperkenalkannya pada membaca dan buku. Ia lalu mati meninggalkan gundukan berlian di rumah bahkan gigi palsunya. Nombeko membawa berlian itu dengan menyimpannya pada jaket lama si genit lalu dijahit rapi.

Nombeko pun pergi ke Perpustakaan Pretoria untuk membaca. Sayangnya, tubuhnya terlindas mobil insinyur pemabuk yang lulus dengan nilai "dikatrol" dan hasil sogokan. Ia pun akhirnya tinggal di rumah si insinyur setelah sedikit drama yang membuatnya bekerja pada insinyur itu selama sembilan tahun.

Masalah pun bermula berkat kecerobohan si insinyur yang salah hitung dan membuat bom atom ketujuh yang seharusnya tidak ada. Nombeko terpaksa meninggalkan Afrika Selatan menuju Swedia dan harus berurusan dengan Mossad, agen rahasia Israel. Masalah absurd pun muncul silih berganti selama petualangannya di Swedia.

Ceritanya memang absurd dan membuat kepala ane pening di bab-bab pertama cerita. Mungkin karena latar ceritanya berpindah-pindah dalam waktu singkat. Pertama dari Pier du Toit lalu Nombeko, lalu berpindah lagi pada si genit, lalu berpindah lagi pada Ingmar Qvist, dan akhirnya kembali pada Nombeko.

Awal cerita yang kacau itu untungnya tertolong berkat pembawaan cerita yang menarik di tangan penerjemah di samping cerita yang mengalir. Ane sempet males lanjut cerita ini di bab 4. Namun, anehnya malah gak bisa berhenti setelah bercerita soal Nombeko dan insinyur pemabuk.

Justru keanehan cerita ini yang membuatnya menarik.

Cerita Absurd nan Segar

Tokoh utama cerita ini lebih berfokus pada Nombeko dan sepasang kembar bernama sama (bedanya cuman Satu dan Dua yang sering disebut dalam narasi).

Ane sempet kepoin penulisnya di internet dan Goodreads. Rupanya penulisnya itu mantan jurnalis. Banyak momen bersejarah yang muncul dalam cerita ini. Contohnya saja soal Nelson Mandela di awal cerita.

Lucunya, cerita seakan-akan memang terjadi di masa itu tanpa terkesan ngehalu. Contohnya saja hubungan antara Nombeko dan seorang pejabat asing di Afrika Selatan yang kelak jadi presiden Cina.

Tokoh-tokoh dalam cerita ini gak kalah absurdnya dengan cerita.

Ingmar Qvist yang terobsesi dengan raja lalu mendadak jadi ekstrimis setelah kepalanya digetok raja.

Insinyur karbitan yang doyan minum Klipdrift sama ngejoki sama Nombeko.

Raja Swedia yang kelakuannya gak bener. (dan itu diaminkan sama cucunya sendiri)

Si kembar Holger yang salah satu keberadaannya dianggap tidak ada. Kok bisa ya? Apa tetangga sama sekolahnya gak curiga?

Seorang anarkis yang demo menentang bapaknya sendiri.

Seorang pembuat tembikar yang stres gara-gara kabur dari perang Vietnam.

Kembar tiga Cina, yang juga pernah bekerja bersama Nombeko di rumah insinyur pemabuk, spesialis peniru barang dinasti Han.

Kedua agen Mossad yang terus mengejar Nombeko dan bom atomnya.

Bahkan ada seorang bangsawan terbuang yang menjadi petani kentang.

Semua karakter itu memang absurd (yang waras cuman tiga: Nombeko, Dua, dan perdana menteri) dan seakan gak nyambung satu sama lain. Semuanya terhubung berkat keberadaan bom atom yang mendarat di Swedia dengan sandi "daging antelop".

Narasi yang mengalir membuat kejadian absurd itu mudah dinikmati sampai beres. Sayangnya, humor dalam buku ini tidak stabil. Ane banyak ketawa di bab awal cerita, tapi proporsi humornya semakin menurun menuju akhir. Meskipun ada bagian serius sekalipun, seharusnya buku humor masih bisa membuat kita tersenyum sampai halaman terakhir habis.

Untung saja, keabsurdan Satu dan si anarkis, yang belakangan diketahui bernama Celestine, itu sedikit menolong. Keduanya memang biang kerok pada paruh kedua cerita. Ada saja tingkah mereka yang membuat ane mengurut dada di samping berhasil bikin ane nyengir.

Tidak ada buku yang sempurna bahkan buku humor sekalipun. Namun, ada beberapa hal yang bisa diambil dari cerita ini.

Kesalahan kecil bisa berdampak bagi kehidupan seseorang.

Contohnya Ingmar Qvist. Memang caranya ingin bertemu dengan raja itu terbilang aneh dan maksa. Tapi, bukan berarti itu menjadi pembenaran bagi sang raja untuk memukulnya dengan tongkat hingga kepalanya benjol.

Ingmar yang sakit hati pun membalas dendam dengan ingin menggulingkan raja dan mendidik anaknya (baca: Satu, soalnya Dua gak dianggep) untuk meneruskan perjuangannya.

Coba kalo pendekatan si raja jauh lebih diplomatis. Rasanya pun mustahil. Mengingat cucunya aja bilang (baca: raja selanjutnya) bilang raja itu orangnya agak-agak gak beres.

Selain itu, ane nemu trik perkalian yang bagus dari Nombeko. Trik itu berlaku buat perkalian angka yang mendekati 100. Mungkin ane bakalan bagiin trik ini di tempat lain.

Cukup segini cerita ane soal buku ini. Ane emang menikmati penceritaannya secara garis besar. Sayangnya buku ini bukan buku terbaik dari semua buku humor yang pernah ane baca.

Lagipula ane gak nyesel punya buku ini. Toh belinya juga pas diskon pas 12.12 kemaren. Jadi, gak rugi amet.

Pernahkah temen-temen pengen beli buku tertentu, tapi pas dibaca isinya gak sesuai harapan?

Apa yang temen-temen lakuin terhadap buku itu?

Ane pengen banget denger cerita temen-temen soal ini. Kali aja ada yang senasib.

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro