My Friend

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

Seperti biasa hari ini Ocha bangun pukul 4 pagi. Ya, begini lah suasana rumahnya. Mau sepagi apapun Ocha bagun tetap saja kedua orang tuanya tidak pernah punya waktu sebentar saja untuk Ocha.

Ocha segera bangkit dan menuju kamar mandi. Dia memutuskan untuk sarapan terlebih dahulu. Kalo bisa jujur, Ocha lebih baik makan di warteg saja dari pada di rumah.

Di atas meja makan sana keadaan nya masih sama. Hanya ada roti, susu dan berbagai macam selai.

Ocha bosan. Hampir setiap hari dia sarapan hanya dengan roti. Dia berharap, sang mama memasakannya sarapan walaupun hanya nasi goreng.

"Huft...," Ocha mendesah lelah. Dia berbalik menuju kamarnya lagi. Seketika nafsu sarapannya hilang.

"Non!" Panggil seorang wanita paruh baya.

"Eh bi. Kenapa?" Tanya Ocha pada Bi Ita. Dia adalah wanita yang mengasuh Ocha dari masih bayi.

"Non ga sarapan? Kenapa balik lagi ke kamar?" Tanya Bi Ita.

"Mau bibi masakin nasi goreng non?" Usul wanita itu. Yang di sambut anggukan dan senyuman oleh Ocha.

Dan setelah itu Bi Ita segera menuju dapur.

Bahkan, dia yang gak ada hubungan darah sama gue aja masih peduli. Mama gue apa kabar? Batin Ocha.

###

Ocha melangkahkan kakinya menuju kelas barunya. Yap! Kelas baru, karna kini dia sudah naik ke kelas 3 SMA.

"HELLO EVERYBODY!!" teriak Ocha sesampainya di kelas XII-MIPA.

"Jih dateng-dateng ngerusuh. Ga jelas lo," ucap seorang laki-laki yang sedang sibuk dengan ponselnya. Dia Arthur.

"Hih, sirik aja lo," dan setelah itu Ocha langsung pergi menuju kursinya.

"Lis.. Lisa... Lis.. Lisa... Lis.. LISAAAA!" teriak Ocha tepat di kuping Lisa.

"Apaan sih ca! Ganggu tau ga," protes Lisa.

Lisa. Nama lengkapnya Monalisa Cantara. Sahabat Ocha dari kelas XI.

"Ih yaudah. Padahal mau ngasih tau info tentang gebetan lo tadinya, tapi berhubung lo nya jutek ga jad-"

"Eh eh! Ocha cantik deh. Cantik banget sih hari ini," perkataan Ocha langsung di potong oleh Lisa.

"Eh Ocha cantik deh. Cantik banget sih hari ini," Ocha mengulang perkataan Lisa dengan menirukan suaranya.

"Dasar ada maunya doang lo!" Ucap Ocha sambil menoyor dahi Lisa.

"Tadi katanya mau cerita tentang gebetan gue. Kenapa dia? Adit kenapa?" Tanya Lisa dengan antusias.

"Noh gebetan lo. Katanya sih udah putus sama pacarnya yang Nita itu loh namanya," jawab Ocha dengan sekenanya.

"HUAA!! DEMI APA? Gue harus sujud syukur Ca!" Ujar Lisa sambil berlompat kegirangan.

"Nih. Mending sujud di kaki gue," gurau Ocha sambil menyodorkan kakinya.

"Ogah!" Jawab Lisa.

"Lagian lo tuh aneh ya Lis. Udah punya pacar tapi masih aja suka sama yang lain," ucap Ocha sambil menggelengkan kepala.

Ya! Sebenarnya Lisa sudah memiliki kekasih. Tapi tetap saja dia bisa menyukai laki-laki lain. Karna, pacarnya ga satu sekolah sama Ocha dan Lisa. Tapi rumah mereka hanya terhalang beberapa rumah.

"Gapapa sih. Candranya ga tau ini kan. Jadi gue masih aman," jawab Lisa dengan penuh percaya diri.

"Yeu. Putus aja lo baru tau rasa deh," ujar Ocha.

"Gapapa sih. Kalo gue putus kan masih ada Adit." mendengar ucapan Lisa, Ocha hanya bisa menggelengkan kepala.

###

Ocha sedang berjalan menuju kantin. Hari ini pembelajaran belum berjalan dengan efektif karna ini masih terbilang suasana liburan. WAHAHAHA (ketawa jahat).

"Abis ini bu Tina mau masuk kelas kan ya?" Tanya Lisa.

"Hooh, katanya sih mau ngatur tempat duduk," jawab Ocha.

"Pokoknya gue ga mau sama Rendra. Titik," protes Lisa.

"Jih. Kenapa ngomong sama gue? Bilang aja sana ke bu Tina," ujar Ocha.

"Huft." Lisa mendengus pelan.

Istirahat kali itu Ocha dan Lisa menghabiskan waktunya untuk mengisi energi. Alias makan.

Kringg!!

Bel tanda berakhirnya istirahat berbunyi. Ocha dan Lisa segera menuju kelas.

"Ibu mau ngatur tempat duduk kalian menjadi cewek cowok," ucap Bu Tina sesampainya dia di kelas XII-MIPA.

"Yah.. Ibu, saya pokoknya ga mau sama Rendra bu!" protes Lisa.

"Lagian siapa juga yang mau sama lo hah?!" Balas Rendra.

Ocha, Arthur, Lisa dan Rendra bisa dibilang sudah berteman sejak naik ke kelas XII. Mereka sering mengerjakan tugas dan semua PR bersama. Tapi entah mengapa hanya Lisa dan Rendra yang kurang akur. Padahal jika ada tugas mereka langsung saling bekerja sama tanpa adanya kompromi.

"Heh! Ko malah ribut sih!" Tegur Bu Tina.

"Kita mulai ya," ucap Bu Tina.

"Perasaan gue ga enak nih Ca," ujar Lisa.

"Lisa... Duduk sama Rendra. Arthur duduk sama Rihana," ucap Bu Tina yang sukses membuat mata Lisa melebar.

"Kan! Gue bilang juga apa!" Dengan terpaksa Lisa melangkah kan kakinya menuju baris paling pojok.

"Minggir gue mau duduk di pojok!" Ucap Lisa dengan Nada ketus.

Duh elah masih aja berantem.  Batin Ocha

"Siapa yang namanya belum di sebut?" Tanya Bu Tina.

"Saya!" Reflek Ocha mengangkat tangannya.

"Oh kamu duduk sendiri dulu ya untuk sementara," perintah Bu Tina.

Huft.. Nasib jomblo gini deh. Batin Ocha.

Ocha kini duduk di depan kursi Arthur di barisan ke dua pojok kiri kelas. Mau tidak mau dia harus duduk sendiri untuk sementara.

Jarak antara kursinya dan Lisa sangat jauh. Lisa ada di pojok kanan kelas sedangkan Ocha di pojok kiri kelas.

Gue berharap dapet temen sebangku secepatnya. Kalo gini terus berasa jones banget gue. Batin Ocha.

Dari kursi Ocha, dia masih bisa melihat wajah kesal Lisa yang sedari tadi terus saja berdebat dengan Rendra.

- gue jamin suatu saat nanti pasti kalian bakalan butuh satu sama lain-







Haii readers ter tjintah💜💜
Ketemu lagi dengan saia pacarnya baekhyun, istrinya bam bam dan sekaligus jodohnya kim namjoon.
WAHAHAH (ketawa jahat)

Sebagian chapter ini ada yang bener bener real terjadi. Namanya juga ada sebagian yang nyata. Dan sebagian saya samar kan.

So, minta voment nya ya.
Voment mu sangat berarti untuk ku.
Eakk (akue baper sendiri)😂😝

Babay.
Muach

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro