26. Susu Rasa Moka

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

Joseph tidak sedikit pun merasakan kebohongan. Kalimat yang diucapkan oleh Be Sick bermakna sebenarnya. Jikalau ingin menyerangnya, dia tidak mungkin masih bersikap santai seperti itu. Walaupun menaruh curiga, Joseph tidak bisa menyerang lebih dahulu iblis yang tidak melakukan kekacauan apa pun. 

Menurunkan kedua kaki dari atas sofa. Duduk dengan mengangkat kaki kanan ke atas paha kiri. Be Sick menepuk area sofa di sebelah kanannya dan menatap Joseph dengan tersenyum.

“Duduklah.”

Sebagai pemilik apartemen, diperintah seperti itu menciptakan sedikit rasa kesal. Tamu tak diundang datang menyelinap dan meminta pemilik rumah untuk duduk adalah sesuatu yang menjengkelkan bagi siapa saja. Namun, Joseph sedang tidak bergairah untuk mengomentari ketidaksopanan Be Sick. Dia memilih untuk duduk sesuai dengan apa yang diminta olehnya.

"Apa yang ingin kau perbincangkan denganku? Terakhir kali kita berbincang, kau memberikan sebuah peringatan yang membuatku bingung.”

“Apa kau sudah mengetahui alasan kenapa tidak boleh percaya sepenuhnya dengan OPMA?”

Tipikal jawaban yang tidak disukai. Pertanyaan dibalas dengan pertanyaan juga. Joseph baru tahu kalau iblis juga kebiasaan yang hampir sama dengan manusia.

“Belum. Sejauh ini tidak ada yang mencurigakan di mataku.”

Be Sick mengeluarkan sebuah kotak kardus berukuran kecil dari balik jaketnya. Warna merah dominan menyelimuti kemasan kardus. Membukanya dan mengambil sebuah biskuit berbentuk seperti sumpit yang dilumuri cokelat tiga peremepat bagian.

“Apa pendapatmu tentang tiga iblis terbuang?”

Tek! Suara patahan biskuit terdengar. Tatap mata Joseph terfokus pada laki-laki yang dengan santainya mengemil di tengah perbincangan serius.

“Pendapatku? Mengenai apa?”

“Mengenai kehidupan mereka tentunya.”

“Bagiku, mereka memiliki kehidupan yang unik. Iblis adalah makhluk yang sangat membenci manusia, begitu pun sebaliknya. Namun, mereka bertiga menunjukkan kalau kehidupan di antara dua makhluk yang berbeda juga bisa terjalin. Meski tidak memiliki akhir yang indah, mereka cukup membuat manusia percaya kalau hubungan semacam itu nyata adanya.”

Jawaban paling realistis yang bisa diberikan. Ada banyak pilihan jawaban, namun yang paling aman untuk didengar telinga Be Sick hanya itu menurut Joseph. Baru mulai berbincang sudah memulai pertengkaran bukanlah sesuatu yang bagus.

Be Sick mengulurkan makanan ringan miliknya kepada Joseph seakan ingin memberikan penghargaan atas jawabannya tersebut. Karena berbahan cokelat, jelas tawaran itu diterima Joseph dengan senang hati.

“Kalau kau bisa berkata seperti itu, artinya kau pasti sudah memahami kenapa mereka bertiga disebut dengan iblis yang terbuang.”

Jujur Joseph belum mengetahui kenapa mereka disebut seperti itu. Ketiganya memiliki kisah yang bisa dibilang memilukan, namun hal itu tidak bisa dijadikan alasan mereka disebut sebagai yang terbuang.

“Iblis yang mencintai manusia tidak pantas bersama dengan iblis lainnya. Begitu yang para kaumku katakan.”

Terjawab dalam satu kalimat. Alasan mereka disebut sebagai yang terbuang, karena menolak untuk membenci manusia. Namun, hanya dua dari mereka yang memenuhi syarat.

Joseph sangat mengingat bagaimana kisah Be Sick yang belum lama ini disampaikan oleh Clarine. Apalagi Be Sick juga pernah menyampaikan kalau dirinya sudah menyebabkan berbagai kekacauan dan sudah bosan melakukannya. Hal semacam itu jelas bukan rasa cinta terhadap manusia.

“Kenapa kau juga masuk ke dalam kategori iblis yang terbuang? Kau sudah menciptakan banyak kekacauan di masa lalu. Bukankah itu sudah layak membuatmu dianggap sebagai iblis sejati?”

Tawa Be Sick terdengar pelan. Detik demi detik semakin kencang. Dia sampai menutup mata dengan tangan dan menggelengkan kepala. Terbukti bahwa ucapan Joseph sangat lucu bagi gendang telinganya.

“Andaikan para iblis itu punya pemikiran yang sama denganmu, aku pasti sudah dianggap sebagai iblis sejati sejak lama. Aku tidak menyangka kalau kata-kata semacam itu bisa keluar dari mulutmu.”

Masih tidak memahami. Mencoba mengulang kembali ucapan di dalam hati, namun letak lucu tidak ditemukan oleh Joseph. Bukan pertama kalinya dia tidak memahami selera humor makhluk astral.

Menghentikan tawa, namun tetap mempertahankan senyuman. Be Sick mengeluarkan sesuatu dari dalam balik jaketnya dan memberikannya kepada Joseph.

“Aku berikan ini untukmu sebagai bentuk apresiasi dariku.”

Makanan ringan yang sama persis seperti yang tengah dimakan oleh Be Sick. Meski belum mengerti, Joseph tetap menerimanya. Mengikuti kemauan yang masih belum jelas terlihat ujungnya.

Be Sick kembali menikmati camilannya. Tidak menjelaskan maksud dari tawa dan pemberiannya. Jelas hal itu membuat Joseph jengkel dan langsung menegurnya.

“Tidak mau menjelaskannya? Apa maksud dari tawa dan pemberianmu ini?”

“Kalau aku mendapatkan pengakuan sejak awal, lalu buat apa aku menciptakan kekacauan lainnya? Aku melakukannya agar mereka melihat. Agar mereka menyadari kalau Ananta Kusuma adalah iblis yang tidak sepantasnya dibuang. Dia tidak salah, aku yang salah.”

Meremas kardus camilan dan membakarnya sampai tak tersisa. Sebatang biskuit yang tersisa di tangan, dihabiskan dengan cara yang anarkis oleh Be Sick.

Sadar telah tanpa sengaja menciptakan suasana canggung dan mengubah suhu menjadi panas, Joseph memperbaikinya dengan membuka camilan miliknya dan menawarkannya ke hadapan Be Sick. Cara itu ternyata cukup ampuh. Be Sick mengambil sebatang biskuit, walaupun tidak menatapnya balik. Untuk merendahkan suhu kembali, ada baiknya dia membahas hal-hal yang sederhana.

“Apa kau sudah memusnahkan semua buku salinan yang berisi kontrakmu?”

“Belum semuanya. Aku masih merasakan keberadaan mereka di berbagai tempat. Orang yang membuat salinannya telah lama meninggal, jadi aku tidak bisa melampiaskan kekesalanku.”

“Lagipula, kenapa bisa ada buku semacam itu? Orang yang membuatnya pasti punya pengetahuan yang mumpuni tentang kaum iblis. Menciptakan simbol magis untuk  memanggil iblis sekelasmu bukan perkara mudah.”

Memalingkan wajah. Be Sick tangkut tertangkap basah. Pelaku yang membuat buku asli berisi kontraknya adalah dirinya sendiri. Semakin banyak yang meminjam kekuatannya untuk melakukan hal buruk, semakin kacau dunia. Berita bagus untuk nama baik Ananta Kusuma yang merupakan iblis tercantik.

“Iya, aku setuju denganmu. Orang yang membuatnya pasti sangat cerdas. Aku rasa orang yang membuat salinan masih satu keturunan dengan pembuat aslinya. Aku akan mulai mencari mereka saat ada waktu nanti.”

Iblis ternyata memiliki kesibukan. Joseph baru mengetahui hal itu. Dia pikir, mereka hanyalah makhluk astral yang tidak punya pekerjaan. Hanya bekerja pada saat manusia ingin meminjam kekuatan mereka saja. Untuk melakukan hal yang sangat mudah seperti itu sampai harus mencari waktu luang terlebih dahulu.

Suasana canggung sudah berhasil dimusnahkan. Be Sick juga terlihat lebih santai dibanding sebelumnya. Waktunya bagi Joseph untuk mencoba menanyakan sesuatu yang serius. Meski masih tidak bisa menghilangkan rasa curiganya, dia ingin percaya bahwa Be Sick mungkin mengetahui sesuatu mengenai Moz dan Rizky. Mengingat dirinya dan Moz selalu bertarung di masa lalu.

“Apa kau mengetahui laki-laki yang dikenal sebagai ‘Pak Rizky’ di OPMA?”

Menoleh sejenak. Tersenyum dan menyandarkan badan. Be Sick mulai menyukai arah pembicaraan yang sedang dikemudikan Joseph saat ini.

“Iya, aku mengenalnya. Dia sepuluh kali lipat lebih kuat dari Clarine di masa jayanya. Dan, dia juga satu-satunya manusia yang bisa menyeimbangiku.”

Be Sick tidak mengikutsertakan Moz dalam ucapan bisa menyeimbanginya. Itu berarti, tanpa Moz pun bisa jadi Rizky sudah sangat kuat. Apa hal itu bisa dijadikan alasan kenapa Moz juga memilihnya, Joseph sendiri belum bisa memastikan.

“Sayangnya, Rizky adalah manusia. Waktu yang dia miliki tidaklah banyak. Kalau saja dia masih ada, aku pasti tidak akan sebosan sekarang.”

“Apa benar dia meninggal karena komplikasi penyakit yang disebabkan oleh dampak dari kutukan?”

“Kenapa? Kau takut mati dengan cara yang sama?”

Terkejut. Ucapan dan cara Be Sick menatap membuat tangan Joseph sedikit bergetar. Tidak bisa membantahnya sama sekali. Terlambat menyadari kalau hal itu mungkin saja menjadi salah satu penyebab kegundahannya selama ini.

“Aku tidak bisa bilang tidak memikirkannya, namun ada yang lebih menggangguku dibandingkan hal itu. Yakni, hubungan antara dia dan Moz.”

“Apa maksudmu?”

“Aku tahu makhluk astral tidak memiliki perasaan secara sempurna layaknya manusia. Tetapi, bukan berarti mereka tidak memiliki perasaan sama sekali. Aku mengira Moz masih merasakan kehilangan. Jika Yebel saja masih setia sebagai sahabat Clarine sampai detik ini, bukan tidak mungkin Moz juga merasakan hal yang sama kepada Rizky. Dia menghilang sejak kemarin saat Clarine menyebutkan nama Rizky di hadapannya.”

Arah pembicaraan mulai menuju ke jalan yang menyenangkan. Be Sick seperti dibawa ke tempat makan paling enak saat sedang kelaparan. Sulit untuk tidak tersenyum setelah mendengarkan hal itu. Tidak menyangka kalau Clarine ternyata bergerak lebih cepat dari perkiraannya.

“Aku akan memberikan informasi mengenai hal itu, tetapi tampaknya tenggorkanku terasa kering setelah makan cukup banyak stik biskuit tadi.”

Tanpa berbasa-basi, Joseph langsung berjalan menghampiri kulkas. Namun, langkah kakinya terhenti saat tangan kanan Be Sick memegang pahanya.

“Susu rasa moka. Aku sudah mencarinya di kulkasmu tadi, tetapi tidak ada.”

Menerobos masuk secara diam-diam, berbaring di sofa panjang menggunakan sepatu, dan sekarang memeriksa isi kulkasnya. Be Sick telah berhasil membuat Joseph kehabisan kata-kata. Untung saja tamu kurang ajar itu iblis. Wajar kalau tindakannya tidak beretika.

“Oust.”

Joseph pergi dan kembali dalam lima menit. Membawa sekotak susu ukuran 250 mililiter sesuai rasa yang diminta dan sekaleng kopi rasa mokacino. Memberikan susu untuk Be Sick dan duduk kembali di tempatnya.

“Terima kasih. Pilihanmu tepat membeli kopi rasa mokacino. Di kulkasmu sudah tidak ada rasa itu.”

Seberapa banyak yang kau lihat? Ingin bertanya seperti itu, namun Joseph takut yang keluar bukan kata-kata, melainkan pukulan tangan kanan sekuat tenaga.

“Ah, enaknya. Moka adalah rasa terbaik. Kalau kau suka rasa apa, Joseph?”

“Aku tidak suka susu.”

“Eh? Sejak kecil kau minum kopi?”

Sudah jelas Joseph mengatakan tidak suka, bukan tidak pernah. Pertanyaan yang sepatutnya tidak perlu ditanggapi sama sekali. Meski sedikit jengkel, di sisi lain dia bersyukur Be Sick menanggapinya dengan guyonan. Perlu menggali masa lalu untuk menjawab alasan di balik kenapa dia tidak suka susu.

“Kau sudah mendapatkan minuman yang kau mau. Sekarang mulailah beritahu informasi yang ingin kau berikan.”

“Manusia memang tidak pernah sabar.”

Meletakkan susu yang masih tersisa setengah di lantai dekat kakinya. Mengubah posisi menghadap Joseph dan menaikkan kaki kanan ke atas sofa dalam posisi menekuk. Be Sick ingin pembicaraan berlangsung dengan santai, meski apa yang keluar dari mulutnya bisa dibilang cukup serius.

“Moz adalah Djinn pada umumnya. Ketika pemiliknya meninggal, maka dia akan pergi mencari wadah yang baru. Sebelum bertemu dengan Rizky, Moz tidak pernah ada dalam potensi maksimalnya. Dia dan para wadahnya yang terdahulu tidak pernah bisa mengimbangiku. Bukan karena wadahnya tidak kuat, namun karena Moz tidak meminjamkan seluruh kekuatannya.”

Hampir berpikir bahwa kekuatan Rizky lah yang menjadi penyebabnya, namun ternyata penyebabnya ada pada kemauan Moz. Sebuah pengetahuan baru bagi Joseph. Selama ini dia bisa dengan leluasa menggunakan kemampuan Djinn yang pernah dimakan oleh Moz, meski syarat penggunaan mereka masih harus dibayarnya.

“Moz memilih manusia yang dia rasuki bukan dari kekuatannya secara fisik, namun kekuatannya secara mental. Hanya Moz satu-satunya Djinn di dunia ini yang bisa menggunakan kemampuan Djinn yang sudah dimakannya, karena memang itulah kemampuan khususnya. Pada dasarnya Djinn-Djinn itu hidup di dalam tubuhnya, bukan benar-benar mati. Keberadaan mereka menjadi satu kesatuan dengannya. Kau bisa bayangkan betapa beratnya beban mental yang harus ditampung oleh wadahnya.

“Menemukan wadah yang kuat secara mental mungkin perkara mudah untuknya, namun menemukan kehidupan kelam yang menarik perhatiannya adalah sesuatu yang sulit. Dia punya selera aneh yang tidak aku mengerti. Padahal, semua wadahnya punya kehidupan yang keras dan menyedihkan. Alasan kenapa dia tertarik dengan Rizky sampai saat ini belum aku ketahui secara pasti. Yang jelas, kau adalah cerminan dari Rizky.”

Salah satu dari rasa penasaran terjawab. Joseph akhirnya memahami kenapa dia bisa menggunakan kemampuan Moz dengan leluasa. Dari penjelasan itu pula dia memahami bahwa ikatan antara Moz dan Rizky sangat kuat. Menjelaskan tentang siapa sebenarnya Rizky mungkin saja sesuatu yang tidak ingin dibicarakannya.

“Aku rasa kau tidak perlu khawatir soal Moz yang menghilang. Mungkin saja dia terlalu asyik menikmati dunia di dalam tubuhnya. Selama masih bisa menggunakan kemampuannya, tidak masalah, bukan?”

Hal itu memang benar, namun Moz juga merupakan teman bicara bagi Joseph. Keberadaannya membuat hari-hari terasa lebih ramai.

“Aku sudah memberi informasi sesuai janjiku. Seperti biasa, aku akan menghadiahimu sesuatu karena sudah memberikanku susu rasa moka.”

Be Sick mengulurkan tangan. Ibu jari dan telunjuknya dalam posisi seperti menjepit sesuatu. Tangannya bergoyang dari atas ke bawah secara berulang, sampai akhirnya selembar kertas terlihat sedikit demi sedikit.

“Ini adalah foto seseorang yang mungkin berharga bagimu.”

Menerima foto yang diberikan dan membaca tulisan yang tertera di dalam hati. Tertulis, “20 Februari 2017.” Lima tahun yang lalu. Ketika membalik foto tersebut, kedua mata Joseph membelalak. Menatap Be Sick kembali dengan cepat.

“Sampai jumpa lagi, Joseph.”

Melembaikan tangan dan menghilang. Be Sick lari dari tanggung jawabnya untuk menjelaskan. Meninggalkan Joseph dengan seribu tanda tanya di kepala.

“Berharga bagiku?"

Perempuan yang ada di foto itu sangat mirip dengan Safira.

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro