54. Profesional

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

Lucas refleks beranjak dari duduknya dan menghampiri Linden yang tengah memainkan pedang. Ia langsung menahan tangan adiknya itu.

"Fiona tidak pernah membahayakan keluarga kita! Seharusnya, kau juga tahu itu. Kau mengenalnya dengan baik, bukan?" Lucas berusaha membela. Namun, tatapan mata Linden menunjukkan bahwa ia sudah bertekad akan menghabisi Fiona.

"Itu dulu, sebelum aku tahu kalau banyak kebohongan yang telah terjadi. Dia bukan Fiona Nayesa, si gadis desa yang seharusnya tak bisa baca tulis! Bisa saja, Fiona yang sekarang ini adalah orang lain yang sedang menyamar!"

Lucas tidak berkutik. Perkataan Linden ada benarnya. Pertahanannya melemah. Pergelangan tangan Linden bisa bergerak kembali setelah dicengkeram cukup lama. Linden menatap kakaknya tajam. "Kalau kau tidak berani bertindak, biar aku saja!"

"Aku yang akan bertanggung jawab!" cetus Lucas tiba-tiba. Matanya berkilat memandang adiknya. "Biar Fiona yang menjadi tanggung jawabku. Akan kuselidiki dia lebih lanjut. Apa pun yang terjadi, biar aku yang mengatasinya!"

Linden menyadari, ada kesungguhan dalam tatapan Lucas. Sang kakak bersikeras membela hingga napasnya terdengar menderu. Pergelangan tangan Linden kembali dicengkeram sangat kuat.

"Fiona adalah urusanku!" tegas Lucas.

"Apa yang berani kau pertaruhkan demi gadis itu, andai dia benar bermasalah?" tanya Linden, menantang Lucas. Hal itu membuat kakaknya terdiam kembali.

Namun, dalam sekian detik Lucas menjawab, "Akan kupikirkan nanti! Yang jelas, kau menjauh darinya!"

Linden mendengkus. Ia menarik kasar tangannya yang dicengkeram Lucas. Lalu, Linden memasukkan kembali pedang ke sarungnya. "Sebaiknya kau ingat kata-katamu itu."

Si putra kedua Foxton meraba-raba pergelangan tangannya yang memerah. Linden memandang kakaknya gusar. "Kekuatanmu rupanya cukup besar. Padahal, sehari-hari hanya memasak!"

"Selain masak, Fiona juga memintaku terus berolahraga agar bisa menjaga stamina," terang Lucas singkat.

"Sepertinya Kakak juga harus kembali berlatih pedang. Kalau memang kau ingin melindungi gadis itu, kau harus memperkuat dirimu." Linden mengembus napas sejenak. Kemudian, menepuk pundak Lucas. "Ingatlah, kau adalah calon penerus Duke, sementara Fiona hanyalah rakyat biasa. Akan ada banyak orang yang menentang, termasuk Ayah."

"Ayah? Tapi, saat di kastel Dunhill, Ayah tidak mengatakan apa pun saat aku menolak perjodohan dengan keluarga Basset!"

"Benar, tapi bukan berarti beliau akan setuju bila Kak Lucas bersanding dengan rakyat biasa. Sebaiknya kau mencari cara agar tidak ada seorang pun yang berani menentangmu, ketika nanti saatnya kau memilih Fiona sebagai pasangan hidup."

***

Waktu makan malam tiba. Keempat anggota keluarga Foxton berkumpul untuk menyantap sajian dari sang koki istana. Alfred dan Sofia mengobrol tentang keadaan rumah dan pekerjaan. Sesekali, Linden ikut angkat bicara masalah pekerjaannya sendiri. Hanya Lucas yang terus diam, tak begitu berselera.

Lucas memikirkan bagaimana ia harus bersikap pada Fiona. Setelah semua fakta baru yang ia ketahui, tak mungkin Lucas mampu berdiam diri. Ia ingin bertanya pada Fiona langsung. Lucas ingin bisa percaya pada Fiona. Tapi, bagaimana caranya?

"Lucas."

"Iya, Ayah?"

Lucas menghentikan gerakan tangannya memotong daging di atas piring, lalu menoleh pada Alfred. Tampak pria tua itu telah selesai menghabiskan isi piringnya dan sedang mengelap mulut dengan celemek.

"Besok, keluarga Basset akan sampai di kota Warwick. Kau sambut dan temani mereka berkeliling kota."

"Apa?!"

Lucas tersentak. Ayahnya masih bersikap tenang seolah tak terjadi apa pun antara Lucas dan Renata. "Terutama ke restoranmu itu. Katanya, Renata Basset ingin sekali mencoba berkunjung ke sana."

"Tapi, Ayah, aku tidak ingin menemaninya! Apa Ayah lupa, kalau aku sudah menolak perjodohan dengannya? Aku tidak mau dijodohkan!" bantah Lucas keras.

Melihat putranya melawan seperti itu, Alfred langsung menatapnya tajam. Rahangnya mengeras dan kedua matanya membulat, menunjukkan ketegasan seolah ia bisa mengamuk kapan saja.

"Memangnya, apa yang salah dari Lady Renata? Dia cantik dan berbakat. Kalian akan sangat cocok dan menjadi pasangan yang serasi!" seru Alfred.

Namun, Lucas bersikeras. Ia sampai mengentak permukaan piringnya dengan garpu seraya berkata, "Tapi aku tidak mencintai dia! Andai aku masih seperti dulu, dia pasti juga tidak akan mau dijodohkan denganku!"

"Akan tetapi, kau sudah berubah, Sayang. Kau pantas mendapatkan seorang Renata Basset." Kali ini, Sofia ikut bicara dengan nada yang sangat lembut.

Lucas beralih pada sang ibu. Suaranya pun ikut melunak. "Tapi, aku tidak ada perasaan apa pun padanya, Bu."

"Tidak sedikit pun?" tanya Sofia sekali lagi, mengonfirmasi.

"Tidak. Sama sekali tidak," tandas Lucas. Sofia cukup terkejut mendengarnya, tetapi setelahnya beliau tersenyum.

Alfred mendengarkan percakapan antara Lucas dan istrinya saksama, kemudian mengembus napas panjang. "Begini. Sebenarnya, aku membicarakan hal ini bukan untuk menjodohkanmu kembali. Kau yang berhak mengambil keputusan masa depanmu, aku tahu itu."

Ayahnya meminum air putih di hadapannya sejenak, sebelum melanjutkan. "Namun, bagaimanapun juga, kau adalah calon penerus Foxton. Sudah sewajarnya, kau bersikap profesional, demi menjaga reputasi keluarga ini. Apa kau paham, Lucas?"

Lucas terdiam. Perkataan ayahnya ada benarnya. Memiliki hubungan baik dengan para bangsawan lain adalah salah satu tugas utama seorang Duke, agar integrasi wilayahnya tetap terjaga. Ia memang sangat membutuhkan gelar Duke demi satu tujuan yang sedang ingin diraihnya. Demi Fiona.

Lucas ingin mengangkat derajat Fiona, dari seorang gadis desa biasa, menjadi seorang Duchess. Lucas Foxton ingin memperistri Fiona Nayesa.

Sebagai seorang putra Duke, Lucas tidak memiliki kewenangan tinggi seperti sang ayah. Bila ia ingin bersanding dengan seorang gadis yang bukan bangsawan, akan ada banyak cemoohan di kemudian hari.

Namun, bila Lucas sudah memegang gelar Duke, kekuasaan ada di tangannya. Ia bahkan bisa mencanangkan pengumuman yang menyatakan, bahwa tidak ada yang salah dalam pasangan berbeda strata, selama keduanya saling mencintai.

Semua itu demi Fiona, sebelum Lucas tahu bahwa saat ini mungkin gadis itu bukanlah Fiona Nayesa yang seharusnya.

"Hanya menemani saja, bukan?" tanya Lucas mengonfirmasi.

Ayahnya mengangguk. "Kau jamu mereka dengan baik, layaknya seorang tuan rumah. County Baxshire memiliki sumber daya alam kayu yang sangat baik. Meski kau tidak bersanding dengan putri mereka, setidaknya jagalah hubungan agar tidak terjadi hal yang tidak diinginkan."

"Hal yang tidak diinginkan?" Kali ini, Linden ikut berbicara, setelah tadi cukup lama diam dan hanya ikut mendengarkan.

"Seperti yang kukatakan tadi, wilayah kekuasaan Basset cukup kaya akan sumber daya alam hutannya yang melimpah. Bila hubungan memburuk, mereka bisa saja memberontak, atau bahkan bergabung dengan Dukedom sebelah."

"Jadi, apa tidak masalah kalau Kak Lucas tidak berpasangan dengan Renata?"

"Beruntungnya, hubunganku dengan mendiang Leon Basset sangat baik saat beliau masih hidup. Aku yakin putranya, Alex, juga mewarisi sifat ayahnya yang selalu profesional dan memiliki harga diri yang tinggi. Kuharap, ia tidak mencampurkan masalah pribadi dengan politik."

Selesai makan malam, Lucas dan Linden kembali ke kamar masing-masing di lantai tiga, sementara Sofia dan Alfred ke kamar bersama di lantai dua. Sepanjang perjalanan melalui koridor, Sofia terlihat tak bisa menahan senyumnya. Hal ini akhirnya membuat Alfred bertanya-tanya.

"Ada apa, Istriku? Sejak makan malam tadi, kau terus tersenyum seperti itu."

Sofia tertawa kecil. "Tidak ada apa-apa, Suamiku. Aku hanya menyadari, kalau putra kita sudah dewasa."

"Apa maksudmu? Usia mereka memang sudah memasuki tahap dewasa, bukan? Bahkan seharusnya, mereka semua sudah bertunangan." Alfred mengernyit bingung pada sang istri.

"Kau tidak mengerti, Alfred!" Sofia lanjut tertawa. "Maksudku, Lucas. Tidakkah kau menyadari sesuatu mengenai dia?"

"Apa?"

Perlahan, Sofia mendekatkan mulutnya pada telinga sang suami, lalu membisikkan sesuatu.

"Putra kita, Lucas, sedang jatuh cinta."

***

Baca lebih cepat di Karyakarsa.com/ryby sampai TAMAT hanya Rp. 1000/bab! Tanpa download, tanpa apk, tanpa jeda iklan!

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro